Informasi
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Depresi (gangguan depresi mayor) adalah penyakit yang umum terjadi yang memengaruhi secara negatif perasaan, cara berpikir, dan cara bertindak dari seseorang.
Depresi menyebabkan perasaan sedih atau kehilangan minat pada aktivitas yang pernah dinikmati.
Depresi dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik serta dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan baik ketika di kantor maupun di rumah.
Depresi diperkirakan terjadi pada satu dari 15 orang dewasa (6,7%), serta satu dari enam orang (16,6%) akan mengalami depresi pada suatu saat dalam hidup mereka.
Depresi dapat menyerang kapan saja, tetapi rata-rata, pertama kali muncul pada akhir remaja hingga pertengahan 20-an.
Wanita lebih cenderung mengalami depresi daripada pria.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sepertiga wanita akan mengalami saat-saat depresi besar dalam hidup mereka. (1)
Bentuk Depresi
Seseorang yang didiagnosis mengalami gangguan depresi persisten mungkin memiliki saat-saat depresi berat bersamaan dengan periode gejala yang kurang parah, tetapi gejalanya harus berlangsung selama dua tahun untuk dianggap sebagai gangguan depresi persisten.
Wanita dengan depresi pascapersalinan mengalami depresi berat selama kehamilan atau setelah melahirkan (depresi pascapersalinan).
Perasaan sedih, cemas, dan kelelahan yang menyertai depresi pascamelahirkan mungkin menyulitkan para ibu baru untuk menyelesaikan kegiatan sehari-hari untuk diri mereka sendiri dan untuk bayi mereka.
Gejala psikotik biasanya memiliki tema depresi, seperti delusi rasa bersalah, kemiskinan, atau penyakit.
Depresi ini umumnya meningkat selama musim semi dan musim panas.
Depresi musim dingin, biasanya disertai dengan penarikan sosial, peningkatan tidur, dan penambahan berat badan, diperkirakan kembali setiap tahun dalam gangguan afektif musiman.
Hal tersebut menyebabkan bipolar memenuhi kriteria sebagai depresi berat (disebut “depresi bipolar”).
Baca: Sindrom Nefrotik (Nephrotic Syndrome)
Baca: Stevens–Johnson Syndrome (SJS)
Contoh tipe lain dari gangguan depresi yang baru ditambahkan ke klasifikasi diagnostik DSM-5 termasuk gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu (didiagnosis pada anak-anak dan remaja) dan gangguan premenstrual dysphoric (PMDD). (2)
Gejala Depresi
Gejala harus bertahan setidaknya dua minggu untuk diagnosis depresi. (1)
Gejala depresi dapat bervariasi dari ringan hingga berat, seperti:
- Merasa sedih yang berlarut-larut
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang pernah dinikmati
- Perubahan nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan atau kenaikan yang tidak terkait dengan diet
- Kesulitan tidur atau bahkan terlalu sering tidur
- Sering merasa lelah
- Meningkatkan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya, meremas-remas tangan atau mondar-mandir) atau memperlambat gerakan dan ucapan (tindakan yang bisa diamati oleh orang lain)
- Merasa tidak berharga atau bersalah
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan
- Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
Penyebab Depresi
Depresi bisa diakibatkan oleh berbagai alasan, seperti peristiwa kehidupan yang mengecewakan atau dirasa penuh tekanan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, seseorang akan lebih rentan mengalami depresi.
Beberapa pemicu depresi antara lain:
- Peristiwa yang traumatis
- Kepribadian
- Latar belakang keluarga
- Melahirkan
- Kesepian
- Alcohol dan Narkoba (3)
Perawatan Depresi
Apabila seseorang merasa dirinya tengah mengalami depresi, maka dianjurkan untuk segera menemui psikiater.
Nantinya, psikiater akan melakukan beberapa metode untuk membantu pasien yang mengalami depresi, yaitu:
- Memberikan obat antidepresan
- Melakukan psikoterapi
- Terapi Elektrokonvulsif (ECT), merupakan perwatan yang sering dilakukan kepada pasien depresi berat atau bahkan pasien gangguan bipolar.
Terapi ECT melibatkan stimulasi listrik singkat pada otak ketika pasien berada di bawah pengaruh anestesi.
Seorang pasien depresi biasanya menerima terapi ECT dua hingga tiga kali seminggu untuk total enam hingga 12 perawatan.
ECT telah digunakan sejak tahun 1940-an, dan penelitian bertahun-tahun telah menghasilkan perbaikan besar. (1)