Di beberapa tempat, aborsi dianggap sebagai bentuk kejahatan, karena dinilai sama halnya dengan melakukan pembunuhan.
Namun di lain tempat, aborsi atas dasar medis sudah menjadi hal yang wajar dan legal.
Dikutip dari Intisari Online, Senin (26/8/2019), salah satu praktik aborsi yang cukup mencengangkan dilakukan oleh seorang wanita di Tiongkok.
Dalam kurun waktu hanya enam tahun, wanita ini telah melakukan aborsi sebanyak 17 kali.
Dalam laporannya pada akhir Februari 2019, Daily Mail menyebutkan bahwa kisah tersebut dilakukan oleh seorang perempuan dengan nama samara Xiao Ju.
Diketahui bahwa Xiao Ju menjalin hubungan dengan pacarnya selama enam tahun, dan pasangannya itu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi tiap kali mereka melakukan hubungan seksual, lapor Shinyan Evening News.
Baca: Jelang Laga Panas Timnas Indonesia vs Malaysia, Simon McMenemy Inginkan Tim yang Susah Dikalahkan
Baca: Polda Metro Jaya Bakal Gelar Operasi Patuh jaya, Ini Daftar Pelanggaran Diincar dan Denda Tilangnya
Xiao Ju yang berumur 27 tahun mengaku melakukan hal itu karena ia tidak siap menikah karena tidak mampu membesarkan anak, karena itu dia memutuskan untuk menghentikan kehamilannya.
Sebagai informasi, bahwa setiap bayi yang lahir di luar hubungan pernikahan di Tiongkok tidak akan diberi ID yang berarti mereka tidak akan mendapat hak dan tunjangan dari negara.
Zhao Qin seorang kepala ginekologi di Rumah Sakit Perawatan Bersalin dan Kesehatan Anak di Shinyan, Hubei, Tiongkok tengah mendesak Xiao Ju untuk tidak aborsi.
Dia mengatakan kepada Xiao Ju, mungkin saja itu akan menjadi kesempatan terakhirnya menjadi seorang ibu.
Namun Xiao Ju tetap saja menolak dan bersikeras untuk melakukan aborsi yang ke-17 dalam kurun waktu enam tahun itu.
Sebagian besar anak muda di Tiongkok juga kurang memahami masalah kesehatan seksual sebab kurangnya pendidikan seks di sekolah.
Bahkan sekitar 99 persen orang dewasa Tiongkok tidak memiliki informasi tentang masalah itu.
Seperti halnya Xiao Ju yang dilaporkan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi selama melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya.
Dokter Zhai menyadari hal itu dan memeriksa kondisi fisik Xiao Ju, dan ditemukan rahimnya bermasalah karena keseringan aborsi.
“Saya menemukan uterusnya tipis seperti selembar kertas, hal ini karena aborsi berulang, yang dilakukannya,” kata Zhao.
Dia juga mengatakan bahwa Rahim Xiao Ju mengalami luka yang cukup serius.
Meski terancam tidak bisa memiliki anak lagi, Xiao Ju justru mengatakan bahwa dia memang tidak berencana menikah karena tidak memiliki kemampuan untuk membesarkan anak, sehingga ia tetap bersikeras untuk melakukan aborsi.
Zhao sebenarnya juga telah menyarankan kepada Xiao Ju untuk merawat anaknya.
“Kamu tidak perlu melakukan aborsi, untuk mempertahankan bayi karena ini akan sangat mungkin bagimu untuk tidak memiliki anak,” katanya.
Zhao bahkan sempat mengatakan bahwa aborsi terkahir Xiao Ju bisa saja adalah anaknya yang paling berharga.
Secara umum, melakukan aborsi tidak mempengaruhi peluang pasien untuk hamil di masa depan, namun risiko kecil tetap ada termasuk masalah kesuburan dan infeksi rahim.