Beberapa Wilayah Indonesia Ini akan Alami Hari Tanpa Bayangan, Begini Penjelasan BMKG

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bayangan orang

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Fenomena unik terjadi di wilayah Indonesia sejak Minggu (8/9/2019) hingga Oktober nanti.

Fenomena unik itu adalah hari tanpa bayangan.

Hari tanpa bayangan memiliki beberapa sebutan lain seperti kulminasi, transit, atau istwa.

Fenomena ini terjadi ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/9/2019), saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya akan disebut Kulminasi Utama.

Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenith.

Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

Baca: Biaya Visa Progresif Umrah dan Haji Diturunkan, Ini Besarannya yang Baru

 

Penyebab hari tanpa bayangan

Dilansir situs resmi BMKG, hari tanpa bayangan muncul karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak dapat berhimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi.

Hal itu mengakibatkan posisi Matahari dari Bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 LU sampai 23,5 LS.

Hal itu disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

“Di tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB,” tulis BMKG.

Sementara pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB, Matahari berada di titik balik Utara (23,5 LU) dan pada 22 Desember 2018 pukul 11.21 WIB, Matahari berada di titik balik Selatan (23,5 LS).

Baca: Tes Kepribadian - Jumlah Garis di Tanganmu saat Mengepal Ungkap Keberuntunganmu di Masa Depan

Mengingat posisi Indonesia berada di sekitar ekuator, kulminasi utama alias hari tanpa bayangan di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

Sebagai contoh untuk kota Pontianak yang tepat terbelah oleh garis khatulistiwa, kulminasi utamanya terjadi pada 21 Maret 2019 pukul 11:50 WIB dan pada 23 September 2019 pukul 11.35 WIB.

Adapun untuk kota Jakarta, fenomena ini sudah terjadi pada 5 Maret 2019 lalu, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan akan terjadi kembali pada 9 Oktober 2019, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.

Secara umum, kulminasi utama di Indonesia terjadi terjadi antara 22 Februari di Seba, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April di Sabang, Aceh.

Kemudian kulminasi utama kedua terjadi pada 8 September di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober di Seba, Nusa Tenggara Timur.

Baca: Tiga Asteroid Melintasi Bumi Hari Ini, Tercatat Jaraknya Menjadi Paling Dekat Sepanjang Sejarah

 

Berikut jadwal hari tanpa bayangan beserta jadwalnya yang jangan sampai terlewat:

  1. Medan mengalami kulminasi utama pada 14 September 2019, pukul 12.21 WIB.
  2. Padang mengalami kulminasi utama pada 25 September 2019 pukul 12.10 WIB.
  3. Manokwari juga mengalami kulminasi utama pada 25 September 2019 pukul 11.55 WITA.
  4. Jayapura akan mengalami kulminasi utama di tanggal 30 September 2019, pukul 11.27 WIT, di tanggal 30 September 2019.
  5. Palembang akan terjadi hari tanpa bayangan pada 1 Oktober 2019, tepat pukul 11.50 WIB.
  6. Banjarmasin pada tanggal berikutnya yaitu 2 Oktober 2019, kulminasi utamanya akan terjadi pada pukul 12.11 WITA.
  7. Kupang akan mengalami kulminasi utamanya pada 20 Oktober 2019 pukul 11.30 WITA.
  8. Di Pulau Jawa, selain Jakarta, Bandung akan mengalami hari tanpa bayangan pada tanggal 11 Oktober 2019, dengan kulminasi utamanya pada pukul 11.36 WIB.
  9. Keesokan harinya Surabaya akan mengalami kulminasi utamanya pada pukul 11.15 WIB.
  10. Yogyakarta mengalami kulminasi pada 13 Oktober 2019 pukul 11.24 WIB.

Adapun daftar lengkap kulminasi utama untuk bulan September-Oktober di setiap kota di Indonesia dapat dilihat dalam laman BMKG berikut.

(TribunnewsWIKI.com/Kompas.com/Ellyvon Pranita/Widi Hermawan)

Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official



Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer