4 Poin Tuntutan Mahasiswa, Tidak Ada Tuntutan Turunkan Jokowi

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 800 mahassiwa Unpad tengah bersiap untuk bergerak ke Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Mereka akan berkumpul dengan mahassiwa se-Indonesia di Jakarta mengecam sejumlah kebijakan pemerintah.(Dok BEM KEMA UNPAD)

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Aksi mahasiswa tersebut disebut-sebut ditunggangi kepentingan politik tertentu.

Namun Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jakarta, Greogorius Anco membantah anggapan tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, ia menegaskan bahwa selama ini mahasiswa sudah secara tegas menyuarakan tuntutannya.

Sebanyak 800 mahassiwa Unpad tengah bersiap untuk bergerak ke Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Mereka akan berkumpul dengan mahassiwa se-Indonesia di Jakarta mengecam sejumlah kebijakan pemerintah.(Dok BEM KEMA UNPAD)

Tuntutan mahasiswa tersebut antara lain pembatalan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi hasil revisi dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Anco menilai kedua rancangan undang-undang tersebut tidak sesuai dengan amanat reformasi.

"Tuntutan kami jelas, RUU KPK dan RKUHP dibatalkan, karena RUU itu bermasalah dan tidak sesuai dengan reformasi. Kan enggak ada tuntutan turunkan Jokowi," ujar Anco, Senin (23/9/2019).

Baca: Tak Larang Mahasiswanya Ikut Unjuk Rasa, Humas UI: UI Tumbuh Dari Sebuah Perjuangan

Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Bandung tiba depan gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019) pagi. Mereka akan menggelar aksi unjuk rasa di lokasi itu hari ini. (KOMPAS.COM/WALDA MARISON)

Secara terpisah, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti Edmund Seko mengatakan, pihaknya kembali menggelar aksi dengan jumlah massa yang lebih banyak.

Beberapa perwakilan mahasiswa dari luar Jakarta direncanakan ikut bergabung.

Edmund memperkirakan ada 1000 mahasiswa Trisakti yang akan turun ke jalan.

"Kurang lebih ada 1000 mahasiwa dari Trisaksi," ujar Edmund, Senin (23/9/2019).

Baca: Deretan Fakta Demo Mahasiswa Tolak RKUHP dan Revisi UU KPK di Bandung Berakhir Ricuh

Massa pengunjuk rasa yang terdiri dari mahasiswa berbagai universitas memaksa masuk ke dalam gedung DPR, Senin (23/9/2019). Mereka menggoyang-goyangkan pagar besi yang menjulang tinggi agar pintu utama DPR itu jebol.(KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA) (KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)

Setidaknya ada 4 poin tuntutan mahasiswa dalam aksinya, yaitu:

1. Merestorasi upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme.

2. Merestorasi demokrasi, hak rakyat untuk berpendapat, penghormatan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia, dan keterlibatan rakyat dalam proses pengambilan kebijakan.

3. Merestorasi perlindungan sumber daya alam, pelaksanaan reforma agraria dan tenaga kerja dari ekonomi yang eksploitatif.

4. Merestorasi kesatuan bangsa dan negara dengan penghapusan diskriminasi antar etnis, pemerataan ekonomi, dan perlindungan bagi perempuan.

Menurut Edmund, mahasiswa akan tetap bertahan di gedung DPR sampai tuntutan mereka dipenuhi.

Paling tidak, Pemerintah dan DPR sepakat untuk membatalkan pengesahan rancangan undang-undang yang dianggap bermasalah.

Sebelumnya, mahasiswa kecewa dengan DPR usai beraudiensi dan bertemu Ketua Badan Legislasi (Baleg) Supratman Andi Atgas dan anggota Komisi III Masinton Pasaribu di ruang Baleg, Senin petang (23/9/2019).

Mereka kecewa lantaran Supratman dan Masinton tidak mengetahui soal kesepakatan mahasiswa dengan Sekjen DPR.

Alhasil, mahasiswa menyatakan mosi tidak percaya.

Adapun poin-poin kesepakatan mahasiswa dengan Sekjen DPR kala itu yakni:

1. Aspirasi dari masyarakat Indonesia yang direpresentasikan mahasiswa akan disampaikan kepada pimpinan Dewan DPR RI dan seluruh anggota.

2. Sekjen DPR RI akan mengundang dan melibatkan seluruh mahasiswa yang hadir dalam pertemuan 19 September 2019, dosen atau akademisi, serta masyarakat sipil untuk hadir dan berbicara di setiap perancangan UU lainnya yang belum disahkan.

3. Sekjen DPR menjanjikan akan menyampaikan keinginan mahasiswa untuk membuat pertemuan dalam hal penolakan revisi UU KPK dengan DPR penolakan revisi UU KPK dan RKUHP dengan DPR serta kepastian tanggal pertemuan sebelum tanggal 24 September 2019.

 4. Sekjen DPR akan menyampaikan pesan mahasiswa kepada anggota Dewan untuk tidak mengesahkan RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Minerba, dan RKUHP dalam kurun waktu empat hari ke depan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer