Namun, untuk masuk dalam nominasi Oscar atau bahkan memenangkannya, harus melewati tahap seleksi yang ketat.
Lebih dari 90 film Indonesia mendaftar untuk dapat lolos seleksi penghargaan film ini.
Namun, hanya 3 film yang terpilih untuk diseleksi dan dinilai lebih lanjut oleh anggota Komiter Oscar 2019.
Ketiga film tersebut ialah berjudul Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahku, dan 27 Steps of May.
Baca: Sinopsis Film Mad Max: Fury Road Pemenang Piala Oscar Terbanyak 2016, Tayang Malam Ini di Trans TV
Dari 3 film besar film Indonesia tersebut akan kembali dinilai dan mengerucut menjadi hanya satu film saja.
Hasil pengerucutan film tersebut akan diputuskan oleh Komite Oscar 2019, Selasa (17/9/2019).
"Satu film Indonesia itu akan mewakili Indonesia di malam penganugerahan Piala Oscar 2019 di Amerika Serikat," kata Benny Benke, salah satu anggota Komite Oscar, berbincang Sabtu (14/9/2019).
Dikutip dari Wartakotalive.com, selain Benny Benke, Komite Oscar beranggotakan aktris Christine Hakim dan produser Sheila Timothy serta Firman Bintang, sutradara Adisurya Abdy dan Lola Amaria, aktor Mathias Muchus, Roy Lolang, Alim Sudio, Fauzan Zidni, Benny Setiawan, aktor Reza Rahadian, dan penata musik Thoersi Argeswara.
Komiter Oscar 2019 atau The Indonesian Academy Awards Selection Committee bertugas memilih film dari Indonesia yang akan diikutkan dalam ajang 92nd Oscars International Feature Film Awards.
Komite Oscar 2019 atau Indonesian Academy Awards Selection Committee selanjutnya disebut sebagai IOSC dan bekerja melakukan seleksi film yang akan diikutsertakan ke Academy Award Intenational Feature Film Award 2020.
Benny Benke mengatakan, 99 film Indonesia yang beredar sejak Oktober 2018 hingga September 2019 terdiri dari 41 judul bergenre drama, 34 judul film horor, dan sisanya 24 judul genre komedi.
Dari jumlah tersebut, film itu mengerucut menjadi 4 film, yaitu Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahku, 27 Steps of May, dan Bumi Manusia.
Baca: Ave Maryam (2019)
Namun film Bumi Manusia yang diperankan oleh Iqbal Ramadhan itu tersingkir dan tidak lolos ke 3 besar.
“Film Bumi Manusia saya masukkan karena epik cerita berdasarkan novel magnum opus karya Pramoedya Ananta Toer," jelas Benny Benke.
Berdasarkan pertimbangan estetis, terutama desain produksi film yang jauh dari ideal, kurasi aktor yang mengganggu hingga cara penyajian (penyutradaraan), Benny Benke dan sejumlah juri lainnya terpaksa menggugurkan Bumi Manusia.
“Film Bumi Manusia digugurkan, terutama karena beban latar cerita di era kolonial tahun 1800-an. Itu yang menjadi beban sangat berat," jelas Benny Benke.
Benny Benke malanjutkan, beban latar sejarah tersebut tidak ditemukan dalam film Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahmu, dan 27 Steps of May.
Baca: FILM - Bumi Manusia
"Walau sebenarnya tidak apple to apple, tapi beban disain produksi film justru menjadi penjebak utama Bumi Manusia," ujarnya.
Kalu beban tersebut mampu diatas, lanjut Benny Benke, ceritanya akan lain dan justru menjadi faktor utama penunjang Bumi Manusia bisa lolos ke 3 besar.