Ustadz Abdul Somad Ditanya soal Film The Santri, UAS: Kalian Mancing Aja, Beban Lama Belum Selesai

Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Abdul Somad Ditanya soal Film The Santri, UAS: Kalian Mancing Aja, yang Lama Belum Selesai.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ustadz Abdul Somad (UAS) ikut menanggapi trailer Film The Santri yang menuai kontroversi. 

Namun, seperti biasanya Ustadz Abdul Somad (UAS) tidak langsung membahas sendiri, melainkan pertanyaan yang muncul dari jamaah soal film The Santri  yang kemudian ditanggapi UAS.

"Apa pendapat Ustadz tentang film The Santri yang tidak mencerminkan kehidupan pesantren yang sebenarnya. Dan disutradarai oleh Livi Zheng yang kontroversi itu," kata Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan jamaah, dalam video yang diupload di akun Instagram @ustadzabdulsomad_official, Rabu (18/9/2019).

"Kalian mancing-mancing aja. Udah banyak komentar-komentar. Ikuti aja yang udah ada itu. Saya yang beban lama aja belum selesai," kata Ustadz Abdul Somad disambut tawa jamaah.

Baca: Baru Trailer, Film The Santri Sudah Diprotes, Menantu Habieb Rizieq: Tak Cerminkan Ahlak Santri

Baca: Ustaz Abdul Somad (UAS)

Menjawab pertanyaan itu, Ustadz Abdul Somad menegaskan, haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain.

"Haram," tegas UAS.

"Saya tak nonton filmnya sampai habis. Baru menengok trailernya aja," kata Ustadz Abdul Somad.

Tapi di dalam itu yang bisa dirinya komentari menurut UAS, ada dua hal.

Pertama masuk ke rumah ibadah.

"Karena Nabi SAW tak mau masuk ke dalam tempat kalau di dalam itu ada patung berhala," kata Ustadz Abdul Somad

"Maka dalam Islam, mazhab Syafii mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah (yang) di dalamnya ada berhala," tegas UAS.

Kedua, tentang masalah laki-laki dan perempuan berdua-duaan tak mahrom. 

"Pandang-pandangan. Oleh sebab itu maka, kita jaga anak cucu kita dari perbuatan-perbuatan maksiat," katanya.

Bahwa ada misi-misi sesuatu dibalik ini semua, Ustadz Abdul Somad mengatakan wallahu alam bis shawab.

"Kita akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT," katanya. 

Baca: Film Terakhir Mendiang Paul Walker, Brick Mansions Tayang di Bioskop TransTV Pukul 21.00 WIB

Sutradara Film Livi Zheng dan Komposer Purwacaraka adakan konperensi pers rencana produksi film berjudul The Santri, Senin (9/9/2019) yang berlangsung di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta. Film ini dibintangi antara lain, Gus Azmi, Veve Zulfikar, Wirda Mansur dan Emil Dardak. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

UAS menegaskan, Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara kita non muslim.

Karena kita sudah lama bertetangga.

"Apalagi orang Tanjung Pinang. Seandainya orang Tanjung Pinang ini ekstrem, takkan ada orang Tionghoa di Tanjung Pinang," paparnya.

"Kita semuanya bisa menerima. Siapapun yang datang semua bertetangga berkawan, bersahabat," kata Ustadz Abdul Somad

Tapi kalau sudah dalam masalah ibadah ritual tidak ada tawar-menawar, kata UAS seraya mengutip surat Al Ikhlas.

"Sekarang banyak yang tak bisa membedakan, kebablasan. Tidak bisa membedakan mana toleransi, mana telor asin. Harus bisa dibedakan. Jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan, akidah, anak-anak kita. Naudzubillah

Dan orang-orang yang pernah di pesantren pun, ketika menonton itu mengatakan ini bukan anak pesantren. Anak pesantren tak begitu," pungkas UAS.

Film The Santri menjadi film produksi PBNU dengan menggandeng sutradara yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan, Livi Zheng.

Film yang menceritakan tentang kehidupan para santri tersebut diperankan oleh Guz Azmi, Veve Zulfikar, Wirda Mansur dan Emil Dardak.

Meski belum diproduksi, rupanya trailer film The Santri sudah dilempar ke publik.

Sejak dipublish tanggal 9 September 2019 di kanal Youtube NU Channel, trailer film The Santri sudah dilihat 1,2 juta kali.

Sejak itu pula berbagai kritik pedas dan kontroversi muncul.

Kritik pedas misalnya disampaikan Ustaz Maaher At-Thuwailibi.

