Pasangan yang mendapat julukan The Minions tersebut kalah di babak pertama dalam pertandingan yang sengit melawan pasangan Korea Choi Solgyu/Seo Seung Jae.
Dilansir oleh bwf.tournamentsoftware.com (20/8/2019), dalam pertandingan yang berdurasi 64 menit tersebut, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menyerah dengan skor 21-16, 14-21 dan 21-23.
Dengan demikian pasangan rangking satu dunia ini harus mengubur harapan untuk mendapat medali emas di Kejuaraan Dunia 2019.
Di dua edisi sebelumnya, pasangan The Minions ini juga tidak mampu membawa medali apapun di Kejuaraan Dunia.
Di Kejuaraan Dunia 2017 dan 2018, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon harus terhenti di babak perempat final.
Meski digadang-gadang mendapat medali emas di Kejuaraan Dunia 2019 lantaran performa mereka sebulan lalu, mereka harus terhenti di babak pertama.
Baca: Target Tunggal Putra Indonesia di Kejuaraan Dunia 2019, Hendry Saputra : Fokus ke Semifinal Dulu
Baca: Kejuaraan Dunia BWF 2019 Semakin Dekat, Indonesia Hanya Targetkan Satu Gelar
Baca: Indonesia Kirim Empat Wakil Ganda Campuran ke Kejuaraan Dunia 2019, Praveen/Melati Tumpuan Harapan
Dengan demikian, Indonesia saat ini hanya bergantung pada pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk mendapat medali emas di Kejuaraan Dunia 2019.
Selain itu Indonesia masih bisa mengandalkan sektor tunggal putra dan ganda campuran untuk meraih emas di Kejuaraan Dunia 2019 ini.
Sebelumnya Susy Susanti mengatakan bahwa PBSI hanya menargetkan satu gelar di World Championships 2019 tersebut.
Target satu gelar tersebut bisa melalui sektor apapun, namun yang paling utama adalah sektor ganda putra.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabidbinpres PBSI, Susi Susanti melalui press release resmi dari PBSI.
“Targetnya satu gelar dulu, dari sektor mana saja.
Peluang paling besar memang ada di ganda putra.
Tapi kemarin di Jepang (Japan Open) ada ganda campuran, ada tunggal putra, semoga mereka nanti bisa kasih kejutan juga, prestasinya lebih stabil lagi.
Karena kita sudah dekat dengan Olimpiade, segala kemungkinan bisa terjadi.
Semua negara juga sama,” kata Susy Susanti dikutip TribunnewsWiki dari badmintonindonesia.org.