Ajudan Habibie Ungkap Almarhum Kerap Meminta Maaf pada Ajudannya: Saya Banyak Berdosa sama Kamu

Penulis: Sekar Dwi Setyaningrum
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aiptu Indra (kiri) saat mendampingi Habibie di Jerman bersama staf dan Paspampres

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menjadi ajudan Presiden bukanlah perkara mudah.

Aiptu Indra yang tergabung dalam Satuan Pam Obvit Polri memiliki tugas menjaga sekaligus mengemudikan mobil pribadi.

Indra mendampingi Habibie sejak 1999.

Kemanapun Habibie pergi, Indra terus mendampinginya.

Dikutip dari Warta kota, bahkan ketika Habibie ke Jerman, Indra juga tetap berada di samping Habibie.

Walaupun berbulan-bulan lamanya.

Indra menceritakan pengalamannya saat ditemui di rumah duka BJ Habibie.

"Lebih banyak sukanya ya. Pengalaman buat saya sendiri. Enggak mungkin bisa keluar negeri sampai berbulan-bulan. Mungkin sudah ada 8 kali ke Jerman," ucap Indra.

"Paling lama yang terakhir itu, 6 bulan, dari Oktober tahun lalu sampai April kemarin. Biasanya hanya 3 bulan," kata Indra lagi.

Di dalam sebuah mobil, ia menjadi saksi perbincangan antara Habibie dan para ajudannya.

Dari situasi politik hingga tentang kisah cintanya bersama Ainun.

Baca: INILAH Silsilah Lengkap BJ Habibie, Kakek Buyutnya Juga Bernama Habibie & Dokter Jawa Pertama

Baca: Tak Henti Nangis di Makam BJ Habibie, Bunga Citra Lestari: Eyang Pria Paling Hebat bagi Hidup Aku

"Cerita masa lalu banyak, saat reformasi, banyak cerita lah, tapi itu biar jadi konsumsi saya saja ya," ucapnya.

Namun banyak momen bersama keluarganya yang harus ia korbankan.

Bahkan akhir Desember 2018 ketika mertua Indra meninggal dunia, dirinya masih mendampingi Habibie di Jerman.

Saat itu Indra tidak menceritakan kepada Habibie, agar Habibie tidak merasa berkecil hati.

Walaupun Habibie atasannya, namun sikap Habibie selalu rendah hati.

Bahkan Habibie kerap kali meminta maaf kepada Indra.

"Tapi Eyang (BJ Habibie--Red) tahu dari staf kalau mertua saya meninggal. Waktu itu saya masih di Jerman, pas banget lagi nyetir."

BJ Habibie dan ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardojo. (Historia.id/Repro Ibu Indonesia dalam Kenangan). (historia.id)

"Tapi Eyang malah bilang, 'Aduh Indra saya banyak berdosa sama kamu dan keluarga. Maaf ya Ndra'. Saya yang jadinya malah enggak enak. 'Enggak apa-apa Eyang, namanya tugas', saya bilang saja begitu," ujar Indra.

Ketika istrinya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit, lagi-lagi Habibie meminta maaf kepada Indra.

"Eyang bilang, 'jangan khawatir ya Ndra. Semua keperluan istri mu sudah diurus sama staf di Indonesia. Kamu harus konsentrasi. Semua baik-baik saja'," gitu kata Eyang," ucapnya.

Risiko ketika menjadi bagian dari Korps Bhayangkara disadari oleh Indra dan keluarganya.

Warga berbondong-bondong selfie di makam BJ Habibie. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA/IST)

Namun risiko tersebut dapat diatasi karena jalinan yang hangat antara Habibie dengan ajudannya.

"Ya risikonya seperti itu. Saya dari Polri jadi harus terbiasa. Tapi Eyang selalu bilang begini, sampaikan permohonan maaf saya ke anak dan istri, karena saya kan perginya lama."

"Jadi saya merasa nyaman bekerja dengan beliau," tutur Indra.

Setelah Habibie meninggal, Indra belum mengetahui tugas selanjutnya.

"Kalau Paspampres mungkin akan digantikan untuk Pak JK (Jusuf Kalla--Red) kalau sudah enggak menjabat. Kalau saya belum tahu. Nanti tinggal tunggu perkembangan," katanya.

(TribunnewsWiki/Sekar)



Penulis: Sekar Dwi Setyaningrum
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer