Sekilas
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Trajan atau Marcus Ulpius Traianus atau Trajanus lahir pada 18 September 53 M di Seville, Hispania (sekarang Spanyol).[1]
Trajan adalah kaisar Roma yang masuk dalam Five Good Roman Emperors atau Lima Kaisar Roma yang Baik.[2]
Kaisar Trajan menjadi kaisar Roma pertama yang lahir dari keluarga non-Latin. [3]
Keluarga Trajan berasal dari Umbria.
Dia dianggap sebagai “provincial” karena lahir di luar Italia.
Ayahnya bernama Ulpius Trajanaus dan ibunya bernama Marcia.
Trajan kemudian diadopsi Nerva, kaisar Roma.
Nerva menjadikan Trajan sebagai suksesor dengan memanggilnya Caesari Divi Nervaef atau secara lietral berarti “Anak Kaisar Nerva yang Agung”. [4]
Di bawah Trajan, Kekaisaran Roma mencapai wilayah terluasnya.[5]
Karier awal
Ayah Trajan adalah seorang provincial governor dan komandan legiun.
Keluarganya menjadi anggota patricia, yakni kelompok paling aristrokrat dalam kelas senatorial.
Ayah Trajan kemudian menjabat gubernur di Syria dan Asia.
Masa kecil Trajan kurang terdokumentasikan.
Namun, Trajan sepertinya menghabiskan masa kecil di Roma atau di markas-markas militer bersama ayahnya.
Trajan pernah menjadi legionary staff tribune selama sepuluh tahun.
Setelah menjalani praetorship, Trajan mempunyai kemampuan untuk memimpin satu legion di Spanyol pada 89 M.
Trajan pernah membantu Kaisar Domitian memadamkan pemberontakan di Germania Superior.
Kaisar Domitian menyukai Trajan dan mengizinkannya untuk memegang salah satu dari dua konsulat, sebuah posisi yang prestisius.
Pada 18 September 96 M, Kaisar Domitian dibunuh dalam sebuah konspirasi.
Nerva menggantikan Domitian sebagai kaisar.
Pada Oktober 97 M, Nerva mengadopsi Trajan sebagai suksesornya.
Sebelumnya, Nerva sudah menjadikan Trajan sebagai gubernur di Germania Superior.
Para komandan pasukan dan senat menganggap Trajan cocok menggantikan Nerva.
Pada 1 Januari 98 M, dia menjalani konsulat keduanya sebagai kolega Nerva.
Nerva meninggal pada 27 atau 28 Januari dan Trajan diangkat menjadi kaisar oleh para komandan pasukan dan senat.
Sebelum naik tahta, Trajan menikahi Pompeia Plotina.[6]
Menjadi kaisar
Setelah menjadi kaisar, Trajan memilih orang-orang kepercayaan dengan hati-hati.
Di antara mereka adalah Pliny yang Muda, yang menjadi penulis dan penasihat hukumnya.
Mereka berdua sering berkorespondensi dalam banyak hal.
Trajan dan Pliny membawa Roma memasuki zaman kejayaannya.
Senat sangat menghormati Trajan.
Mereka tidak menganggap Trajan sebagai kaisar yang otoriter dan absolut layaknya Domitian dan Nerva.
Dia kembali menunjukkan dirinya sebagai kaisar yang baik dengan mereformasi masyarakat Roma.
Trajan memerintahkan pembangunan jalan, pemandian umum, dan jembatan-jembatan baru.
Dia juga mempermudah kegiatan ekonomi Roma dengan membabung sebuah pelabuhan modern di Ostia.
Banyak orang merasa Trajan mengikuti jejak Domitian karena membebaskan para tawanan perang dan memulangkan orang-orang yang diasingkan.
Hal ini membuatnya dihormati banyak orang.
Para sejarawan sering menyebut Trajan sebagai kaisar yang bijaksana.
Namun, Trajan hobi berperang.
Trajan terlibat dalam beberapa perang selama sembilan belas tahun menjadi kaisar.
Ada tiga perang terkenal yang melibatkan Trajan, yakni dua perang dengan Dacian dan satu perang di perbatasan timur.
Perang melawan Decebalus, penguasa Dacia, pada 101 M adalah perang pertama Trajan ketika sudah menjadi kaisar.
Trajan menyerang Decebalus dan mengalahkannya di Pertempuran Tapae Kedua.
Decebalus meminta damai, tetapi dia kemudian menarik keputusannya.
Trajan kembali menyerang Decebalus.
Pada 105 M, Decebalus menderita kekalahan yang parah.
Dia memutuskan bunuh diri.
Dacia kemudian dijadikan wilayah Kekaisaran Roma.
Untuk mencegah pemberontakan, setengah dari penduduk Dacia dibiarkan kabur dan digantikan koloni Roma.
Setelah kemenangan ini, Trajan kembali ke Roma dan menyelenggarakan pertandingan gladiator besar-besaran.
Ada sepuluh ribu gladiator yang terlibat dan sekitar sebelas ribu hewan dibantai dalam pertandingan ini.
Ketika terjadi kekacauan di Armenia yang disebabkan oleh Kekaisaran Parthia, Trajan memutuskan melakukan kampanye militer.
Trajan berhasil mengembalikan Armenia menjadi wilayah Roma.
Trajan tidak kembali ke Roma setelah selesai.
Dia lanjut berkampanye ke timur dan menaklukkan Mesopotamia.
Wilayah Roma semakin luas, terbentang dari Skotlandia sampai Laut Kaspia.
Namun, orang-orang Mesopotamia membalas pasukan Roma dengan kuat.
Trajan terpaksa mundur ke Armenia.
Selama pertempuran berlangsung, Trajan hampir kehilangan nyawanya.[7]
Kematian
Pada 115 M terjadi pemberontakan orang-orang Yahudi di Cyrenaica yang meluas sampai ke Mesir dan Cyprus.
Ketika terjadi masalah di perbatasan utara, Trajan meninggalkan pasukannya di Syria dan kembali ke Roma.
Trajan merasa sakit (beberapa curiga dia diracun) ketika sampai di Cilicia.
Dia meninggal pada 9 Agustus 117 M.
Jenazah Trajan dibawa ke Roma dan dikremasi.
Abunya dikuburkan dalam sebuah jambangan di dasar sebuah monumen yang dikenal sebagai Trajan’s Column atau Tiang Trajan.[8]