Pasca Kerusuhan, 1470 Warga asal Sumbar yang Tinggal di Wamena, Ingin Pulang Kampung

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan pengungsi hendak dievakuasi. Sejak 23 September hingga Senin (30/09), TNI Angkatan Udara telah mengevakuasi 4.588 orang dari Wamena ke Jayapura menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasca kerusuhan di Wamena, Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) mendata terdapat 1.470 orang warga asal Sumatera Barat, yang ingin pulang dari Wamena untuk kembali ke kampung halamannya.

Dilansir Kompas.com, Selasa (1/10/2019), Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit turun langsung ke Wamena untuk melihat kondisi langsung warganya.

"Kami sudah mengunjungi langsung warga di Papua dan melihat langsung keadaan pengungsi di Wamena. Dari data ada 1.470 orang," kata Nasrul Abit, dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, jumlah tersebut berasal dari data sementara dan kemungkinan dapat bertambah.

Baca: Rusuh Wamena Munculkan Orang-orang Berhati Mulia: Mama Mama Papua & OAP Selamatkan Ratusan Nyawa

Baca: Kesaksian Warga Pendatang Saat Kerusuhan Wamena : Dilindungi Orang Papua, Diungsikan ke Gereja

"Masih ada yang belum terdata. Bisa mencapai dua ribuan yang ingin pulang," ujar Nasrul Abit.

Berasal dari data, Nasrul menyebutkan ada 200 orang warga keturunan Sumbar yang memilih bertahan di Papua.

Hal tersebut dikarenakan mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi di kampung halaman.

Menurut Nasrul, pihaknya juga mempersilakan warga keturunan Minang yang ingin bertahan.

Terlebih, mereka yang masih memiliki harta benda yang bisa diselamatkan di Papua.

"Bagi yang masih ingin bertahan melanjutkan kehidupannya di Papua, silahkan saja," ujar Nasrul.

Sementara, untuk memulangkan warga asal Sumbar, Nasrul mengatakan Pemprov Sumbar akan menyiapkan kapal laut untuk mengangkut mereka.

"Kalau pulangnya hanya 200 orang bisa dengan pesawat, namun kalau sudah ribuan tentu harus dengan kapal laut," kata Nasrul.

Korban Bertambah Jadi 33 Orang

Diketahui, korban akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua bertambah menjadi 33 orang, Kamis (26/9/2019).

"Info terakhir sudah ditemukan 33 korban tewas. Satu jenazah kemarin saat dievakuasi, tidak masuk data rumah sakit tapi sama keluarganya langsung dimasukan ke pesawat," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/9/2019).

Baca: Soal Kerusuhan Wamena, Jokowi : Polisi Telah Tangkap Beberapa Tersangka

Selain korban jiwa, kerugian secara materil juga bertambah.

"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal.

Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang.

Kronologi Kerusuhan Wamena

Dikutip dari Kompas.com, Komnas HAM telah melakukan pemantauan terkait kerusuhan di Wamena.

Taufan menyebutkan bahwa kerusuhan tersebut diduga akibat kesalahpahaman yang menimbulkan isu bahwa ada seorang guru yang melecehkan muridnya dengan perkataan bernada rasial.

"Ada seorang guru, itu guru pengganti, jadi ketika ngajar sebetulnya kalau menurut versi ibu ini dia tidak mengucapkan kera tapi keras," kata Taufan.

Baca: Korban Tewas Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 32 Orang, Rata-rata Ditemukan Hangus Terbakar

Baca: Kisah Dokter Soeko, Meninggal dalam Kerusuhan Wamena Saat Mengabdi di Pedalaman Papua

Menurut Taufan, mulanya peristiwa yang terjadi Rabu (18/9/2019) belum terjadi aksi.

Aksi muncul pada tiga hari berikutnya yaitu pada Sabtu (18/9/2019).

Taufan mengatakan, saat itu ada beberapa orang yang marah karena mendapat informasi terkait ucapan guru tersebut.

Menurut Taufan, ekskalasi unjuk rasa yang berujung pada kerusuhan inilah yang mesti diinvestigasi karena muncul dugaan bahwa massa perusuh bukan merupakan warga Wamena.

Dugaan penggunaan senjata tajam dan senjata api tersebut perlu ditindak lanjut karena menyebabkan korban tewas dan luka.

Menurut Taufan, kerusuhan ini telah dirancang secara sistematis.

"Enggak jelas jadinya siapa yang melakukan atas kepada siapa, karena semua letusan senjata itu ada di mana-mana itu keterangan dari warga itu mereka tidak bisa dipastikan siapa ini," ujar Taufan.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria Cika) (Kompas.com/Perdana Putra)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer