Fakta-fakta Baru Kerusuhan di Papua, Akibatkan Fasilitas Publik Rusak Hingga Ratusan Napi Kabur

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor DPRD Papua Barat pasca-dibakar massa pada Senin (18/8/2019).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat pada Senin (19/8/2019) kemarin menyebabkan kerusakan beberapa fasilitas publik.

Peristiwa kerusuhan ini dipicu oleh kejadian yang menimpa mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya.

Diduga terdapat praktik rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur, terkait penghinaan Bendera Merah Putih.

Unjuk rasa yang terjadi di Manokwari dan Sorong tersebut berlangsung sejak pagi hingga berujung rusuh di sejumlah tempat dan menimbulkan beberapa dampak pasca kerusuhan terjadi.

 Baca: Gubernur Jawa Timur Khofifah Minta Maaf pada Warga Papua dan Ajak untuk Saling Jaga Persatuan

Baca: Tito Karnavian: Papua Adalah Bagian Dari Anak Bangsa Indonesia

1. Sebanyak 25 fasilitas publik rusak

Dikutip dari Kompas.com pada Selasa (20/8/2019), sebanyak 25 fasilitas publik di Manokwari dan Sorong, Papua Barat mengalami kerusakan pasca demonstrasi protes atas persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

"Untuk sementara di Sorong ada hampir 15 fasilitas publik yang mengalami kerusakan, kemudian Manokwari 10 fasilitas publik yang rusak," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).

Dedi mengatakan, protes masih berlangsung hingga saat ini, namun kegiatan masyarakat di Jayapura, Papua dan Manokwari sudah berangsur normal.

Meski di wilayah Sorong, Dedi mengungkapkan masih ada kegiatan unjuk rasa yang diikuti sekitar 500 orang.

Pihak TNI dan Polri masih terus melakukan komunikasi dengan massa.

Baca: Nilai Jokowi Kurang Tegas, Gubernur Papua Ancam Tarik Seluruh Mahasiswa Papua Bila Masih Rasis

Baca: Tanggapi Kerusuhan di Papua dan Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua, Wiranto: Sabar, Saling Memaafkan

2. Lumpuhnya aktivitas ekonomi

Mohamad Loktani, Wakil Gubernur Papua Barat mengungkapkan, titik-tik kawasan pertumbuhan di Manokwari terkena dampak peristiwa ini.

Kerusuhan juga diketahui menyebar ke kota lain seperti Sorong, Jayapura Hingga Merauke.

"Kawasan yang tak terkena dampak hanya di pinggiran Manokwari. Tapi di pusat kota, di pelabuhan, pusat pertokoan, semua terkena dampak."

"Praktis aktivitas hari ini untuk sementara tidak berjalan," tuturnya.

Tribun Timur menuliskan, Haji Syahruddin Makki melaporkan pada pukul 13.00 WIT massa kian tak terkendali.

“Toko, warung yang ada di pinggir jalan sudah dijarah, lalu banyak yang dibakar,” Syahruddin Makki, melalui sambungan telepon seluler.

3. Jadwal Penerbangan terganggu

Akibat kerusuhan yang terjadi di Papua, Bandara Domine Eduard Osok (DEO) di Sorong ikut terkena dampaknya.

Sejumlah massa sempat mendatangi bandara ini dan mengamuk serta merusak sejumlah fasilitas bandara.

Kerusuhan tersebut menyebabkan beberapa jadwal penerbangan menuju Manokwari sempar tertunda.

Jadwal penerbangan pukul 09.00 WIT ditunda sampai pukul 14.00 WIT.

Sedangkan Bandara Rendani, Manokwari tetap berjalan seperti biasa dan tidak terganggu meski terjadi kericuhan di pusat kota Manokwari.

 Baca: Kayu Bajakah Mulai Diburu dan Dieksploitasi, Dijual hingga Rp 2 Juta per Kilogram

4. Ratusan napi kabur

Peristiwa kerusuhan juga menjadi penyebab kaburnya 285 napi dari Lapas Sorong Kota setelah kantor Lapas dibakar massa.

Kepala Lapas Kelas II Sorong, Nunus Ananto mengatakan, sudah ada narapidana yang melapor dengan petugas Lapas.

“Para napi kami anggap kooperatif. Namun, karena kondidi kota Sorong belum kondusif akibat masih adanya pemalangan di beberapa jalan, sehingga tahanan itu belum kembali ke Lapas,” jelas Ananto.

Ananto yakin, setelah kondisi kembali normal, pihak keluarga akan mengantarkan para narapidana yang berada di luar untuk kembali ke dalam Lapas.

“Malah tadi sudah ada kelauarga yang antar tahanan kembali ke Lapas. Namun kondisinya belum kondusif.”

"Sampai saat ini kita terus berupaya untuk mengembalikan mereka ke Lapas untuk melanjutkan proses hukum,” kata Ananto dikutip dari kompas.com.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Niken)



Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer