[HARI INI DALAM SEJARAH] Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Sebabkan 36.000 Orang Meninggal

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Anak Krakatau menyemburkan lava, yang terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Data Vulcano Activity Report (VAR) mencatat Gunung Anak Krakatau telah meletus 272 kali. (ANTARA FOTO/Elshinta)

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Tepat 136 tahun lalu, pada 26 sampai 27 Agustus 1883, Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda mengalami erupsi yang sangat dahsyat.

Puncak erupsi Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883 sekitar pukul 10.20 WIB.

Letusan Gunung Krakatau pada 1883 itu termasuk dalam deretan bencana alam terbesar di dunia.

Dampak letusan itu juga tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar Selat Sunda saja, melainkan juga manusia di belahan dunia lain.

Dikutip dari Kompas.com, letusan Gunung Krakatau pada 136 tahun lalu bahkan tercatat dalam buku The Guinnes Book of Record sebagai letusan hebat yang terekam sepanjang sejarah.

Meski hanya meletus sekali, namun suara letusan Gunung Krakatau saat itu terdeteksi sampai empat kali di seluruh penjuru dunia.

Seorang fisikawan, Dr Aatish Bhatia di Nautilus pernah membuat tulisan yang menyebutkan bahwa letusan Gunung Krakatau pada 1883 dapat didengar oleh orang-orang di 50 lokasi geografis yang berbeda.

Stasiun cuaca yang berada di 50 kota di dunia mendeteksi gelombang suara akibat letusan Gunung Krakatau.

Dalam rentang waktu lima hari, stasiun cuaca di 50 kota di dunia itu mendeteksi suara letusan sebanyak tiga sampai empat kali.

Pada 1992, Harian Kompas juga pernah memberitakan bahwa letusan Gunung Krakatau dapat terdengat oleh telinga manusia yang berada 4.500 km dari gunung tersebut.

Letusan Krakatau terdengar ke timur sampai Australia Tengah, 3.300 kilometer dari lokasi letusan, dan ke barat terdengar sampai Pulau Rodriguez, kepulauan di Samudera Hindia, 4.500 kilometer jauhnya dari Selat Sunda.

Konon letusan Gunung Krakatau saat itu sangat keras dan dahsyat, hingga suaranya disamakan dengan 21.648 letusan bom atom.

Tidak sampai di situ, letusan Gunung Krakatau juga mengakibatkan gelombang tsunami di pesisir pantai Selat Sunda.

Gelombang air laut setinggi 30 meter, menerjang desa-desa yang berada di pessir pantai.

Gelombang tinggi bahkan sampai terasa di Afrika Selatan, San Fransisko dan Alaska, Amerika Serikat.

Ditaksir, ada 36.000 nyawa manusia melayang akibat bencana besar letusang Gunung Krakatau.

Mengutip Harian Kompas yang terbit pada 27 Agustus 1982 Awal bencana itu diawali dari dentuman keras pada Mei 1883.

Dentuman kerasnya terdengar selama beberapa jam di Batavia, Bogor, Purwakarta, Palembang, dan juga sampai di Singapura.

Dalam laporan buku kapal korvet Jerman "Elizabeth", terlihat asap setinggi 11 kilometer dan debu vulkanik yang larut dibawa angin sejauh 550 kilometer.

Selain itu, ada juga insinyur penambang Belanda, Schuurman yang berhasil lolos dari dentuman pertama dari gunung di Selat Sunda.

Dalam laporannya, pepohonan hangus terbakar dan meranggas.

Kapal-kapal pedagang dari Inggris dan Belanda yang melewati Selat Sunda itu juga terkena dampaknya.

Sehingga, awak kapal harus menyelamatkan diri masing-masing.

Puncak letusan baru terjadi pada 27 Agustus 1883.

Sebuah dentuman dahsyat menggelegar dari arah Selat Sunda, selat di antara Pulau Sumatra dan Jawa, disusul dengan semburan debu vulkanik setinggi 80 kilometer.

Semburan materi Gunung Krakatau berjatuhan menutupi daerah seluas 800.000 kilometer persegi.

Selama tiga hari penuh Pulau Jawa dan Sumatera tertutup hujan abu.

Suasana gelap gulita berlangsung siang dan malam, dan walaupun dengan penerangan obor dan lampu, jarak pandang hanya mencapai beberapa meter.

Lokasinya yang di tengah lautan, letusan Krakatau membawa bencana tsunami dan air bah menerjang pantai-pantai Teluk Betung, Lampung, serta pesisir Jawa Barat, dari Merak sampai Ujungkulon.

Air laut naik sampai 30 meter menerjang dan menghancurkan desa-desa pantai.

Sebuah kapal patroli "Berouw" terangkat dan ditemukan terbalik sekitar 2,5 kilometer masuk daratan.

Di Ujungkulon, air bah masuk sampai sekitar 15 kilometer ke arah darat.

Selain itu gelombang raksasa juga terasa sampai ke San Fransisco, Afrika Selatan dan Kepulauan Aleut di Alaska.

Pesisir Jawa dan Sumatera didapati banyak batu setebal 3 meter dan mengganggu jalur pelayaran ketika itu.

Gunung Perbuatan dan Danan lenyap dan bekasnya berupa kawah luas di bawah air.

Gunung berapi yang memiliki panjang 7,4 kilometer tenggelam sekitar 275 kilometer di bawah permukaan laut.

Sejak saat itu, gunung ini tak memberikan aktivitasnya yang berdampak seperti era 1883.

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)



Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer