Inilah 5 Penyakit yang Perlu Diwaspadai Akibat Kabut Asap, Penyakit Asma hingga Jantung

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa mengenakan masker gang dibagikan Petugas Taruna Siaga Bencana dalam Sosialisasi Kesehatan dan Pembagian Masker di SDN Gubuk Klakah I, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Rabu (6/1/2016). - Penyakit yang diakibatkan oleh kabut asap.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kabut asap baru-baru ini menyelimuti beberapa kota di Sumatera Selatan.

Kabut asap tersebut merupakan hasil dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah Sumatera Selatan tersebut.

Akibat dari kabut asap tersebut membuat kualitas udara pun menjadi tidak sehat.

Sebelumnya, dilansir oleh Kompas.com pada Jumat (13/9/2019), kabut asap yang mempengaruhi jarak pandang tersebut tidak hanya terjadi di Palembang, namun juga Kota Pekanparu, Riau.

Bahkan sejumlah orang tua dan anak-anak di Kota Pekanbaru mengalami beberapa penyakit akibat polusi udara akibat karhutla tersebut.

Baca: Ini 5 Cara Lindungi Diri dari Kabut Asap, Pakai Masker hingga Konsumsi Makanan Sehat

Baca: Kabut Asap Riau, Menteri Perhubungan: Sejauh Ini Belum Ada Dampak yang Serius

Pengguna jalan menggunakan masker yang dibagikan petugas kesehatan dari Puskesmas Cot Simeureung, Kecamatan Samatiga dan Layung, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat, menyusul kabut asap kebakaran hutan dan lahan gambut yang sangat pekat, Kamis (1/8/2019). (KOMPAS.com/RAJA UMAR)

Berikut adalah lima penyakit yang bisa disebabkan oleh kabut asap dilansir oleh depkes.go.id :

1. Asma

Penyakit ini terkenal dengan penyakit genetik.
Namun, asma juga dapat disebabkan oleh buruknya kualitas udara.

Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.

Penduduk yang mengidap asma, terutama anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap ancaman kabut asap.

Ilustrasi asma (alodokter.com)

2. Infeksi saluran pernafasan atas

Penyakit ini memiliki nama lain yaitu ISPA.

Sebenarnya ISPA disebabkan oleh infeksi virus dan bukan karena kabut asap.

Namun, polusi yang parah ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh dapat menimbulkan terjadinya ISPA.

ISPA juga terjadi karena kemampuan paru-paru dan saluran pernapasan dalam mengatasi infeksi berkurang, dengan begitu dapat menyebabkan infeks.

Selama ini, ISPA lebih banyak menjangkiti anak-anak dan kaum lansia.

3. Penyakit paru obstruktif kronik

Nama lain penyakit ini adalah PPOK, penyakit ini merupakan gabungan penyakit pernafasan semisal bronkitis.

Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dapat berakibat fatal bagi penderita PPOK karena dapat mengurangi atau memperburuk kinerja paru-paru.

Bila penderita penyakit ini terpapar kabut asap dalam waktu yang lama, dapat meningkatkan risiko kematiannya.

Baca: Kabut Asap di Pekanbaru Makin Pekat, Warga Keluhkan Dampaknya, Sesak Napas hingga Demam

Baca: Begini Tanggapan Menteri Lingkungan Malaysia Terkait Klaim Menteri Siti Nurbaya Soal Kabut Asap

Ilustrasi: Kabut asap menyelimuti jalan akses menuju jembatan Siak IV di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2019).  (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky)

4. Penyakit jantung

Perlu diketahui, kabut asap membawa partikel mini bernama PM2.5 yang cara masuknya dapat melalui saluran pernafasan.

Sebuah studi dari California Environmental Protection Agency pada tahun 2014 lalu telah membuktikan, pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu lama, menggandakan risiko terkena serangan jantung ataupun stroke.

5. Iritasi

Dalam bentuk yang paling ringan, terkena kabut asap dapat menimbulkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung dan menyebabkan sakit kepala atau alergi.

Asosiasi Paru-paru Kanada mengingatkan, bahwa masker wajah tidak dapat melindungi tubuh dari paparan partikel ekstra kecil yang dibawa oleh kabut asap.

Penyakit pernapasan. (produkherbaloriginal.blogspot.com)

Dari situs yang sama, dijelaskan pula rekomendasi tentang Kesehatan Anak akibat Bencana Kabut Asap, yakni :

  • Tetap di dalam ruangan dengan jendela dan pintu tertutup.
  • Tutup tiap ada akses ke luar ruangan.
  • Kurangi aktivitas di luar rumah.
  • Hindari aktivitas di dalam rumah yang menambah kontaminasi seperti merokok atau menyedot debu.
  • Gunakan masker dan alat pelindung lainnya seperti sarung tangan, baju lengan panjang, dan celana panjang.
  • Cuci buah dan sayur sebelum dimakan.
  • Ganti masker bila sudah kotor (masker yang kotor ditandai dengan perubahan warna masker atau saat bernapas melalui masker menjadi bertambah sulit).
  • Sediakan obat-obatan penting di rumah.
  • Mempersiapkan tempat-tempat umum seperti sekolah, aula, gedung olah raga, hotel, musholla/masjid, kantor, gedung serba guna, dan lainnya untuk dijadikan penampungan berudara bersih.

(KOMPAS.COM/TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer