Hal ini menjadi sorotan bagi Dinas Kesehatan Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Adakah dampak terhadap balita tersebut ketika mengonsumsi kopi?
Melansir dari Tribunnews, tahun 2014, AAP membentuk satuan khusus untuk mengatasi meningkatnya konsumsi kafein pada anak-anak.
Baca: Tak Mampu Belikan Susu, Orangtua Balita di Sulbar Beri 5 Gelas Kopi Per Hari Sejak Usia 6 Bulan
Baca: 5 Fakta Kakek 61 Tahun Kirim Surat Cinta ke Anak SD : Sapaan Gadis Manisku hingga Korban Trauma
Dalam laporan, mereka mencatat bahwa 73 persen anak-anak Amerika minum beberapa bentuk kafein setiap hari. Sumber yang paling umum yaitu minuman soda. Minuman kopi berada di urutan kedua.
Pada tahun 2009 dan 2010, sekitar seperempat kafein yang dikonsumsi oleh anak-anak berasal dari kopi.
Minuman energi berada di urutan ketiga dan konsumsinya juga meningkat.
Teh juga sangat umum pada anak-anak mulai sekitar usia 2 tahun.
Sejauh ini, AAP belum secara khusus menetapkan pedoman untuk kafein pada anak-anak.
Meskipun direkomendasikan bahwa anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak mengonsumsi kafein dalam bentuk apa pun.
Balita, khususnya usia dua tahun yang minum kopi atau teh dalam pola makan mereka, memiliki peluang 3 kali lipat kegemukan saat masuk di taman kanak-kanak.
Berikut Tribunnewswiki himpun efek negatif kopi bagi anak dari Kompas.com.
1. Insomnia
Minum kopi diyakini dapat mengusir rasa kantuk dan mampu menyebabkan sulit tidur.
Hal ini juga dapat terjadi pada anak sehingga anak sulit tidur di malam hari.
Karena kurang tidur, mereka pun akan mencari kopi lagi keesokan harinya untuk menambah stamina dan kewaspadaan.
Siklus ini akan terus berulang hingga mengakibatkan anak selalu susah tidur atau insomnia di malam hari.
Padahal, anak usia balita hingga 12 tahun membutuhkan tidur selama paling tidak 11 jam sehari.
Baca: 7 Minuman yang Dapat Hilangkan Kantuk Selain Kopi, Ada Teh hingga Cokelat Panas
Baca: Lucinta Luna Buka Bisnis Minuman Kopi, Nama Produknya Dianggap Terlalu Frontal
Remaja usia 12-18 tahun harus tidur kira-kira 10 jam sehari.
Waktu tidur ini dibutuhkan supaya setiap fungsi tubuh bekerja dengan baik.
Untuk orang dewasa, kopi mampu menjadi penambah energi dan meningkatkan kewaspadaan.
Namun, berbeda dengan anak-anak, hal ini mampu membuat anak selalu merasa gelisah, tidak bisa berkonsentrasi dan hiperaktif.
Minum kopi juga bisa membuat balita kurang berhati-hati dalam beraktivitas.
3. Kerusakan Tulang
Sifat diuretik atau pemicu air seni pada kafein bisa mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh anak.
Selain itu kopi mengandung kafein bersifat diuretik sebagai pemicu produksi air seni.
Apabila air seni semakin cepat dikeluarkan oleh ginjal, maka semakin banyak pula kalsium yang belum diserap tubuh ikut terbuang.
Anak-anak sangat membutuhkan kalsium untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat.
Kurang kalsium berisiko menghambat pertumbuhan anak dan menyebabkan masalah seperti gigi berlubang.
Konsumsi kopi pada anak-anak juga memiliki dampak buruk yaitu berkurangnya nafsu makan anak.
Padahal, anak-anak masih berada dalam masa pertumbuhan sehingga sangat membutuhkan asupan gizi yang didapat dari makanan.
Baca: Manfaat dan Bahaya Kafein, Konsumsi 3 Cangkir Kopi Bisa Picu Migrain?
Baca: Ejek Hotman Paris Sudah Ganti Profesi, Elza Syarief: Sudah Kebanyakan di Warung Kopi
Selain itu, kopi juga bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti mual dan sakit perut.
Kandungan kafein dalam kopi dapat memicu ketergantungan.
Semakin lama, anak harus meminum lebih banyak kopi untuk membantunya tetap terjaga.
Apabila hal ini terjadi maka berisiko menyebabkan gangguan dalam jangka panjang.
Risiko tersebut seperti penyakit jantung atau kerusakan saraf.
Kemudian risiko tersebut dapat bertambah semakin tinggi apabila kebiasaan kopi sudah dimulai sejak balita.