Ini Makna Nama ‘Irian’ yang Dicetuskan Frans Kaisiepo, Sosok Pahlawan dalam Uang Rp 10 Ribu

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta Irian Jaya

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebelum menggunakan nama Papua pada 2001, provinsi paling timur Indonesia dikenal dengan nama Irian.

Baik itu Irian Barat di zaman Presiden Soekarno maupun Irian Jaya pada masa Presiden Soeharto.

Baru pada 2001, pada masa Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, nama Irian berubah menjadi Papua.

Nama Irian sendiri menyimpan cerita dan sejarah yang menarik.

Dikutip dari Intisari Online, pertama kali, nama Irian dicetuskan oleh seorang pahlawan nasional dan pejuang kemerdekaan, Frans Kaisiepo.

Mungkin namanya tidak sepopuler Bung Karno atau Hatta, namun kontribusinya untuk kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam menggabungkan Papua dengan Republik Indonesia tidak bisa diragukan.

Frans Kaisiepo memiliki peran penting dalam upaya pelepasan Papua dari cengkraman Belanda.

Bahkan pada 1946, Frans Kaisiepo menggagas berdirinya Partai Indonesia Merdeka (PIM).

Ketika Belanda mengadakan Konferensi Malino di Sulawesi Selatan yang membahas rencana pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT), Frans Kaisiepo menjadi anggota delegasi Irian Barat.

Namun Frans Kaisiepo menentang rencana Belanda untuk membentuk NIT, ia juga menolak ketika akan diangkat sebagai anggota Delegasi Belanda pada Konferensi Meja Bundar (KMB).

Baca: Konferensi Malino (16 Juli – 25 Juli 1946)

Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Frans Kaisiepo

Dalam Konferensi Malino itulah untuk pertama kalinya Frans Kaisiepo mengusulkan penggantian nama Papua dan Nieuw Guinea menjadi Irian pada 16 Juli 1946.

Irian sendiri merupakan akronim dari ‘Ikut Republik Indonesia Anti Nederland’.

Hal ini juga diabadikan dalam Monumen Pembebasan Irian Barat, dimana dalam monument tersebut dikatakan bahwa Irian merupakan singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.

Monumen Pembebasan Papua Barat (cdninstagram.com)

Sementara itu, dalam Bahasa Biak, Irian berarti sinar yang menghalau kabut.

Hal itu karena kota Irian merupakan daerah yang panas.

Sedangkan dalam Bahasa Merauke, Irian terdiri atas kata ‘Iri’ yang berarti ditempatkan atau diangkat tinggi, dan ‘an’ yang artinya bangsa.

Sehingga Irian memiliki nama sebagai bangsa yang diangkat tinggi.

Nama Frans Kaisiepo kemudian diabadikan sebagai nama bandar udara di Biak pada 1984 menggantikan nama Bandara Mokmer.

Selain itu, wajah Frans Kaisiepo juga diabadikan dalam mata uang pecahan Rp 10 ribu.

Frans Kaisiepo dalam pecahan mata uang Rp 10 ribu

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official



Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer