Seusai pertandingan yang berakhir dengan skor 2-3 untuk tim tamu itu, sekelompok suporter yang kecewa tampak melempari petugas di dekat pintu masuk VIP I dengan botol plastik dan batu.
Polisi yang berjaga pun tampak melindungi diri menggunakan perisai.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/9/2019), beberapa kali petugas juga menembakkan gas air mata untuk menghalau massa yang emosi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan tampak memberi imbauan agar massa membubarkan diri.
“Kalau kalian rusuh nanti kami dari polisi tidak kasih izin lagi,” ucapnya.
“Saya ingatkan tidak usah merusuh, rekan-rekan dari polisi bertahan, bertahan,” sambungnya.
Baca: Misi Kalahkan Malaysia, Simon McMenemy Bakal Serap Informasi Tentang Malaysia Dari Anak Buahnya
Seorang polisi terluka
Akibat kerusuhan suporter tersebut, seorang polisi harus mendapatkan perawatan akibat terluka saat mengamankan kerusuhan.
Seorang anggota polisi berinisal RP memerlukan pertolongan dan perawatan di mobil ambulans milik Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta akibat luka di dekat pelipis mata kirinya.
Mulanya, suporter hendak menyerang pintu utama SUGBK.
Namun, pihak kepolisian dengan sigap berlari dan segera menghalau dengan berbagai cara.
Salah satunya membentuk barisan dengan tameng untuk menghalau berbagai benda yang dilempar massa suporter.
Nahas, seorang polisi justru terluka.
RP terlihat berlari dari arah pintu 1 menuju mobil ambulans.
Beruntung, perawat dengan sigap membantu mengobati lukanya.
Selain itu, kerusuhan suporter ini juga berimbas pada perampasan telepon genggam milik seorang pewarta media daring Tribun Jakarta bernama Rizki.
Baca: Pemerintah Akhirnya Buka Akses Layanan Internet di Provinsi Papua dan Papua Barat
Satu orang diamankan
Dari kerusuhan tersebut, polisi mengamankan seorang oknum suporter karena diketahui ikut melempar batu.
Masih dari Kompas.com, Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Albert Teddy Benhard Sianipar mengatakan, orang tersebut ditangkap di tribun penonton.
“(Diamankan) karena dia melempar,” kata Albert kepada Kompas.com di SUGBK.
Albert mengatakan, kerusuhan sempat terjadi karena suporter tidak terima kekalahan tim nasional Indonesia.
Kekesalan itu mereka luapkan kepada suporter, pemain, maupun team official Malaysia.
Namun, ujar Albert, kerusuhan itu tidak berlangsung lama.
“Tadi kami coba tenangkan mereka dan kami diamkan, akhirnya berangsur-angsur pulang,” ujarnya.
Sebelumnya kerusuhan terjadi di dalam dan luar SUGBK setelah pertandingan yang berujung kekalahan untuk Indonesia.
Oknum suporter melakukan pelemparan batu dan botol kepada petugas kepolisian.
Polisi berupaya mendorong massa yang marah dengan menembakkan gas air mata.
Kerusuhan ini tak berlangsung lama hingga akhirnya suporter meninggalkan lokasi.