Polda Sumatera Selatan telah menetapkan 23 orang tersangka kasus pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap.
Satu di antara 23 orang tersebut diketahui sebagai pelaksana lapangan yang bekerja di perusahaan PT BHL di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Sementara, 22 tersangka lainnya berasal dari Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, berkas penyidikan 17 tersangka akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan.
Kemudian berkas yang ada bakal dibawa ke pengadilan.
"Yang dari PT BHL adalah pelaksana lapangan.
Untuk 22 yang lain adalah masyarakat biasa," kata Supriadi, Selasa (17/9/2019), dikutip dari Kompas.com.
Supriadi mengatakan, dalam proses pemeriksaan tersangka pembakaran lahan, penyidik sempat mengalami kesulitan.
Sebab, para pelaku beraksi ketika melihat kondisi sepi, sehingga jumlah saksi yang melihat aksi pembakaran sangat sedikit.
"Mereka setelah membakar lalu kabur, sehingga kita kesulitan untuk mencari pelakunya.
Yang ditetapkan tersangka rata-rata tertangkap tangan waktu sedang membakar,"ujar Supriadi.
Dari hasil pemeriksaan, para tersangka membakar lahan karena ingin memperluas lahan perkebunan mereka yang hampir rata-rata memiliki luas sekitar 2 hektare per orang.
Namun, upaya dengan cara membakar tetap salah, karena berdampak kepada perusakan lingkungan.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan kota Palembang meliburkan sekolah dari tingkatan pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menangah pertama (SMP), akibat terpapar kabut asap.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, untuk sementara waktu sekolah yang diperbolehkan meliburkan anak didiknya yakni yang berdekatan dengan kabupaten terdekat lokasi kebakaran.
Kawasan yang dekat dengan titik api seperti Alang-alang Lebar dan Kertapati.
"Untuk yang tidak terkena dampak masih tetap belajar di sekolah seperti biasa.
Hanya saja, kalau sekolah yang terkena kabut asap diizinkan untuk meliburkan," kata Zulinto, Selasa.
Dampak kabut asap diduga menyebabkan seorang bayi berusia empat bulan bernama Elsa Pitaloka meninggal dunia akibat mengalami infeksi paru-paru.
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi karhutla di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (17/9/2019) siang.
Dalam kunjungan itu, Jokowi menegaskan pentingnya menjaga komitmen semua pihak untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan ( karhutla).
"Pencegahan itu lebih efektif.
Pencegahan itu tidak membutuhkan biaya banyak, lebih efektif, tetapi kalau sudah kejadian seperti yang kita lihat sekarang ini, sudah kerja yang luar biasa (sulitnya)," ujar Jokowi seperti dikutip dari siaran pers resmi.
Saat meninjau lokasi, Kepala Negara bertanya sejumlah hal kepada beberapa aparat yang bertugas memadamkan kebakaran di lokasi.
Menurut mereka, api yang telah membesar membuat penanganan karhutla memerlukan waktu lama.
"Saya tanya tadi TNI dan Polri yang ada di sini sudah berapa hari (bertugas).
Sudah lebih dari satu bulan.
Lebih dari satu bulan," ujar dia.
Apalagi, kata Jokowi, lahan yang masih terus diupayakan pemadamannya tersebut merupakan lahan gambut yang memang relatif lebih sulit untuk ditangani.
Ia mengatakan, pemerintah melalui Polri akan melakukan upaya penindakan hukum bagi pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan.
"Kalau kita lihat luasannya (lahan) besar sekali.
Ini terorganisasi.
Nanti coba ditanyakan Pak Kapolri penanganannya secara detail," ucap Kepala Negara.
Ke depan, Jokowi berharap agar masing-masing pihak menjalankan komitmen pencegahan kebakaran hutan dan lahan agar peristiwa yang terjadi saat ini tak terulang kembali.
"Perlu kita ingatkan agar pencegahan oleh desa, camat, bupati, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, polsek, koramil adalah yang pertama harus dikerjakan.
Kalau sudah kejadian akan sulit," ucap dia.
Turut menyertai Presiden dalam peninjauan ini di antaranya Menkopolhukam Wiranto, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menpupera Basuki Hadimuljono, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita.
Kemudian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Gubernur Riau Syamsuar, dan Kepala BNPB Doni Monardo.
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengatakan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau.
"Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan karhutla di Riau.
Tapi luasnya lahan yang terbakar menjadi kendala, apalagi ini kan lahan gambut," ujar Jokowi kepada wartawan saat meninjau karhutla di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019).
Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan, seperti penambahan 350 personel pemadam. Saat ini total pemadam ada 5.600 personel.
Kemudian dilakukan juga pemadaman dengan water bombing dan penyemaian garam untuk hujan buatan.
Upaya lain, lanjut Jokowi, ialah melaksanakan shalat istisqa atau shalat minta hujan.
"Upaya pemadaman sudah, kemudian doa juga sudah.
Kita panjatkan ritualnya sudah kita lakukan salat minta hujan.
Tadi malam juga shalat istisqa," ujar Jokowi.
Itu artinya, kata dia, segala upaya sudah dilakukan.
Namun, yang paling tepat itu adalah pencegahan sebelum terjadi kebakaran.
"Kalau ada titik langsung dipadamkan itu yang tepat. Tapi ini karena berhadapan dengan hutan gambut luas, kalau apinya sudah banyak seperti ini tidak mudah (memadamkan)," kata Jokowi.