Melalui akun Instagramnya @ustadzmaaher.atthuwailibi, ia melayangkan kritikan pedas terhadap Wirda Mansur selaku pemeran dalam film tersebut.

Ustaz Maaher mengunggah sebuah kolase foto Wirda Mansur beserta sebuah tulisan berisikan kritikannya.

Ia mempertanyakan soal adegan dalam trailer tersebut apakah menjadi cerminan kehidupan santri.

Tak hanya Ustaz Maaher At-Thuwailibi, kritikan juga datang dari menantu Rizieq Shihab.

Hanif Alathas, Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI) sekaligus menantu Rizieq Shihabm memprotes film tersebut.

Hanif Alathas menilai, film garapan Livi Zheng tersebut bukan cerminan budaya santri.

Film The Santri dianggap tak mencerminakan akhlak maupun tradisi santri di Indonesia.

Baca: Viral Video Ibu-ibu Bertengkar karena Rebutan Rendang, Ini Fakta Sebenarnya, Cuma Settingan?

Baca: TERUNGKAP Kisah Prabowo Subianto Kerahkan Pasukan Elit buat Lindungi Habibie saat Masa Genting 1998

"Front Santri Indonesia menolak film The Santri karena tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sebenarnya," kata Hanif," katanya, dikutip dari Tribun Solo.

Mendapat kritikan pedas dari Ustaz Maaher At-Thuwailibi di Instagram, Yusuf Mansur selaku ayah Wirda Mansur pun memberikan balasan.

Balasan Yusuf Mansur juga dilayangkan via Instragramnya @yusufmansurnew dengan me-repost postingan Maaher At-Thuwailibi.

Dalam keterangan unggahannya, Yusuf Mansur berterimaksih dan minta di doakan.

"Makasih Ust Maaher. Mhn doa antum dan semua para guru.

Untuk saya dan Wirda khususnya.

Segala doa dan kebaikan u/ antum dan keluarga besar semua.

Salam dari kami," tulisnya.

Melansir Tribunnews, tanggapan juga datang dari Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Uu yang juga menjadi Panglima Santri Jawa Barat ini menyayangkan sekaligus keberatan terhadap cerita film tersebut.

"Saya melihat trailer film (The) Santri di youtube, saya merasa keberatan," kata Uu di Bandung, Selasa (17/9/2019) dikutip dari Tribun Jabar.

Uu menilai, sejumlah adegan dalam trailer film tersebut tak sesuai dengan kehidupan sesungguhnya di pesantren.

Termasuk adegan kedekatan antara laki-laki dan perempuan.

"Santri tidak seperti di film itu, pacaran, begitu dekat antara laki dan perempuan,"

Lebih lanjut, Uu menilai sikap toleransi dalam film The Santri yang menurutnya kebablasan.

Orang nomor 2 di Jawa Barat tersebut khawatir apabila film tersebut dibiarkan, masyarakat awam akan memiliki penilaian yang berbeda tentang kehidupan santri.

"Saya takut, oh ternyata santri itu begitu. Sekalipun saya sebagai orang pesantren belum melaksanakan sebagai santri teladan, tetapi santri tidak seperti di film itu," katanya.

Uu juga khawatir jika nantinya orang-orang justru menjadikan film tersebut sebagai tuntunan.

Terlebih lagi, menurutnya santri yang merupakan calon ulama seharunya menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Islam.

Film The Santri, diharapkan Uu tidak ditayangkan ke masyrakat apabila tidak ada perbaikan.

"Saya berharap film itu tidak tayang. Kalau tayang, judulnya jangan santri," tambahnya.

Beberapa waktu lalu, PBNU bersama dengan Livi Zheng dan Komposer Purwacaraka menggelar konferensi pers terkait film The Santri.

Livi Zheng yang menyutradari film The Santri mengatakana bahwa proses syuting baru akan dilakukan pada Oktober mendatang.

Lokasi syuting akan diadakan di dua negara yakni Indonesia dan Amerika Serikat.

Film yang dibintangi Wirda Mansur tersebut diperkirakan akan tayang pada April 2020.

Sementara untuk keterlibatan dalam film, saat itu Livi mengaku belum memutuskan.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan bahwa film tersebut bisa menjadi media dakwah Islam.

Konteks yang diangkat yaknsi soal pendidikan, budaya, akhlak.

Film tersebut juga diklaim Siad bisa memperkokoh Islam di nusantara.

"Ciri khas Islam Nusantara, Islam yang harmonis dengan budaya, kecuali budaya yang bertentangan dengan syariat. Melalui film ini kita dakwahkan Islam yang santun, menjadikan Indonesia kiblat peradaban bukan kiblat solat ya," katanya di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Senin (9/9/2019).(*)



Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer