Pernah Dipenjara Karena Kasus Sodomi, Anwar Ibrahim Tetap Warisi Jabatan Perdana Menteri Malaysia

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim disambut pendukung dan para jurnalis saat meninggalkan RS Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur, Rabu (16/5/2018).(AFP/MOHD RASFAN)

TRIBUNNEWSWIKI.C0M – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan janjinya untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Anwar Ibrahim.

Mahathir Mohamad itu akan mengumumkan tanggal penyerahan jabatan perdana menteri kepada mantan wakilnya.

“Saya akan membei tahu tanggal pastinya, yang pasti saya akan menepati janji,” kata Perdana menteri yang akrab di panggil Dr M itu seperti dikutip The Star Malaysia, Jumat (20/9/2019).

Mahathir Mohamad tidak memberi rincian lebih lanjut apakah tanggal yang dimaksud adalah Mei 2020, sesuai kesepakatan koalisi berkuasa Pakatan Harapan.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (AFP/Kazuhiro Nogi) (AFP/Kazuhiro Nogi)

Dikutip dari Kompas.com, beberapa waktu lalu Anwar Ibrahim sempat menyempaikan kepada Bloomberg bahwa dia akan menggantikan Mahathir pada 2020.

"Menurut pemahaman bersama, saya akan menggantikan Mahathir sekitar bulan Mei 2020, namun saya tidak terlalu mempersoalkan tepatnya bulan berapa," ucap Anwar, Rabu (18/9/2019).

Namun siapakah Anwar Ibrahim yang disebut-sebut pernah tersandung kasus sodomi hingga mendekam di penjara ini?

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kanan) bersama tokoh politik Anwar Ibrahim (tengah) dan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin pada 1 Juni 2018.(AFP/MOHD RASFAN)

Awal Karier Politik

Anwar Ibrahim mengawali karier politiknya sebagai presiden Persatuan Pelajar Muslim Malaysia pada 1968-1971.

Namun pria kelahiran Bukit Mertajam 10 Agustus 1947 itu sempat menjalani hukuman dipenjara 20 bulan akibat memimpin unjuk rasa mahasiswa yang menentang kemiskinan dan kelaparan di pedesaan pada 1974.

Anwar Ibrahim ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) yang mengizinkan penahanan tanpa pengadilan bagi siapa saja yang dianggap mengancam keamanan negara.

Pemimpin de facto oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim.(AFP/MANAN VATSYAYANA)

Pengalaman hidup di penjara tidak membuat Anwar Ibrahim kapok dengan politik yang kemudian memutuskan bergabung dengan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pada 1982, yang dipimpin Mahathir Mohamad.

Setahun setelah bergabung, Anwar ditunjuk menjadi menteri kebudayaan pemuda dan olahraga di cabinet pemerintahan Mahathir.

Ia juga pernah dipercaya menjabat sebagai menteri pertanian dan menteri pendidikan Malaysia, sebelum ditunjuk menjadi wakil perdana menteri pada 1993.

Sejak saat itu, Anwar Ibrahim telah digadang-gadang sebagai penerus Mahathir Mohamad.

Hubungan Merenggang

Hubungan Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad sempat merenggang dan memburuk.

Hal tersebut dipicu atas perbedaan pandangan keduanya dalam menjalankan pemerintahan.

Ketika Mahathir cuti, Anwar sempat mengambil peran sebagai perdana menteri selama dua bulan pada 1997.

Ia juga mengambil langkah-langkah radikal mengubah mekanisme pemerintahan yang ternyata tak disukai Mahathir.

Halaman
12


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer