Jarak Pandang Enam Provinsi Terdampak Kebakaran Hutan dan Lahan Mulai Membaik

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabut asap menyelimuti jalan akses menuju jembatan Siak IV di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2019). Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, di Riau terpantau 289 titik, hotspot terbanyak terpantau di Kabupaten Indragiri Hilir 185 titik, kemudian Pelalawan 57 titik, Indragiri Hulu 31 titik, Bengkalis 4 titik, Meranti dan Kampar masing-masing 2 titik, dan Dumai, Kuansing, serta Rokan Hilir masing-masing 1 titik. Sedangkan di provinsi tetangga paling parah ada di Jambi 504 titik, Sumatera Selatan 332 titik, Lampung 70 titik, Bangka Belitung 66 titik, Kepulauan Riau 14 titik, dan Sumatera Barat 3 titik. Tribun Pekanbaru/Theo Rizky

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jarak pandang di enam provinsi yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai membaik.

Dilansir Kompas.com, Kamis (26/9/2019), keenam provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Hal tersebut dikatakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo.

"Asapnya lebih tipis. Visibilitynya 2 kilometer. Hari ini lebih bagus. Jadi visibilitynya 1-2 kilometer. Kemarin masih di bawah 1.000 meter," kata Agus Wibowo, dikutip dari Kompas.com.

Diketahui, menurunnya jarak pandang tersebut karena hujan yang turun.

Kebakaran hutan dan lahan terjadi di Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2019). ((KOMPAS.COM/IDON))

Agus Wibowo mengatakan membaiknya jarak pandang dan berkurangnya titik api diakibatkan hujan yang intensif turun selama dua hari.

Sementara itu, menurun Agus, turunnya hujan jauh lebih membantu daripada pemadaman menggunakan bom air.

"Kalau helikopter walaupun kita udah turunkan 200 juta liter, jauh (hasilnya) dengan hujan. Hujan itu semua rata. Dia lebih cepat mati karena asapnya kan di angkasa kena hujan. Polutannya terikat sama air langsung turun. Kondisi udaranya juga membagus," kata Agus.

Dilansir Kompas.com, saat ini di Riau terdapat 142 titik api.

Baca: Hujan Guyur Sejumlah Wilayah di Riau, Kabut Asap Mulai Berkurang

Baca: Fenomena Langit Merah di Jambi Efek Kabut Asap, Warga Mengeluh Belum Ada Bantuan

Sementara itu, di Jambi terdapat 67 titik api.

Sedangkan di Sumatera Selatan terdapat 86 titik api.

Di Kalimantan Tengah terdapat 740 titik api dan Kalimatan Barat terdapat 57 titik api.

Serta di Kalimantan Selatan terdapat 114 titik api.

Diberitakan sebelumnya, hujan juga mengguyur sejumlah wilayah di Riau, Rabu (25/9/2019) dini hari hingga pukul 10.30 WIB.

Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil menurunkan hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Dikutip dari Kompas.com, BPPT menaburkan kapur tohor aktif pada awan-awan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Sehingga hal tersebut membuat hujan buatan sukses mengurangi sebaran titik api di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

BPPT menyebutkan, pihaknya sudah menurunkan hujan buatan sebanyak 70 juta meter kubik di wilayah Kalimantan Barat untuk menghalau asap akibat karhutla.

"Hasilnya, dalam beberapa hari terakhir, Kalimantan Barat sudah hujan dengan intensitas cukup merata dan signifikan. Besaran angka hujannya sekitar 70 juta meter kubik," kata Seto, dikutip dari Kompas.com.

Baca: BNPB Ungkap Hampir Sejuta Orang Menderita ISPA akibat Kebakaran Hutan dan Lahan

Baca: Kondisi Bara dan Arang, Orangutan yang Diselamatkan dari Kebakaran Hutan Kalimantan

Selain itu, di wilayah Kalimantan Tengah sudah turun hujan sejak Jumat (20/9/2019) lalu meski tidak merata dan sebanyak di Kalimantan Barat.

Halaman
12


Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer