Garlic adalah kucing milik seorang pengusaha asal Tiongkok yang sudah mati pada usia dua tahun.
Huang Yu (22), si pemilik Garlic belum bisa menahan kesedihan atas kematian kucing kesayangannya itu.
Akhirnya, Huang Yu memilik mengkloning Garlic dan diberi nama Garlic 2.0.
Dikutip dari Nationalgeographic.grid.id, Rabu (11/9/2019), Huang Yu datang ke sebuah perusahaan kloning hewan di Beijing, Sinogene.
Dengan biaya 35.000 dollar AS atau sekitar Rp 492 juta, Yu meminta Sinogene untuk mengkloning kucing kesayangannya itu.
Sebelumnya, Sinogene telah berhasil mengkloning 40 ekor anjing dengan biaya masing-masing 53 ribu dollar AS.
Baca: Perubahan Kebijakan Cukai Rokok Dinilai Dapat Picu Persaingan Tidak Sehat
Kepada New York Times, Yu mengatakan bahwa dia telah mengubur Garlic asli yang mati di usia dua tahun, pada Januari lalu.
Namun, sebelum menguburnya, Yu sempat membekukan mayat Garlic terlebih dahulu sampai pegawai Sinogene datang dan mengambil sampel DNA-nya.
“Bagi saya, Garlic tidak tergantikan. Garlic tidak meninggalkan apa-apa untuk masa depan, jadi saya memutuskan untuk mengkloningnya,” kata Yu.
Untuk menciptakan Garlic 2.0, para ilmuwan mengambil sel kulit dari Garlic asli, kemudian menanamnya ke ‘telur kucing’ yang menghasilkan 40 embrio kloning.
Chen Benchi, kepala tim eksperimen Sinogene, menjelaskan bahwa embrio tersebut lalu ditempatkan ke rahim ibu kucing pengganti yang menyebabkan tiga kehamilan, namun hanya satu yang bertahan sampai lahir.
Baca: Hari Kucing Internasional (International Cat Day)
Meski hewan peliharaan telah dikloning di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Inggris, dan AS, tapi ahli dalam industri ini mengatakan, kucing kloning pertama di Tiongkok ini menjadi tonggak sejarah baru dalam sektor kloning komersial yang menarik minat masyarakat.
“Faktanya, sebagian besar pelanggan adalah orang-orang muda yang baru saja lulus,” kata Mi Jidong, CEO Sinogene.
“Apa pun hewan peliharaannya, pemilik sudah menganggap mereka seperti bagian dari keluarga. Kloning hewan peliharaan penting untuk memenuhi kebutuhan emosional generasi muda,” paparnya.
Lebih lanjut, Sinogene berharap dapat menggunakan teknologi yang mereka miliki untuk kepentingan publik.
Misalnya dengan mengkloning hewan-hewan yang terancam punah seperti panda atau harimau, meski mereka menyadari prosesnya akan sangat sulit dan membutuhkan waktu lama.
Baca: Seekor Kucing Masuk Lapangan, Berlari dari Kanan Menuju ke Gawang, Ada Apa ya ?
Meski Garlic 2.0 sangat sehat, namun Yu mengaku sedikit kecewa.
Pasalnya, kucing itu tidak benar-benar mirip dengan Garlic asli.
Garlic 2.0 kehilangan sepetak bulu hitam di dagunya.
Meski begitu, Yu mengatakan bahwa dia menerima dan memaklumi jika pada situasi tertentu pasti tetap ada keterbatasan teknologi.