Dikutip dari Kompas.com, hingga Selasa (24/9/2019), diketahui jumlah korban tewas di Wamena hingga saat ini berjumlah 21 orang.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM. Kamal.
Dia mengatakan jika telah ditemukan beberapa jenazah lagi di Wamena yang diduga adalah korban kerusuhan.
"Pagi ini sudah ditemukan 4 jenazah di antara puing-puing bangunan yang terbakar, jadi total 21 tewas," ujarnya di Jayapura, Selasa (24/9/2019).
Baca: Kronologi dan Duduk Perkara Kerusuhan Papua, 17 Orang di Wamena dan 4 di Jayapura Meninggal
Dijelaskannya, setelah kerusuhan pada Senin (23/9/2019), aparat TNI-Polri masih fokus melakukan pengamanan objek-objek vital.
Mulai pagi ini, aparat mulai melakukan evakuasi terhadap korban.
"Jadi kemarin sampai sore itu rekan-rekan kita setelah jam 15.00 WIT sebagian melaksanakan patroli, pengamanan beberapa objek vital dan melakukan pencarian terhadap para korban," kata Kamal.
Sebelumnya diberitakan, aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.
Dilansir Kompas.com, berdasarkan pantauan wartawan di lapangan, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios milik masyarakat.
Baca: 16 Warga Meninggal dan 65 Orang Terluka Akibat Kerusuhan di Wamena, Begini Kata Polisi
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar (hoaks).
"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujarnya di Jayapura.
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.