Pasti sebagian akan meluangkan waktunya untuk datang ke pemakaman seseorang tersebut sebagai bentuk belasungkawa.
Namun bagaimana reaksimu ketika mendatangi upacara pemakamanmu sendiri?
Menyaksikan beberapa orang datang, sebagian orang yang mengenal kita secara dekat, membicarakan dan mengenang kita?
Itulah yang dialami lima orang Belgia yang diminta datang ke pemakaman, yang ternyata ‘pemakaman’ mereka sendiri.
Saat orang yang kita cintai secara terus menerus melakukan kegiatan atau kebiasaan yang membahayakan hidup mereka, mengingatkan mereka untuk berhenti nampaknya merupakan usaha yang sia-sia.
Namun, itu tidak menghentikan teman atau keluarga untuk terus mencoba agar orang yang disayanginya melakukan hal buruk berulang-ulang.
Itu sebabnya beberapa orang di Belgia melakukan tindakan yang cukup dramatis.
Lima orang di Belgia diminta oleh teman-teman mereka untuk bertemu di tempat yang telah ditentukan.
Mereka hanya tau jika akan datang ke sebuah pemakaman.
Kelima orang asal Belgia tersebut ialah, Melaney, Kim, Gregory, Olivier, dan Brice.
Mereka telah diberitahu bahwa mereka akan bertemu dengan teman-teman mereka masing-masing di pemakaman tersebut, tapi itu hanyalah tipuan.
Ada alasan bagus mengapa mereka semua perlu bertemu satu sama lain dan itu membuat mereka menangis.
Menggunakan kamera tersembunyi, lima orang tersebut nampak tiba di lokasi rahasia.
Masing-masing mereka mengira teman-teman mereka sedang menunggu di tempat yang telah ditentukan.
Setelah tiba di tempat tujuan, masing-masing orang dipaksa untuk menghadapi adegan yang cukup canggung.
Apa yang seharusnya jadi pertemuan dengan teman-teman berubah menjadi pemakaman yang tak terduga, lengkap dengan peti mati.
Masing-masing dari lima orang yang tiba dengan cepat diantar ke barisan sebelum mereka bahkan dapat mengajukan pertanyaan.
Pada awalnya mereka nampak bingung terhadap tempat dan situasi yang mereka hadapi.
Petugas mulai berbicara mengenai orang yang meninggal.