Dikutip oleh Kompas.com dari harian Malay Mail, Kamis (29/8/2019), Aman Razali yang merupakan politikus dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu beralasan bahwa masuknya Gojek berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.
Penolakan tidak hanya datang dari Aman Razali.
Seorang pendiri dan pemilik layanan taksi Big Blue, Shamsubahrin Ismail bahkan sampai mengeluarkan pernyataan yang kontroverisal dan memancing reaksi di dunia maya terkait kehadiran Gojek di negaranya.
Ia mengatakan bahwa Gojek hanya cocok di negara-negara miskin, salah satunya seperti Indonesia.
Karena mendapat reaksi keras dan kecaman dari berbagai pihak atas pernyataannya, Shamsubahrin kemudian menyampaikan permintaan maaf.
Meski mendapat penolakan di Malaysia, namun Gojek ternyata diterima baik di negara tetangga lainnya seperti Vietnam, Singapura, bahkan sampai Thailand.
Baca: Gojek Ditolak Masuk Malaysia, Begini Reaksi Menkominfo Rudiantara
Baca: Bos Taksi Tolak Gojek dan Sebut Indonesia Negara Miskin, Netizen Mengamuk dan Serbu Akun Medsosnya
Go-Viet di Vietnam
Di Vietnam, Gojek sudah mulai mengepakkan sayapnya dengan mengusung Go-Viet pada 12 Agustus 2018.
Debutnya dilakukan di kota Ho Chi Minh, seperti diberitakan Kompas.com pada 12 September 2018.
Enam minggu kemudian, Go-Viet mulai meluas hingga ke Hanoi yang merupakan ibu kota negara Vietnam.
Acara Grand Launching Go-Viet yang diselenggarakan di Hanoi pada 12 September 2018 dihadiri oleh CEO Gojek, Nadiem Makarim dan CEO Go-Viet, Nguyen Vu Duc.
“Go-Viet dikembangkan khusus untuk Vietnam. Go-Viet bertujuan bukan saja untuk memudahkan pengguna di Vietnam, tapi juga meningkatkan kesejahteraan para mitra," ujar Nadiem kala itu.
Nadiem juga mengatakan, Gojek memberikan dukungan teknologi, pengetahuan operasional, dan inovasi untuk Go-Viet yang merupakan perusahaan lokal mitranya di Vietnam.
Sementara itu, tim lokal Go-Viet membawa pengetahuan mendalam atas konsumen Vietnam.
Kolaborasi itupun dipercaya dapat membuahkan sukses sekaligus melancarkan upaya ekspansi Gojek lewat Go-Viet.
Acara peresmian Go-Viet tersebut juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo yang baru saja menyelesaikan kunjungan ke Korea Selatan.
Jokowi sempat naik panggung untuk berfoto bersama tim Gojek dan Go-Viet, namun segera beregegas meninggalkan lokasi tanpa memberikan komentar.
Baca: VIRAL Gojek Hanya untuk Negara Miskin seperti Indonesia, Kata Politisi Malaysia
Baca: Cyberjek - Pesaing Baru Gojek dan Grab, Punya Banyak Kelebihan, Disiapkan Asuransi Jiwa Untuk Driver
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com yang terbit pada 29 November 2018, Gojek juga mulai melakukan ekspansi ke Singapura dan aplikasi Gojek sudah bisa diunduh mulai saat itu.
Saat itu, Gojek untuk negara Singapura masih berupa versi beta dan layanannya masih terbatas hanya di bagian timur negara itu saja.
Cakupannya saat itu hanya di Central Business District, Jurong East, Changi, Phungol, Ang Mo Kio, dan Sentosa.
Selagi masih dalam keadaan beta, pengguna aplikasi Gojek hanya dapat memesan layanan dan bepergian ke wilayah-wilayah itu saja.
Selain itu, akses pengguna aplikasi Gojek akan diberikan secara bertahap dengan tujuan untuk mengimbangi ketersediaan driver dan jumlah permintaan pengguna.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat Straits Times, Presiden Gojek, Andre Sulistyo menyatakan, pihaknya memang telah memulai menggulirkan aplikasi Go-jek dalam masa uji coba.
Pada prediksi awal, sebanyak 20 ribu driver di Singapura telah menyatakan tertarik untuk bergabung dengan Gojek.
Baca: Bos Taksi Tolak Gojek dan Sebut Indonesia Negara Miskin, Netizen Mengamuk dan Serbu Akun Medsosnya
Pada 27 Februari 2019, Gojek resmi meluncurkan layanannya di Thailand dengan brand Get.
Setelah peluncuran, meski masih dalam versi beta, namun Get sudah mendapat respons positif dari masyarakat Thailand.
“Dalam dua bulan sejak peluncuran beta yang terbatas di beberapa kota, kami telah menyelesaikan 2 juta perjalanan,” ujar CEO Get, Pinya Nittayakasetwat, di acara peluncuran Get di Thailand, seperti diberitakan Kompas.com, Februari 2019.
Di bawah payung Get, untuk sementara waktu Gojek hanya akan mencakup tiga layanan yakni Get Food, Get Delivery, dan Get Win.
Sebagai informasi, Get Food adalah layanan mengantar makanan serupa Go-Food yang ada di Indonesia.
Get Delivery adalah layanan antar barang mirip Go-Send.
Lalu, Get Win adalah layanan ride-hailing serupa dengan Go-Ride.
Pengemudi ojek yang ada di Thailand dan telah memiliki SIM, bisa menjadi mitra Get Win.
Sementara, Get Food, Gojek telah bekerja sama dengan 20.000 merchants di Thailand.
Sementara itu, untuk pembayaran digital, Gojek menjanjikan akan mendatangkan GoPay versi lokal (Thailand) dalam waktu dekat.