Setelah viral pengorbanan seorang istri yang direkam suami oleh CCTV dan disebar melalui Facebook, kini satu lagi video viral tentang pasangan suami istri.
Namun, kali ini, video viral tersebut memperlihatkan kekejaman seorang suami yang begitu emosional meninju dan menempeleng istrinya secara bertubi-tubi.
Sang istri yang sedang menggendong bayi terlihat tetap tegar dan tak melepaskan bayi yang digendongnya, sambil menangkis pukulan dan tendangan suaminya.
Video ini diunggah oleh akun facebook bernama Muội Muội sekitar 2 pekan lalu namun masih banyak dikomentari netizen facebook.
Hingga Rabu (4/9/2019), video ini sudah ditonton 413.000an orang, lebih 1.700an tanggapan, 1.000an komentar, dan dibagikan oleh lebih 6.500an akun. BACA SELENGKAPNYA -->
Baca: VIRAL Pengorbanan Istri Tertangkap CCTV, Akun Suami Jadi Viral: Banyak Istri Repost Tag Suami Mereka
Baca: Kesal dengan Istri, Pria Ini Bakar Motor, Picu Kebakaran Lahap 31 Rumah dan 90 Kios di Mamuju Tengah
Veronica Koman merupakan pengacara HAM sekaligus pendamping mahasiswa Papua di Surabaya.
Pada Rabu (4/9/2019), Veronica Koman ditetapkan sebagai tersangka kasus provokasi Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Veronica Koman diduga melakukan provokasi aktif melalui cuitannya di akun Twitter pribadinya.
Veronica Koman lahir di Medan pada 14 Juni 1998 dan menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Jakarta. (1)
Veronica Koman aktif sebagai aktivis dan merupakan pengacara publik yang kerap berhubungan dengan isu-isu Papua, pengungsian internasional dan pencari suaka.
Dalam hal isu pengungsi dan pencari suaka, banyak klien Veronica Koman yang berasal dari Afghanistan dan Iran yang terdampar di Indonesia.
Veronica Koman membantu mereka untuk mendapatkan status pengungsi sesuai dengan hukum pengungsi internasional di UNHCR (lembaga PBB yang menaungi pencari suaka dan pengungsi). BACA SELENGKAPNYA -->
Baca: Jadi Tersangka Kerusuhan Asrama Papua, Veronica Koman Berkicau di Twitter
Baca: Dituding Jadi Provokator Rusuh Papua, Veronica Koman Ditetapkan Sebagai Tersangka
Di Indonesia lagu BLACKPINK berjudul "Kill This Love" bahkan diputar di berbagai tempat.
Lagu Kill This Love tersebut juga telah memecahkan berbagai rekor YouTube dan di chart musik.
Hingga saat ini (3/9/2019), lagu yang dirilis pada 4 April 2019 tersebut sudah ditonton lebih dari 566 juta penonton di YouTube.
Meskipun terkenal di mancanegara, nampaknya BLACKPINK tak banyak memiliki penggemar di negaranya sendiri.
Dilansir oleh Koreaboo.com (3/9/2019), Konser Solo Private mereka yang pertama di Seoul setelah sembilan bulan mengalami masalah dengan penjualan tiket.
Konser tersebut akan diadakan pada 21 September 2019 pada pukul 13.00 KST dan 18.00 KST di Olympic Park Olympic Hall, Seoul Korea Selatan. BACA SELENGKAPNYA -->
Baca: Viral Tagar #StayStrongRose Karena YG Tak Adil, Rose BLACKPINK Konfirmasi Pesiapkan Debut Solo
Baca: BTS, BLACKPINK dan Red Velvet Raih Penghargaan di Teen Choice Award 2019
Warga Indonesia dibikin geger dengan keberadaan aplikasi dari startup asal Jerman bernama Kontool.
Netizen Indonesia heboh gara-gara sebuah aplikasi bernama Kontool.
Sekilas, nama tersebut terdengar seperti istilah untuk menyebut (maaf) alat kelamin pria.
Terungkap, ternyata aplikasi Kontool itu bukan berasal dari Indonesia, tapi Jerman.
Kehebohan itu akhirnya terdengar pula ke petinggi perusahaan pembuat aplikasi tersebut di Jerman.
Pada 1 September 2019 lalu, perusahaan pun membuat klarifikasi di laman Facebook resmi mereka.
"Sambutan yang sangat hangat untuk orang-orang Indonesia.
Terima kasih banyak untuk semua like.
Sekarang kami menyadari arti dari Kontool dalam bahasa Indonesia.
Di Jerman artinya adalah perpaduan dari kata konto (bahasa Jerman) dan tool," kata pihak Kontool, dikutip Tribunnewswiki.com dari Tribun Pontianak.
Kontool sendiri sebenarnya sebuah aplikasi konsultan pajak untuk membantu pengusaha kecil di Jerman.
Kontool adalah perpaduan kata ‘Konto’ (bermakna pajak dalam dalam bahasa Jerman) dan ‘tool’ yang berarti alat.
Jika digabung, arti sebenarnya adalah alat bantu untuk pajak.
Pihak perusahaan juga menyebutkan akan mengganti nama aplikasinya jika aplikasi itu tersedia di Indonesia nantinya. BACA SELENGKAPNYA -->
.