Dalam mobil tersebut terdapat warga perumahan Griya Serpong Asri, Suradita, Cisauk yang hendak mengantarkan jenazah Waldoyo ke kampung halamannya di Klaten.
Namun naas, mobil ambulans itu mengalami kecelakaan maut dalam perjalanan membawa jenazah Waldono.
Dikutip dari Tribunnews.com, Kamis pagi (19/9/2019), Satimun, Imam Muflih Redhatullah, Nasid, Rohmadi, Sarjito, siap membawa jenazah menggunakan mobil ambulans masjid Ar-Rahman.
Satimun lah yang mengemudikan ambulans.
Baca: Kronologi Kecelakaan Maut di Tol Jagorawi Bogor yang Tewaskan 3 Orang
Sedangkan Sarjito dan Rohmadi kakak almarhum Waldono, Nasid teman kerja almarhum, dan Imam dipersiapkan menggantikan Satimun mengemudi.
Sampai di tol Pejagalan Pemalang kilometer 300, Tegal, Jawa Tengah, ambulas tersebut megalami kecelakan hebat.
Dadi informasi yang dihimpun, ambulans bernomor polisi B-8702-CW yang dikemudikan Satimun melaju dari lajur kanan ke lajur kiri.
Kondisinya oleng dan kemudian tidak terkendali dengan baik.
Sehingga ambulans yang mengantar jenazah Waldoyo tersebut menabrak dumb truck bernomor polisi B-9562-UIU dari belakang.
Baca: Kronologi Lengkap Pria Gendong Jenazah di Tangerang karena Ambulans Puskesmas Tak Bisa Dipakai
Satimun dan empat [enumpang lainnya pun mengalami luka parah di bagian kepala.
Ketika di bawa ke rumah sakit setempat, kelimanya tidak dapat ditolong dan meninggal dunia.
"Semuanya, semuanya meninggal dunia," ujar Sanudin, ketua RT 1 RW 5, perumahan Griya Serpong Asri, Suradita, Cisauk, Kabupaten Tangerang, saat ditemui di rumah duka almarhum imam, Jumat (20/9/2019).
Sanudin mengatakan, pemuda dan warga di lingkungannya memang terbiasa mengantarkan jenazah keluar kota sesuai permintaan keluarga, jika ada yang meninggal dunia.
“Ambulans lingkungan, ambulans RW dini warga sini, tapi kan biasa juga ngirim-ngirim ke luar (kota). Belum lama ke Wonosobo, ngirim jenazah warga sini juga,” ujarnya.
Baca: 7 Fakta Kecelakaan Maut Innova vs Bus Mira, Penumpang Innova: Nanti Kita Bikin Video Nabrak-nabrak
Satimun juga bukan sopir kemarin sore, Sanudin mengatakan ia sopir berpengalaman.
Terlebih Satimun sudah terbiasa mengemudikan mobil antar kota.
“Si sopir itu bukan sopir baru, jam terbangnya sudah tinggi semua. Mungkin karna nasib ya,” ujar Sanudin.
Dari lima korban, jenazah Satimun dibawa ke kampung halamannya di Nganjuk, Jawa Timur untuk dikebumikan.
Jenazah Rohmadi dan Sarjito mengikuti adik mereka ke Klaten, Jawa Tengah. Jenazah Nasid dibawa ke Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Sedangkan jenazah Imam dibawa pulang ke Cisauk dan dimkamkan tempat pemakaman umum (TPU) Griya Serpong.