Laki-laki yang kini berprofesi sebagai pengemudi ojek online (ojol) itu mengaku pernah ditolong oleh Melanie Subono saat usianya masih kecil.
Pengemudi ojol bernama Parman itu mengaku pernah diberi sandal jepit 23 tahun silam ketika ia menangis karena sandalnya putus.
Keduanya kembali bertemu secara tidak sengaja ketika Parman mendapat pesanan untuk mengantar Melanie Subono ke sebuah tempat.
Kisah itu lantas mendapat respons positif dari warganet serta para musisi lainnya.
Melanie Subono sendiri merupakan seorang penyanyi bergenre rock.
Melanie sudah merilis enam buah album, salah satu lagunya adalah Sajak Suara.
Lagu ini sempat menjadi nominasi AMI Award untuk Artis Solo Pria/Wanita Rock/Instrumentalia Rock Terbaik.
Di dalam lagu Sajak Suara ini, Melanie Subono duet dengan Fajar Merah yang tidak lain adalah anak dari Wiji Thukul, seorang aktivis yang hilang pada Mei 1998 dan tidak pernah ditemukan sampai sekarang.
Lirik lagu Sajak Suara memang diadopsi dari Puisi Wiji Thukul dengan judul yang sama.
Puisi tersebut kemudian diaransemen oleh Melanie Subono, Fajar Merah, serta Dennis Nussy.
Baca: Melanie Subono
Baca: Kisah Melanie Subono yang Ubah Hidup Seorang Driver Ojol karena Bantuannya 23 Tahun yang Lalu
Berikut adalah lirik lagu Sajak Suara yang dinyanyikan oleh Melanie Subono duet dengan Fajar Merah.
Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
Walau mulut bisa dibungkam
Namun siapa mampu
Mampu menghentikan nyanyian bimbang
Dan pertanyaan lidah jiwaku
Sesungguhnya suara itu bukan perampok
Yang ingin merayah hartamu
Ia ingin bicara
Mengapa kau kokang senjata?
Dan gemetar ketika suara itu
Menuntut keadilan?
Suara-suara itu tak bisa di penjarakan
Di sana bersemayam, bersemayam kemerdekaan
Dan apabila engkau
Tetap memaksa diam
Kan ku siapkan untukmu
Pemberontakan!
Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
Ialah yang mengajariku bertanya
Dan pada akhirnya tidak bisa tidak
Engkau harus menjawabnya
Apabila engkau terus bertahan
Aku akan memburumu seperti kutukan
Sesungguhnya suara itu bukan perampok
Yang ingin merayah hartamu
Ia ingin bicara
Mengapa kau kokang senjata?
Dan gemetar ketika suara itu
Menuntut keadilan?
Suara-suara itu tak bisa di penjarakan
Di sana bersemayam, bersemayam kemerdekaan
Dan apabila engkau
Tetap memaksa diam
Kan ku siapkan untukmu
Pemberontakan! (2x)
Pemberontakan…