Deskripsi
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf yang mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan perkembangan bahasa dan keterampilan komunikasi.
Karena memiliki berbagai gejala, kondisi ini sekarang disebut Autism Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan spektrum autisme.
Istilah 'spektrum' mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan dalam ASD.
Beberapa orang dengan kondisi tersebut mengalami masalah sosial, namun ada pula yang dapat berfungsi secara lebih mandiri.
ASD adalah istilah umum yang menjelaskan sejumlah kelainan perkembangan saraf. (1)
Berikut beberapa jenis autisme:
- Gangguan autistic (Austic Disorder)
Gejala ini sering diartikan orang saat mendengar kata autisme.
Penderitanya memiliki masalah interaksi sosial, berkomunikasi, dan permainan imaginasi pada anak di bawah usia tiga tahun.
Anak yang mengidap jenis penyakit autis ini tidak memiliki kemampuan memahami permasalahan dari sudut pandang orang lain.
Hidup di dunianya sendiri dan tidak memahami peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
- Sindrom asperger (Asperger Syndrome)
Anak yang menderita sindrom Asperger tidak memiliki masalah dalam bahasa dan komunikasi.
Penderita sindrom ini cenderung memiliki intelegensi rata-rata atau lebih tinggi.
Orang dengan sindrom asperger kadang dianggap tidak memiliki empati oleh orang lain.
Mereka sebenarnya memiliki empati, hanya tidak memberi respon yang biasa diberikan orang pada umumnya.
- Gangguan perkembangan menurun (Pervasive Developmental Disorder)
Gejala ini disebut juga non tipikal autisme.
Biasanya syndrome ini menjadi hasil diagnosa terakhir ketika ada tambahan dari gejala-gejala yang dialami anak salah satunya adalah interaksi dengan teman-teman imajinatif anak.
Gejalanya lebih kompleks, seperti tidak bisa menanggapi perilaku orang baik secara lisan maupun non-lisan, tahan terhadap perubahan dan sangat kaku dalam rutinitas, sulit mengingat sesuatu dan lain sebagainya.
- Gangguan disintegrasi anak (Childhood Disintegrative Disorder)
Pada gejala autisme ini, anak tumbuh normal hingga tahun kedua.
Selanjutnya anak akan kehilangan sebagian atau semua kemampuan komunikasi dan keterampilan sosialnya.
Penyebab gangguan ini karena terjadi ketidaksinkronan kerja sistem saraf di dalam otak.
Banyak para ahli yang menganggap childhood disintegratice disorder adalah sebagai bentuk perkembangan dari autis itu sendiri.
Tidak seperti jenis autis lain, justru anak sempat memiliki kemampuan-kemampuan verbal, motorik dan interaksi sosial tetapi seiring pertambahan usia malah mengalami kemerosotan.
- Sindrom Rett (Rett Syndrome)
Sindrom Rett adalah kelainan genetik yang memengaruhi perkembangan otak.
Kondisi yang lebih sering dialami oleh anak perempuan ini akan terlihat gejalanya pada usia 1 sampai 1,5 tahun.
Bayi dengan sindrom Rett awalnya berkembang dengan normal, kemudian perkembangannya terhambat.
Hambatan ini terjadi bertahap, mulai dari terlambat bicara hingga gangguan bergerak. (2)
Gejala
Di bawah ini adalah beberapa tanda umum yang ditunjukkan oleh orang yang memiliki gangguan spektrum autisme.
Seorang anak atau orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme mungkin memiliki masalah dengan interaksi sosial dan keterampilan komunikasi, sebagai berikut:
- Gagal merespons saat dipanggil tampaknya tidak mendengarkan sama sekali.
- Menolak dipeluk dan dipegang, dan tampaknya lebih suka bermain sendiri di dunianya sendiri.
- Tidak suka kontak mata dan menunjukkan ekspresi wajah yang datar.
- Tidak berbicara atau bicara dengan ritme yang lambat
- Tidak dapat memulai percakapan atau mempertahankan suatu percakapan, atau hanya berbicara ketika sedang meminta sesuatu.
- Berbicara dengan nada atau irama yang tidak normal dan dapat menggunakan suara bernyanyi atau suara datar seperti robot.
- Mengulang kata atau frasa, tetapi tidak mengerti bagaimana menggunakannya.
- Tampaknya tidak memahami pertanyaan atau arahan sederhana.
- Tidak mengungkapkan emosi atau perasaan dan tampaknya tidak menyadari perasaan orang lain.
- Tidak akan melihat lurus objek saat orang lain menunjuk ke arah objek tersebut.
- Melakukan interaksi sosial dengan bersikap pasif, agresif atau mengganggu.
- Memiliki kesulitan mengenali isyarat nonverbal, seperti menafsirkan ekspresi wajah orang lain, postur tubuh atau nada suara.
Seorang anak atau orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme mungkin memiliki pola perilaku, minat, atau kegiatan berulang yang terbatas, sebagai berikut:
- Melakukan gerakan berulang, seperti bergoyang atau berputar.
- Melakukan aktivitas yang dapat membahayakan diri sendiri, seperti menggigit atau membenturkan kepala.
- Mengembangkan rutinitas atau ritual tertentu dan menjadi terganggu pada perubahan sekecil apa pun.
- Memiliki masalah dengan koordinasi atau memiliki pola gerakan aneh dan memiliki bahasa tubuh yang aneh, kaku atau berlebihan.
- Terpesona oleh detail suatu objek, seperti roda yang berputar dari sebuah mobil mainan, tetapi tidak memahami tujuan atau fungsi keseluruhan dari objek tersebut.
- Sangat sensitif terhadap cahaya, suara atau sentuhan, namun mungkin tidak peka terhadap rasa sakit atau suhu.
- Memiliki preferensi makanan tertentu, seperti hanya makan sedikit makanan, atau menolak makanan dengan tekstur tertentu.
Ketika mereka dewasa, beberapa anak dengan gangguan spektrum autisme menjadi lebih terlibat dengan interaksi sosial.
Mereka akan menunjukkan lebih sedikit gejala dalam perilaku.
Beberapa, biasanya mereka yang memiliki masalah paling parah, pada akhirnya dapat menjalani kehidupan normal atau mendekati normal.
Namun, yang lain terus mengalami kesulitan dengan keterampilan bahasa atau sosial, dan masa remaja dapat membawa masalah perilaku dan emosi yang lebih buruk.
Tanda-tanda gangguan spektrum autisme sering muncul di awal perkembangan ketika ada keterlambatan dalam keterampilan bahasa dan interaksi sosial.
Dokter dapat merekomendasikan tes perkembangan untuk mengidentifikasi apakah anak memiliki keterlambatan dalam keterampilan kognitif, bahasa dan sosial, jika anak Anda:
- Tidak merespons dengan senyum atau ekspresi bahagia saat berusia 6 bulan
- Tidak meniru suara atau ekspresi wajah saat berusia 9 bulan
- Tidak mengoceh atau berbisik saat berusia 12 bulan
- Tidak memberi isyarat - seperti titik atau gelombang - saat berusia 14 bulan
- Tidak mengucapkan satu kata pun pada saat berusia 16 bulan
- Tidak mengatakan frasa dua kata dalam usia 24 bulan
- Kehilangan keterampilan bahasa atau keterampilan sosial pada usia berapa pun (3)
Penyebab
Penyebab pasti dari gangguan spektrum autisme tidak diketahui.
Namun, terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat memengaruhi gangguan spektrum autisme, yaitu:
- Perubahan gen (mutasi gen), seperti Sindrom Rett atau fragile X syndrome dikaitkan dengan ASD. Beberapa mutasi gen dapat diturunkan dalam keluarga, sementara yang lain terjadi secara spontan.
- Faktor lingkungan, seperti infeksi, obat-obatan, komplikasi semasa kehamilan, atau polusi udara dapat memicu ASD.
Faktor risiko:
- Jenis kelamin, lelaki lebih rentan terkena ASD dibandingkan dengan perempuan.
- Riwayat keluarga, jika satu keluarga memiliki satu anak dengan ASD, maka keluarga tersebut memiliki kemungkinan melahirkan anak lain dengan ASD.
- Penyakit lain, anak dengan kondisi kesehatan tertentu memiliki resiko lebih tinggi terkena ASD, seperti anak yang menderita fragile X syndrome.
- Bayi prematur, bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 26 minggu akan memiliki risiko ASD lebih tinggi. (4)
Pengobatan
Autisme termasuk kelainan yang tidak bisa disembuhkan.
Meskipun demikian, terdapat berbagai pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan penderita.
Melalui terapi, diharapkan penderita bisa mandiri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Beberapa metode terapi bagi penderita autisme adalah:
Terapi ini memberikan sejumlah pengajaran pada penderita, mencakup kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun nonverbal, meliputi:
- Applied behaviour analysis (ABA). Terapi Analisis Perilaku Terapan membantu penderita berperilaku positif pada segala situasi. Terapi ini juga membantu penderita mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan meninggalkan perilaku negatif.
- Developmental, individual differences, relationship-based approach (DIR). DIR atau biasa disebut Floortime, berfokus pada pengembangan hubungan emosional antara anak autis dan keluarga.
- Occupational therapy. Terapi okupasi mendorong penderita untuk hidup mandiri, dengan mengajarkan beberapa kemampuan dasar, seperti berpakaian, makan, mandi, dan berinteraksi dengan orang lain.
- Speech therapy. Terapi wicara membantu penderita autis untuk belajar mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
- Treatment and education of autistic and related communication-handicapped children (TEACCH). Terapi ini menggunakan petunjuk visual seperti gambar yang menunjukkan tahapan melakukan sesuatu. TEACCH akan membantu penderita memahami bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya untuk berganti pakaian.
- The picture exchange communication system (PECS). Terapi ini juga menggunakan petunjuk visual seperti TEACCH. Namun PECS menggunakan simbol, untuk membantu penderita berkomunikasi dan belajar mengajukan pertanyaan.
Walau tidak bisa menyembuhkan autisme, obat-obatan dapat diberikan guna mengendalikan gejala.
Contohnya, obat antipsikotik untuk mengatasi masalah perilaku, obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang, antidepresan untuk meredakan depresi, dan melatonin untuk mengatasi gangguan tidur. (5)