Penampilan Thareq Habibie yang memakai penutup mata mengingatkan orang akan penampilan tokoh Nick Fury yang diperankan Samuel L. Jackson, dalam serial film Avengers.
"Sekarang once and for all, saya jelasin di depan TV bahwa saya itu kan sebetulnya diabetes. Diabetes itu mengakibatkan saya jadi glaukoma. Glaukoma adalah di mana di mata terjadi perubahan tekanan."
Baca: Makam BJ Habibie Dijadikan Ajang Foto oleh Warga, Warganet Menyayangkan
Baca: Habibie Donorkan Korneanya? Ini Alasan Thareq Habibie Kenakan Penutup Mata
"Kalau tekanannya membesar, ini mata kiri saya masih bagus, tekanannya kira-kira 13. Mata sini udah 25. Akibat tekanan yang tinggi itu, di bagian belakang cahaya akan masuk, itu namanya retina ya."
"Retina itu karena kegencet jadi sel-selnya hancur. 100 persen udah hancur. Di sini saya buka ya. Biar orang bilang saya nggak katarak atau apa," ujar blak-blakan.
Di depan media saat meliput acara tahlilan di kediaman BJ Habibie, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019), Thareq Habibie buka-bukaan alasan memakai penutup mata karena penyakit diabetes yang dideritanya.
Thareq Habibie sudah mengalami gangguan mata sejak 3,5 tahun yang lalu.
Dengan mengenakan penutup mata, Thareq mengaku lebih fokus melihat dengan satu mata.
Baca: Ini Impian Mulia Mendiang BJ Habibie untuk SMA Pradita Dirgantara Boyolali
Baca: Ajudan Habibie Ungkap Almarhum Kerap Meminta Maaf pada Ajudannya: Saya Banyak Berdosa sama Kamu
"Cuman kalau gini saya nggak ngelihat apa-apa. Cahaya pun nggak kelihatan. Kalau saya buka gini, saya lihat kalian tuh lebih buram, nggak bisa tajam. Karena begini mungkin otak saya udah puluhan. Saya baru begini udah 3 tahun, 3,5 tahun. Saya udah terbiasa ngelihat ini. Begitu terbuka setengah kabur. Kalau ketutup begini, saya bisa fokus," ungkapnya.
Lebih lanjut, Thareq menepis kabar mendapat donor kornea.
Thareq heran ada pihak yang menyebar hoax tersebut.
"Kalau mengenai kornea itu, itu juga nggak bener. Memang mereka donor. Tapi waktu ibu saya meninggal di Jerman, karena saking buru-buru, jadi belum sempat diambil. Kalau bapak saya lebih lagi.
Orang saya ada di situ, siapa yang ngambil? Kita langsung bawa ke kamar jenazah, mandiin, bawa ke sini. Banyak datang belasungkawa," kata Thareq.
"Jadi entah siapa yang buka hoax. Saya udah selalu bilang jangan percaya siapa siapa yang media-media yang kayak gitu-gitu."
Baca: Prosesi Upacara Pemakaman Militer BJ Habibie, Thareq dan Ilham Turun ke Liang Lahat
Glaukoma yang diderita Thareq sering disebut sebagai pencuri penglihatan akibat tekanan bola mata tinggi.
Penderita diabetes paling berisiko mengalami hal ini seperti halnya penyakit mendiang presiden keempat, Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.
Penyakitnya dimulai dengan diabetes yang berujung pada glaukoma.
Ketika itu, Gus Dur mengalami gangguan di mata. Berbagai keluhan juga mulai dirasakan, seperti muntah-muntah, mual berkali-kali, dan pusing yang cukup hebat.
Sejak itulah, kemampuan penglihatan Gus Dur menurun drastis.
Setelah memeriksakan mata ke dokter, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tiga periode (1984-1999) itu itu divonis terkena glaukoma.
Sejumlah tindakan medis pun dilakukan untuk menyelamatkan penglihatannya, tapi mata kirinya tidak bisa diselamatkan karena urat syarafnya sudah telanjur rusak.
Beruntung mata bagian kanan Gus Dur masih bisa diselamatkan. Hanya saja, sejak itu Gus Dur harus menjalani pemeriksaan rutin setiap enam bulan sekali.
Kabar hoax yang dimaksud Thareq Habibie adalah beredarnya kabar mengenai BJ Habibie yang mendonorkan kornea matanya untuk Thareq Habibie.
Dalam kabar tersebut mendiang isteri BJ Habibie, Hasri Ainun Besari disebut sempat ingin mendonorkan kornea matanya untuk Thareq.
Bukan hanya Ainun, namun BJ Habibie juga disebut telah mendonorkan kornea matanya sebelum dikebumikan.
Kabar tersebut juga sudah dibantah oleh putra sulung BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie.
Ilham mengungkapkan mengapa selama ini adiknya, Thareq mengenakan penutup mata.
Pertama kali, kabar BJ Habibie donorkan mata muncul di akun facebook atas nama akun @usi karundeng.
Dilansir dari alodokter.com, glaucoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata.
Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata.
Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala.
Pada dasarnya, mata memiliki sistem aliran cairan mata (aqueous humour) ke dalam pembuluh darah.
Aqueous humour itu sendiri adalah cairan alami yang berfungsi menjaga bentuk mata, memasok nutrisi, dan membersihkan kotoran pada mata.
Baca: Kuliah di Bidang Konstruksi Pesawat Juga, Anak Ilham Habibie Ini Bakal Ikuti Jejak Sang Kakek?
Baca: Cerita BJ Habibie Siapkan Makam di Samping Ainun hingga Buat Persyaratan
Ketika terjadi gangguan pada sistem aliran cairan ini akan menyebabkan penimbunan cairan aqueous humour dan meningkatkan tekanan pada bola mata.
Meningkatnya tekanan pada bola mata kemudian dapat merusak saraf optik.
Glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia setelah katarak.
Data yang dihimpun WHO pada 2010 menunjukan, 39 juta orang di dunia menderita kebutaan dan 3,2 juta di antaranya disebabkan oleh glaukoma.
Meskipun glaukoma bukanlah kondisi yang dapat dicegah, tapi gejalanya akan lebih mudah diredakan jika kondisi tersebut dapat dideteksi dan ditangani lebih awal.
Baca: Joshua Suherman Sebut Sosok BJ Habibie Inspirasi Bikin Lagu Pesawat Terbang
Baca: Kenang BJ Habibie, Reza Rahadian: Saya Sakit, Eyang Ngotot Stop Syuting dan Antarkan ke RS
Gejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita glaukoma.
Akan tetapi penderita glaukoma umumnya mengalami gangguan penglihatan.
Beberapa gangguan penglihatan yang muncul dapat satu di antaranya; penglihatan kabur, terdapat lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah cahaya terang, memiliki sudut buta (blind spot), serta kelainan pada pupil mata, seperti ukuran pupil mata tidak sama.
Diduga kelainan gen merupakan faktor utama terjadinya glaukoma.
Ditambah lagi ada beberapa faktor sekunder yang menjadi penyebab glaukoma, seperti cidera akibat paparan zat kimia, infeksi, peradangan, hingga penyumbatan pembuluh darah.Pengobatan glaukoma dilakukan untuk mencegah kebutaan total dan mengurangi gejalanya.
Pengobatan tersebut dapat berbeda-beda, karena disesuaikan dengan kondisi pasien.
Metode pengobatan glaukoma meliputi pemberian obat tetes, terapi laser, hingga operasi.