Aulia Kesuma Ungkap 11 Fakta Baru: Tontonan Emak-emak Inspirasi Aulia Kesuma Bakar Suami & Anak Tiri

Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aulia Kesuma saat memberikan keterangan kepada wartawan di di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tontonan sehari-hari, terutama kaum ibu alias emak-emak, menjadi inspirasi bagi tersangka Aulia Kesuma (35) untuk membunuh suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (53), dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23).

Aulia Kesuma mengaku mendapatkan inspirasi cara membunuh suami dan anak tirinya dari tayangan sinetron, yang sering ditonton emak-emak.

Dirinya terinsprirasi memasukan mobil yang terbakar ke dalam jurang dari adegan sinetron.

"Jadi kami maunya api kecil nyala, setelah itu mobilnya kami dorong ke jurang. Kami itu ya, mungkin karena kebanyakan nonton sinetron atau bagaimana, kami tadinya berpikir gini," ujar Aulia Kesuma di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Namun, rencana Aulia Kesuma tersebut tidak berjalan lancar karena api justru menyambar anaknya, Geovanie Kelvin sehingga mengalami luka bakar 30 persen.

"Jadi tidak seperti rencana, karena Kalvin tidak pernah membakar, dia pun membakar mobilnya dari dalam, bukan dari luar," tutur Aulia Kesuma. 

Aulia Kesuma membeberkan alasan dirinya membunuh dan membakar mayat Pupung Sadili dan Dana.

Baca: Terungkap, Anak Tiri yang Dibakar Aulia Kesuma Sudah Tiga Kali Terjerat Kasus Narkoba

Baca: Santet ke Suami Tak Mempan Meski Bayar Dukun Rp 40 Juta, Aulia Kesuma Coba Beli Senjata Api

Berikut fakta-fakta yang dipaparkan Aulia Kesuma kepada awak media di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019):

1. Asal Usul Utang

Kepada awak media, Aulia Kesuma menjelaskan asal usul utang yang menjadi penyebab dirinya menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.

Menurut pengakuan Aulia Kesuma, utang Rp 10 miliar terhadap sejumlah bank yang melilit dirinya sebetulnya pinjaman yang diajukan Pupung Sadili yang mengatasnamakan dirinya.

"Utangnya atas nama saya karena pak Edi tidak bisa mengajukan pengajuan bank karena namanya pak Edi sudah di-blacklist di bank-bank," ujar Aulia Kesuma di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Aulia Kesuma pun menjelaskan awal mula utang piutang tersebut.

 

 

2. Bisnis Merugi Terus

Utang pertama kali diajukan pada 2013, saat itu Aulia mengajukan utang sebesar Rp 700 juta di Bank Mandiri untuk usaha restoran.

Namun, usaha restoran tersebut terus merugi karena pengeluaran yang lebih besar dibanding pendapatan.

Bahkan mereka sampai tidak bisa membayar gaji karyawan restoran.

3. Pinjam Lagi di Bank

Akhirnya mereka mengajukan pinjaman lagi sebesar Rp 1,3 miliar di bank yang sama.

Kemudian berutang lagi di Indonesian Finance dapat Rp 2,5, miliar.

Namun langsung habis untuk bayar bunga pinjaman sebelumnya.

"Setelah itu pindah ke MMC, itu langsung nggak bisa bayar juga karena sudah nggak ada penghasilan," ungkap Aulia.

4. Suami Menolak Jual Aset

Meski utang tersebut diajukan mereka berdua, tetapi Pupung menurutnya justru meminta dirinya untuk melunasi utang tersebut.

Pupung tidak rela asetnya digunakan untuk membayar utang bank.

5. Pupung Tuding Aulia Pembawa Sial

Justru Pupung menurut Aulia menuding dirinya sebagai pembawa sial karena asetnya bakal disita akibat utang tersebut.

Akhirnya Aulia membayar utang tersebut dengan kartu kredit, menggadaikan mobil anaknya Geovanie Kelvin, hingga meminjam uang kepada kakaknya.

Baca: Farhat Abbas Sibuk Berseteru dengan Hotman Paris, Nia Daniaty Pamer Foto Jalan-jalan hingga Pesta

"Dia nggak mau tahu gimana caranya untuk lunasin utang. Dia pernah bilang sama saya, dia sial nikah sama saya karena asetnya bakal tersita," tutur Aulia.

6. Tiap Hari Pupung Duduk Manis

Aulia juga mengungkapkan, selama ini Pupung Sadili tidak bekerja.

Dirinya dibebankan untuk mencari uang guna menafkahi keluarga dan membayar utang.

Menurut Aulia, Pupung kerap berada di rumah dan lebih banyak berkumpul dengan teman-temannya.

"Ya iya lah setiap hari dia duduk manis di rumah, dia makan, dia pegang handphone. Dia kesana kesini sama teman-temannya, itu hasil dari mana," kata Aulia.

7. Awal Mula Pernikahan

Selain mengungkap asal usul utang dan inspirasi membunuh korban, kepada wartawan Aulia Kesuma mengungkap asal usul pernikahan dirinya dan Pupung.

Aulia Kesuma mengatakan dirinya bersedia menikahi Pupung Sadili karena merasa iba terhadap M Adi Pradana alias Dana.

Ketika itu menurut Aulia Kesuma, Dana meminta dirinya sambil menangis untuk menikahi ayahnya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili.

"Nggak bisa, tante harus jadi ibu aku," ujar Aulia menirukan permintaan Dana delapan tahun lalu.

Dana merajuk setelah Aulia mengatakan tidak dapat bersanding dengan ayahnya, Pupung Sadili.

Aulia mengaku tidak tertarik terhadap Pupung Sadili saat itu.

Namun, ketika itu Aulia Kesuma menduga Dana membutuhkan sosok ibu, sehingga memaksa Aulia menjadi ibunya.

Bahkan Dana dapat menangis di pelukan Aulia, meski dirinya belum menjadi ibunya.

Akhirnya, berkat bujukan Dana, Aulia mau menikah dengan Pupung pada 2011.

8. Dana Terjerat Narkoba

Namun seiring berjalannya waktu, sikap Dana terhadap Aulia berubah, terutama saat Dana terjerat narkoba.

"Kalau Dana sebenarnya saya nggak ada masalah sama Dana, saya sayang. Cuma sejak dia terkena kasus narkoba sampai tiga kali, dia memang sudah mulai berubah," ungkap Aulia dengan suara bergetar.

Dana terjerat narkoba, menurut Aulia, hingga tiga kali.

Biaya pengobatan Dana ditanggung dari usaha restoran yang dirintis dirinya bersama Pupung.

Namun belakangan usaha tersebut bangkrut.

Akibat usaha tersebut, Aulia harus menanggung utang hingga Rp 10 miliar.

Baca: Instruktur Pingsan, Murid Sekolah Penerbangan Terpaksa Terbangkan Pesawat Sendiri di Latihan Pertama

Baca: Dipolisikan Gara-gara Tak Berpihak ke Elza Syarief, Melaney Ricardo : Aku Coba Tenangkan yang Marah!

9. Dana Ancam Bunuh Aulia

Puncak perubahan sikap Dana terjadi saat dirinya mengancam akan membunuh Aulia.

Dana marah setelah Aulia mengandung anak hasil hubungannya dengan Pupung.

"Dana pernah punya niat membunuh saya karena dia dia nggak suka waktu saya hamil Reina sekitar 7 bulanan pas lagi kontrol. Dana itu bilang hidup gue hancur gara-gara perempuan itu," tutur Aulia.

Sikap Dana yang membuatnya kesal juga saat dirinya menghina anak Aulia, Angel.

Dana menghardik Angel dengan sebutan 'pelacur'.

Akibat perlakuan kasar Dana tersebut, membuat Angel trauma dan tidak mau tinggal satu rumah denganya di Lebak Bulus.

"Sejak saat itu Angel bilang gak mau pulang," imbuh Aulia.

Meski Dana kerap melakukan perbuatan kasar terhadap Aulia, namun Pupung tetap membela anaknya tersebut.

Aulia mengaku sakit hati atas sikap Pupung tersebut.

"Ya karena memang pak Edi selalu mem-protect kesalahan Dana pokoknya dia selalu anggap benar. Dia gak mau anaknya dianggap salah," ujar Aulia.

10. Santet hingga pembunuh bayaran

Aulia Kesuma telah merencanakan membunuh Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana alias Dana sejak Juli 2019.

Dilansir Kompas.com, AK berniat membunuh Pupung dan Dana karena merasa sakit hati tak diizinkan menjual rumah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

AK diketahui meminjam uang di dua bank berbeda untuk usaha restoran, masing-masing pinjaman senilai Rp 2,5 miliar dan Rp 7,5 miliar.

Awalnya, AK berencana membunuh Pupung dan Dana dengan cara santet dan ditembak.

AK sempat meminta bantuan pada suami mantan asisten rumah tangganya berinisial RD untuk mencarikan dukun.

Tersangka Aulia Kesuma alias AK, otak dari pembunuhan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23) tiba di Polda Metro Jaya, Kamis (29/8/2019) pukul 17.31 WIB. (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)

"Tersangka AK mencari dukun untuk menyantet korban (Edi dan Dana) biar meninggal."

"Dia mengeluarkan uang Rp 40 juta untuk biaya ke dukun untuk santet suaminya," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, seperti dikutip dari Kompas.com.

Karena upaya santetnya gagal, AK kembali meminta bantuan RD untuk dicarikan senjata api.

Namun, AK hanya mampu membayar Rp 35 juta dari harga senjata api Rp 50 juta.

"Rencana kedua itu pun tidak berhasil karena harga senjata apinya terlalu mahal," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, seperti dikutip dari Kompas.com.

Terakhir, AK pun meminta pada RD untuk dicarikan pembunuh bayaran.

RD menemukan dua pembunuh bayaran, S dan A, yang berdomisili di Lampung dan berprofesi sebagai buruh tani.

Awalnya, AK hanya mengatakan pada S dan A untuk membantunya membersihkan gudang di rumah di Lebak Bulus.

Proses olah tempat kejadian perkara temuan dia jenazah dalam mobil terbakar oleh anggota kepolisian di Cidahu, Sukabumi,Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). (KOMPAS.com/BUDIYANTO)

Saat tiba di Jakarta, AK mengatakan yang sebenarnya, meminta S dan A untuk menghabisi nyawa Pupung serta Dana.

"Pertama ditelepon untuk mengerjakan bersih-bersih gudang. Ternyata sampai sini (Jakarta) perencanaan berubah," ucap Suyudi.

"Yang dijanjikan saudara Aulia Rp 200 juta untuk masing-masing, S dan A."

"Aulia baru memberikan Rp 10 juta (kepada A dan S) untuk pulang ke Lampung (setelah Edi dan Dana dibunuh)," lanjut dia.

11. Hendak dibakar di rumah

Pembunuh bayaran yang disewa Aulia Kesuma sempat gagalkan upaya pembakaran jasad Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana alias Dana.

Merasa tak tega, pembunuh bayaran yang disewa Aulia Kesuma memadamkan obat nyamuk yang digunakan untuk membakar jasad Pupung dan Dana dengan cara diludahi.

Hal itu disampaikan Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto pada Senin (2/9/2019).

Aulia Kesuma atau AK di Mapolres Sukabumi. (Dokumentasi Polres Sukabumi)

Suyudi menjelaskan AK dan tersangka lainnya berencana membakar rumah untuk membuat orang-orang mengira Pupung dan Dana tewas karena kebakaran.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, merekapun menyiapkan barang untuk membakar kediaman Pupung di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Yakni tiga obat nyamuk spiral dan tiga kain yang telah disiram bensin.

AK berharap rumah di Lebak Bulus terbakar selang 12 jam setelah dinyalakan pada Sabtu (24/8/2019) pukul 07.00 WIB.

"Perencanaan berikutnya adalah membakar rumah seolah-olah meninggal karena terbakar."

"Dibuatlah tiga komponen pembakar dengan obat nyamuk spiral dan diletakkan kain yang sudah disiram bensin di samping obat nyamuk," tutur Suyudi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Tiga obat nyamuk tersebut kemudian diletakkan di ruang berbeda, yaitu kamar Pupung di lantai satu, kamar Dana di lantai dua, dan garasi.

Namun, seorang pembunuh bayaran berinisial S merasa tak tega dan memilih memadamkan obat nyamuk tanpa sepengetahuan AK.

"Namun saat obat nyamuk dibakar, S berubah pikiran, timbul ketidaktegaan."

"Obat nyamuk di garasi dan di kamar ED dimatikan dengan cara diludahi," ungkap Suyudi.

Rumah korban pembununah dan terbakar di dalam mobil yang berlokasi di jalan Lebak Bulus 1, Kavling 129 B blok U 15, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019). (KOMPAS.COM/WALDA MARISON)

Obat nyamuk tersebut hanya membakar kamar Dana di lantai dua.

Peristiwa itu sempat diketahui warga dan api berhasil dipadamkan pada Sabtu malam pukul 19.00 WIB.

Karena rencana gagal, jasad Pupung dan Edi kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat kemudian dibakar di dalam mobil.

(tribunnews.com/ kompas.com/ fahdi fahlevi)



Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer