Insiden ledakan di Mako Brimob Srondol, Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (14/9/2019) lalu, tidak hanya berdampak pada kerusakan pada rumah warga sekitar.
Seorang warga yang mendengar suara ledakan bahkan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Adalah Abdul Rohmadin (49), yang menderita serangan jantung, karena kaget lantaran mendengar suara ledakan tersebut.
Ledakan itu memang yang begitu keras tak jauh dari rumahnya di Jalan Mangga, Srondol Wetan, Semarang.
Salah seorang putra Abdul bernama Yudha Prastia (15) mengatakan, selepas ledakan, Abdul dilarikan ke Rumah Sakit Banyumanik.
Kemudian, pada malam hari, Abdul langsung dirujuk ke RS Kariadi dan dirawat sampai hari ini.
Menurut Yudha, Ayahnya memang memiliki riwayat penyakit jantung sejak lebih kurang satu tahun.
"Sebelum kejadian, Bapak baru selesai mandi terus nonton televisi.
Setelah mendengar bunyi dentuman langsung terkejut dan sempat kejang-kejang," ujar Yudha kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2019).
Abdul saat ini sedang menjalani perawatan di RS Kariadi dan belum diperbolehkan pulang.
Namun, kondisinya sudah mulai membaik.
Kepala Biro Logistik Polda Jateng Kombes M Zari didampingi Kepala Rumah Sakit RS Bhayangkara Semarang Kombes Pol I Gusti Gede Andika pada Selasa kemarin, telah menjenguk warga terdampak peristiwa ledakan ke rumah sakit.
Polda Jateng berusaha memberikan ganti rugi kepada warga terdampak ledakan gudang bahan peledak.
Ganti rugi mulai dari perbaikan rumah yang rusak milik warga, hingga menanggung biaya pengobatan bagi warga yang sakit, termasuk Abdul.
“Ini merupakan bentuk tanggung jawab kami kepada masyarakat yang terdampak ledakan gudang bahan peledak di Mako Brimob Srondol Semarang.
Warga tidak boleh ada yang dirugikan atas peristiwa tersebut”, kata Zari.
Polda Jateng dibantu kerja sama dengan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan dan Kepala RS Bhayangkara akan menangani proses perawatan.
Sementara itu, saat ini proses perbaikan 44 rumah warga yang rusak sedang dilakukan secara bertahap.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyatakan, hingga saat ini, penyebab insiden ledakan di gudang penyimpanan bahan peledak dan bahan temuan masyarakat di Mako Brimob Srondol, Semarang, belum bisa diketahui.
"Tim olah tempat kejadian perkara (TKP) belum diizikan masuk karena masih ada sisa bahan peledak yang berpotensi meledak di lokasi. Masih belum diangkat sisanya di dalam," ujar Rycko, saat ditemui di lobi kantor Polda Jateng, Rabu (18/9/2019).
Sementara itu, upaya ganti rugi 44 kerusakan rumah warga sekitar yang terdampak ledakan terus berjalan.
Kerusakan rumah warga yang diperbaiki antara lain kaca yang pecah, plafon dan genteng yang runtuh.
"Untuk rumah warga, dari 44 unit yang rusak masih ada 10 yang sedang proses perbaikan. Masih berlangsung perbaikan rumah. Hari ini akan diselesaikan," kata dia.
Di samping itu, proses pembuangan peledak yang berhasil dievakuasi juga masih dilakukan bertahap. Peledakan dilakukan di tempat aman di Ungaran, Kabupaten Semarang.
"Kemarin sudah disposal 9 unit peledak. Hari pertama meledakkan 7 unit berarti sudah 16 unit dari total yang ada 40 unit," pungkas dia.
Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel melalui Karo Logistik Polda Jateng Kombes Pol M Zari meninjau langsung kondisi perbaikan rumah warga pasca-insiden ledakan gudang tempat bahan peledak Mako Brimob Srondol Semarang, pada Sabtu (14/9/2019) kemarin.
"Perintah Kapolda hari itu juga agar dilakukan perbaikan.
Hari ini, kami lanjutkan perbaikan rumah-rumah warga yang kemarin belum tuntas. Kami prioritaskan rumah yang mengalami kerusakan paling berat dan lokasinya paling dekat dengan ledakan," ujar Zari, Minggu (15/9/2019).
Karolog Zari menyebutkan, ada sebanyak tiga rumah yang kemarin mengalami rusak berat dan hari ini sudah diperbaiki.
Selain itu, sebanyak 18 rumah yang mengalami rusak ringan hari ini juga sudah diperbaiki.
Sisanya masih dalam proses perbaikan.
Seperti diketahui, tercatat sebanyak 44 rumah yang mengalami kerusakan akibat ledakan gudang tempat bahan peledak.
Dengan perincian rumah warga RT 005 ada sebanyak 28 rumah dan di RT 006 ada sebanyak 16 rumah Kelurahan Srondol Wetan.
"Perbaikan kerusakan meliputi pemasangan genteng, plafon, tembok dan kaca jendela yang pecah.
Ada kurang lebih 20 tukang dikerahkan di antaranya 4 tukang kaca.
Akan ditambah secara bertahap.
Terutama untuk perbaikan atap dan plafon. Kalau perbaikan kaca kemarin sudah dilakukan," kata dia.
Sementara itu, salah satu warga terdampak ledakan Sujono menyampaikan rasa terima kasih kepada Kapolda Jawa Tengah yang telah bertindak cepat melakukan perbaikan terhadap rumah-rumah warga.