Konsep Desain Ibu Kota Baru di Kalimantan Sudah Beredar, Intip Seperti Apa Penampakannya

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rendering Monumen Pancasila

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Konsep atau gagasan tentang desain ibu kota negara baru Indonesia telah beredar.

Konsep atau gagasan itu terdapat dalam sebuah dokumen berjudul “Gagasan Rencana dan Kriteria Desain Ibu Kota Negara” yang berlogo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Seperti yang sudah santer dibicarakan sebelumnya, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memilih Kalimantan sebagai lokasi ibu kota negara baru menggantikan DKI Jakarta.

Kendati demikian, sampai sekarang pemerintah masih merahasiakan lokasi dan provinsi yang dipilih secara spesifik.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/8/2019), ibu kota baru dalam gagasan tersebut mengusung visi sebagai katalis peningkatan peradaban manusia Indonesia.

Baca: Mie Ayam Adik Dewi, KUA Laweyan

Baca: Pemeran Hawkeye di Avengers Meminta Sony Kembalikan Spider-Man Diproduksi Marvel Lagi

Ketika dikonfirmasi, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja membenarkan bahwa dokumen tersebut berasal dari pihaknya.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa dokumen yang beredar tersebut baru sebatas gagasan.

“Masih konsep desain,” ujar Endra seperti ditulis Kompas, Rabu (21/8/2019).

Kembali ke gagasan wajah ibu kota baru, setidaknya ada tiga pendekatan yang dijabarkan dari visi yang ada.

Pertama adalah mencerminkan identitas bangsa yang diterjemahkan dalam urban design secara filosofis dari pilar-pilar kebangsaan di antaranya Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, serta UUD 1945.

Identitas bangsa akan tergambar melalui desain morfologi dan fungsi-fungsi kota.

Kemudian, ruang-ruang bagi aktivitas masyarakat yang mendorong prinsip gotong royong dan fungsi-fungsi serta wadah yang melestarikan sejarah dan budaya bangsa.

Kawasan inti pusat pemerintahan ibu kota negara(Kementerian PUPR)

Sebagai visualisasi ide tersebut, maka akan dibangun sebuah lapangan lengkap dengan Monumen Pancasila di tengahnya.

Lapangan tersebut akan dibangun di kawasan inti pemerintahan yang berbentuk lingkaran dan di bagian tengah terdapat bintang dan sebuah menara tinggi.

Pendekatan kedua yaitu mewujudkan keberlanjutan sosial-ekonomi-lingkungan.

Sebagai outcome dari integrasi ketiga aspek tersebut, pembangunan yang dilakukan akan meminimalkan intervensi terhadap alam.

Di samping itu, ada juga lima pemikiran lain, di antaranya mengintegrasikan ruang-ruang hijau dan biru, mempertahankan keberadaan hutan Kalimantan (city in the forest), memperbanyak ruang publik, serta mengadopsi new urbanism dan green building/infrastructure.

Kemudian yang terakhir adalah kualitas ruang yang mendorong kreativitas dan produktivitas masyarakat.

Visualisasi penjabaran dari visi kedua ibu kota negara.(Kementerian PUPR)

Visualisasi gagasan tersebut adalah dengan menghadirkan integrasi ruang hijau dan biru di mana geometri kawasan disesuaikan berdasarkan kearifan lokal.

Ada juga ruang terbuka publik yang dapat diakses oleh seluruh kalangan.

Nantinya, Istana Negara akan dibangun tepat di depan Monumen Pancasila yang sekelilingnya terdapat ruang terbuka hijau atau kawasan hutan.

Selain itu, ada juga danau buatan yang cukup besar di bagian belakangnya.

Di sisi kiri bagian belakang Istana Negara, nantinya akan dibangun kompleks rumah dinas menteri yang mengelilingi sebuah area ruang terbuka hijau yang cukup luas.

Sedangkan di sisi kanan bagian belakang terdapat Markas Besar TNI/Polri yang di sampingnya terdapat sebuah danau buatan.

Ruang terbuka hijau ibu kota negara yang bisa diakses semua kalangan.(Kementerian PUPR)

Pendekatan terakhir yaitu mewujudkan kota cerdas dan modern berstandar internasional.

Nantinya, ibu kota negara akan menjadi kota yang compact, mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Ada enam indikator yang digunakan untuk mewujudkan pendekatan ini, dari penataan bangunan dan lingkungan yang compact dan inklusif, moda transportasi publik yang terintegrasi, hingga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Selain itu, ada juga kolaborasi antara arsitektur modern dan local wisdom; penerapan desain, material dan teknologi modern, smart building, dan penggunaan energi terbarukan; serta desain yang mengutamakan pemenuhan seluruh target SDGs sebagai acuan pembangunan kota-kota Indonesia ke depan.

Ruang terbuka hijau ibu kota negara yang bisa diakses semua kalangan.(Kementerian PUPR)

Sedangkan konsep kota compact dan smart meliputi smart industry, smart security, smart energy, smart people, smart health, smart home, smart mobility, smart government, serta smart retail.

Baca: Profil Kampus - Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)

Baca: Kirsten Dunst

Adapun visualisasinya adalah dengan moda transportasi yang terintegrasi.

 (TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official



Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer