Dikutip Tribunnewswiki.com dari Kompas.com, kerusuhan ini terjadi saat siswa melakukan aksi unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa tersebut berakhir rusuh lantaran demonstran bersikap anarkis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan juga beberapa kios masyarakat.
Tak hanya itu, kerusuhan ini dikabarkan juga terjadi karena adanya perkataan bernada rasial dari seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Baca: Kesuruhan Wamena, Fasilitas Umun Dibakar Hingga Hentikan Operasional Bandara
Baca: Aksi Gejayan Terulang Lagi, Ini Sejarahnya Pernah 3 Kali Terjadi
Kabar itu menyebar luas lalu kemudian membuat para siswa marah hingga memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.
Saat kejadian, aparat kepolisian dan TNI pun berusaha memukul mundur para demonstran itu.
Namun, para demonstran tetap bertahan dan makin bertindak anarkis.
Saat unjuk rasa terjadi, terdengar suara rentetan senjata api.
Karena kerusuhan ini, aktivitas di Kota Wamena sempat lumpuh dan masyarakat mengungsi di kantor Polres Wamena dan Kodim.
Dikabarkan juga kerusuhan tidak hanya terjadi di Wamena, Papua.
Mengutip dari Tribunnews.com, ratusan mahasiswa rencananya akan turut melakukan unjuk rasa di Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura.
Namun, aparat Brimob menghadang dan meminta para mahasiswa itu untuk naik ke truk dan tidak melakukan aksi long march.
Kantor Bupati setempat pun juga dikabarkan menjadi sasaran pembakaran massa.
Tak hanya kantor Bupati, massa pun juga membakar sejumlah rumah penduduk.
“Situasi tidak terkontrol, media dilarang ambil gambar, massa semakin anarkis kantor Bupati Jayawijaya dibakar oknum massa,” kata seorang warga Wamena yang enggan disebut namanya.
Seorang warga Wamena lainnya yang juga enggan disebut namanya pun juga mengaku bahwa situasi Wamena mencekam dan ada aksi pembakaran di mana-mana.
“Saya sudah tutup usaha saya, takut karena semakin mencekam bakar-bakaran,” tuturnya.
Pemicu Kerusuhan
Kapolda Papua, Irjen Rudolf A Rodja mengatakan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkis di Wamena lantaran termakan kabar hoaks.
"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujarnya di Jayapura.
Pihak kepolisian juga sudah mengonfirmasi isu itu dan memastikannya tidak benar.
"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan. Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Pada pagi hari, Brimob dan Bupati Jayawijaya dikatakan sudah mendekati massa dan mengimbau untuk tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis.
Rudolf juga mengakui bahwa massa telah melakukan tindakan anarkis.
"Laporan terakhir ada 5 motor yang dibakar," ujar Rudolf.