Lembaga Nasional Brasil untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) telah mencatat lebih dari 74 ribu kebakaran selama tahun ini.
Dikutip Tribunnewswiki.com dari Global News pada Kamis (22/8/2019), kebakaran mengalami peningkatan 84% pada periode yang sama pada tahun 2018.
Ini adalah jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 2013.
Sebagai perbandingan, 40.136 api terbakar di wilayah itu tahun 2018, tahun terburuk kedua adalah 206 dengan 68.484 kebakaran.
Baca: Kejuaraan Dunia 2019 : Ahsan/Hendra Lolos Ke Perempat Final, Indonesia Miliki Harapan di Ganda Putra
Baca: FILM - Serigala Terakhir (2009)
Hutan Amazon dianggap penting dalam perang melawan pemanasan global karena kemampuannya menyerap karbon di udara.
Maka dari itu, hutan ini kerap disebut sebagai paru-paru dunia, karena lebih dari 20% oksigen dunia diproduksi di sana.
Brasil memiliki bagian terbesar dari 670 juta hektar hutan (60%) yang merupakan rumah bagi lebih banyak spesies daripada tempat lain di planet ini.
Namun, tidak seperti ekosistem lain, para ilmuwan mengatakan bahwa kebakaran di Hutan Amazon tidak alami.
Deforestasi dianggap sebagai faktor utama di balik angka yang mengkhawatirkan.
Para pecinta lingkungan juga menyalahkan Presiden Jari Bolsonaro dengan mengatakan kebijakannya hanya mengancam lebih banyak hutan.
Bolsonaro dianggap telah mendorong para penebang kayu dan petani untuk membuka lahan.
Bolsonaro telah menyarankan bahwa data yang menunjukkan peningkatan kebakaran hutan tidak akurat, bahkan ia juga menyalahkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat tanpa bukti sebagai oknum yang membakar hutan.
“Mungkin para LSM lingkungan ini melakukan beberapa tindakan kriminal untuk menarik perhatian terhadap saya, terhadap pemerintah Brasil,” ungkap Bolsonaro dalam siaran live Facebook yang dilansir oleh Reuters, Kamis (22/8/2019).
"Ini adalah perang yang kita hadapi,"
"Kebakaran dinyalakan di tempat-tempat strategis. Semuanya mengindikasikan bahwa LSM datang ke Amazon untuk membakar hutan,"
Dia mengatakan pemerintahannya bekerja untuk mengendalikan kebakaran, tetapi tidak jelas tindakan apa yang diambil pemerintah.
Sementara kebakaran hutan di Amazon tidak sepenuhnya tidak umum, penyebarannya memicu kekhawatiran.
Hutan Amazon telah 'tahan api' untuk sebagian besar sejarahnya karena lingkungan alamnya menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional.
Sementara kekeringan dapat menjadi faktor penyebab kebakaran hutan ini.
Para peneliti INPE mengatakan tidak ada yang abnormal dengan jumlah iklim atau curha hujan di Amazon tahun ini.
"Musim kemarau menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk penggunaan dan penyebaran api, tetapi menyalakan api adalah pekerjaan manusia, baik sengaja atau tidak," kata peneliti INPE Alberto Setzer kepada Reuters.
Aktivitas manusia, pertanian, pertambangan dan pengeboran adalah hal yang memperburuk situasi sekarang menurut para ilmuwan.
Di Brasil, peternak sapi memulai kebakaran dengan sengaja untuk menebangi hutan dan membuka jalan b agi peternakan dan hal itu tidak selalu legal.
Di Mato Grosso dan Para, tempat perbatasan pertanian Brasil telah diperluas dan didorong ke wilayah hutan, lebih banyak deforestaso telah dicatat dan kebakaran hutan telah meningkat.
World Wildlife Fund memperkirakan bahwa lebih dari seperempat Hutan Amazon akan tanpa pohon pada tahun2030 jika laju deforestasi saat ini terus berlanjut.
Baca: Fakta Pemindahan Ibu Kota Baru ke Kalimantan Timur : Konsep Smart City, Minum Tanpa Air Mineral
Baca: Harga BBM di Indonesia Paling Mahal Tapi Kualitas Paling Rendah, KPBB Sebut Rakyat Dibohongi
Ketakutan seputar defortasi telah tumbuh di bawah Bolsonaro, yang telah bersumpah untuk mengembangkan wilayah untuk pertanian dan pertambangan sejak mulai menjabat.
Ia mengabaikan kekhawatiran Internasional tentang deforestasi dan perubahan iklim.
Data dari INPE menunjukkan bahwa sejak Bolsonaro mengambil alih kekuasaan pada bulan Januari, jumlah deforestasi telah melonjak.