Front Pembela Islam (FPI)

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Front Pembela Islam (FPI)


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Front Pembela Islam (FPI) merupakan sebuah organisasi massa Indonesia.

FPI Mengusung pandangan Islamisme konservatif.

FPI memiliki basis massa yang signifikan dan menjadi motor di balik beberapa aksi pergerakan Islam di Indonesia.

Di antaranya Aksi 2 Desember pada 2016.

  • Sejarah


FPI terbentuk sebagai bagian dari sejarah organisasi Islam di Indonesia.

Tahun 1998 tidak hanya menjadi tonggak sejarah reformasi tetapi juga menjadi tonggak dari banyaknya organisasi masyarakat dan partai yang didirikan pada saat itu, termasuk FPI yang berdiri pada 17 Agustus 1998.

Situasi saat itu yang dimanfaatkan oleh pihak – pihak yang berupaya merusak stabilitas negara yang sedang rapuh membuat banyak ulama, habib dan kyai terdorong untuk mendirikan organisasi yang berprinsip ‘amar ma’ruf nahi munkar’.

Imam Besar FPI Rizieq Shihab saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Rizieq Shihab diperiksa terkait kasus dugaan makar untuk tersangka Sri Bintang Pamungkas dan Rachmawati Soekarnoputri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

FPI kemudian dideklarasikan oleh Habib Rizieq Shihab, Habib Idrus Jamallulail, Kyai Misbach dan beberapa ulama lainnya di Pondok Pesantren Al – Umm, Kampung Utan, Ciputat, tepatnya kediaman KH.

Misbachul Anam yang menjadi Sekjen FPI pertama disaksikan oleh ratusan santri yang berasal dari Jabotabek.

Latar belakang pendirian FPI menurut organisasi tersebut antara lain:

  • Penderitaan panjang umat Islam di Indonesia yang terjadi karena lemahnya kontrol sosial dari penguasa sipil dan militer, sebagai akibat dari banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.
  • Terjadinya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh aspek kehidupan.
  • Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat serta martabat Islam dan seluruh umat Islam. (1)

  • Struktur Organisasi


Struktur Organisasi FPI terdiri atas sebagai berikut:

  • Dewan Pimpinan Pusat sebagai pengurus organisasi dalam lingkup nasional, yaitu Ketua Majelis Syura DPP FPI Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, Ketua Majelis Tanfidzi DPP FPI, Habib Rizieq (2003-2008).
  • Dewan Pimpinan Daerah sebagai pengurus organisasi dalam lingkup propinsi, yaitu Ketua FPI bagian Surakarta (FPIS) yaitu Abu Bakar Ba’asyir.
  • Dewan Pimpinan Wilayah, pengurus berskala Kota atau Kabupaten
  • Dewan Pimpinan Cabang atau pengurus organisasi di lingkup kecamatan. (1)

  • Aksi


FPI kemudian sangat terkenal setelah sejarah terbentuknya FPI karena aksi – aksinya yang dianggap sangat kontroversial terutama yang dilakukan oleh Laskar Pembela Islam yang tergabung dalam FPI.

FPI pada tahun 1998 juga menjadi bagian dari Pasukan Pengamanan Masyarakat (Pam) Swakarsa yang turut mengamankan Sidang Istimewa MPR.

Pam Swakarsa adalah sebutan untuk kelompok sipil yang bersenjata tajam dan dibentuk TNI untuk membendung aksi mahasiswa tahun 1998, terlibat dalam berbagai bentrokan yang terjadi pada tahun itu.

Eksistensi FPI pertama kali ditunjukkan ketika ribuan anggotanya menduduki Balai Kota DKI Jakarta untuk menemui Gubernur Sutiyoso di pertengahan Desember 1999.

FPI menuntut  Sutiyoso untuk menutup semua tempat maksiat seperti klub malam, diskotek, panti pijat, dan bar selama bulan puasa.

Mereka menduduki Balai Kota selama 13 jam lebih dengan membawa nama FPI beserta atribut jubah putih, ikat kepala atau sorban putih, selempang kain hijau, bahkan beberapa membawa pentungan kayu.

Citra FPI yang seperti inilah yang kemudian melekat di mata rakyat Indonesia.

Setelah sejarah terbentuknya FPI, dalam aksi – aksi berikutnya mereka lebih vokal dan menggunakan pendekatan yang berupa ‘aksi nyata’ dalam usaha menegakkan prinsip – prinsip agama Islam.

Mereka tidak ragu untuk merazia tempat makan pada bulan puasa bahkan hingga mengecek KTP orang – orang yang tidak berpuasa, menutup paksa tempat makan yang buka, juga merazia tempat hiburan dan maksiat dengan pedoman untuk Amar Ma’ruf Nahi Munkar atau mengajak kepada kebaikan, melawan kejahatan dan kemaksiatan.

Imam Besar FPI Rizieq Shihab saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2/2017). Rizieq Shihab diperiksa terkait kasus dugaan makar untuk tersangka Sri Bintang Pamungkas dan Rachmawati Soekarnoputri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pada tahun 2002 di acara tabligh akbar ulang tahun FPI yang juga dihadiri oleh Said Agil Husin Al Munawar, mantan menteri agama dan terdakwa kasus korupsi Dana Abadi Umat (DAU).

FPI mengeluarkan pernyataan yang menuntut agar syariat Islam dimasukkan juga ke dalam pasal 29 UUD 1945 yang bunyinya “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan untuk menambahkan “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya” sebagaimana tertera pada butir pertama Piagam Jakarta.

Akan tetapi anggota Dewan Penasihat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) yaitu Dr. J. Soedjati Djiwandono berpendapat bahwa hal itu akan memecah kesatuan bangsa dan negara karena bangsa Indonesia yang karakteristiknya majemuk.

Namun tidak hanya aksi kontroversial itu saja, FPI juga kerap melibatkan diri dalam aksi – aksi kemanusiaan seperti pengiriman relawan ke daerah bencana tsunami Aceh.

Mengirim relawan dan bantuan logistik pada bencana gempa di Padang, serta masih banyak beberapa aktivitas kemanusiaan lainnya.

Misalnya menjadikan markas FPI sebagai dapur umum setiap kali terjadi banjir di Jakarta terutama kawasan Petamburan, lokasi dimana markas FPI berada. (1)

  • Kontroversi


Dalam sejarah terbentuknya FPI, organisasi ini banyak menerima hujatan dan ketidak sukaan dari berbagai pihak bahkan ancaman pembubaran karena dianggap sebagai ormas Islam garis keras, berusaha memecah belah bangsa, anarkis, senang main hakim sendiri hingga cap teroris karena sikap mereka yang keras.

Aksi – aksi kekerasan FPI itu mulai meresahkan masyarakat bahkan umat Islam sendiri sehingga banyak ormas yang menuntut pembubaran FPI.

Akan tetapi, pengurus FPI menyatakan bahwa tindakan – tindakan keras tersebut dilakukan oleh oknum – oknum yang tidak memahami Prosedur Standar dalam FPI.

Kontroversi besar yang melibatkan FPI terjadi pada peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2008.

Anggota FPI menyerang Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di Silang Monas.

Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tiba di kantor Bareskrim Polri, di Jakarta, Kamis (11/3/2016). Habib Rizieq Shihab mendatangi Bareskrim Polri untuk memberikan keterangan sebagai saksi ahli agama dari pihak pelapor terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Ketua Komando Laskar Islam, Munarman menyatakan bahwa penyerangan tersebut dilakukan oleh Komando Laskar Islam dan bukan oleh FPI.

Belum ada anggota yang ditangkap karena Habib Rizieq berjanji untuk menyerahkan pelaku yang bertanggung jawab.

Namun karena tidak ada yang menyerahkan diri maka pada 4 Juni 2008 sebanyak 1500 orang anggota polisi dikerahkan ke markas FPI di Petamburan, Tanah Abang dan menangkap 57 orang untuk diperiksa termasuk Habib Rizieq.

Munarman bahkan ditetapkan sebagai DPO karena melarikan diri.

Sejak itu dalam sejarah terbentuknya FPI semakin banyak protes yang menuntut pembubaran FPI termasuk dari ormas – ormas islam lainnya, bahkan pemerintah masih mempertimbangkan pembubaran FPI tersebut. (1)

  • Peran Sentral Habib Rizieq


FPI didirikan oleh sejumlah ulama, haba’ib, serta aktivis muslim dipelopori seorang tokoh keturunan Hadrami bernama Rizieq Shihab.

Meskipun secara formal baru terbentuk pada 17 Agustus 1998, tetapi FPI sebelumnya telah merintis kemunculannya di publik lewat pengajian, tabligh akbar, audiensi dengan unsur-unsur pemerintahan, serta silaturahmi dengan tokoh-tokoh agama terkemuka.

Peran sang habib dalam pembentukan FPI sangatlah sentral.

Ia adalah tokoh yang berhasil mengumpulkan 20 sesepuh pendiri FPI, di antaranya KH Fathoni, KH Misbahul Anam, KH Cecep Bustomi, dan Habib Idrus Jamalullail.

Tokoh-tokoh ini dikenal sebagai mubalig yang keras sejak jaman Orde Baru.

Habib Idrus Jamalullail dan K.H. Cecep Bustomi pernah meringkuk di penjara Orde Baru pada dekade 1980-an karena dianggap mengkritik kemaksiatan pemerintah Soeharto, seperti dikutip riset SETARA Institute "Wajah Para 'Pembela' Islam."

Rizieq Shihab adalah tokoh yang sangat berpengaruh di kalangan keturunan Hadrami di Indonesia.

Ayahnya, Sayyid Husein, adalah pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia sekaligus seorang agitator perlawanan terhadap Belanda yang terkemuka.

Ia sendiri awalnya dikenal sebagai intelektual Islam yang sempat mengenyam pendidikan di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab).

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di jurusan Dirasah Islamiyah, Fakultas Tarbiyah, King Saud University Arab Saudi.

Rizieq sempat pulang dan menjadi mubalig di Jakarta pada 1992.

Kemudian, ia mencoba melanjutkan studi di Universitas Antar Bangsa Malaysia, namun tidak selesai karena permasalahan biaya.

Akhirnya Rizieq pulang ke Indonesia dan diangkat menjadi Kepala Madrasah Aliyah Jami’at Khair pada 1994.

Posisinya di Jami’at Khair itu mulai menandai kiprahnya sebagai mubalig yang keras mengkritik segala perilaku maksiat dan kemungkaran rezim Orde Baru.

Reputasi ini dipertahankan Rizieq Shihab sekaligus membantunya mendirikan FPI.

Pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab tiba di Kantor Direktorat Reserse Kriminal Umun, Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2/2017). ((KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG))

Saat ini, Habib Rizieq Shihab menyandang gelar sebagai Imam Besar FPI.

Posisi tersebut disandangnya sejak Musyawarah Nasional FPI III pada 2013 lalu.

Sementara itu, pimpinan FPI sekarang dijabat K.H. Ahmad Shabri Lubis, dibantu K.H. Jafar Shidiq selaku Wakil Ketua Umum.

Rizieq sendiri saat ini lebih banyak berada di Bogor untuk mengurus Pesantren Agrokultural Markaz Syariah Mega Mendung yang didirikannya beberapa tahun terakhir ini. (2)



Informasi


Nama Organisasi Front Pembela Islam (FPI)


Dibentuk 17 Agustus 1998


Jenis Organisasi massa


Tujuan Politis, sosial, ekonomis, kebudayaan


Kantor Pusat Petamburan, Jakarta Barat


Pemimpin Habib Muhammad Rizieq Shihab


Sumber :


1. sejarahlengkap.com
2. tirto.id


Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer