17 AGUSTUS - Perjuangan Jusuf Ronodipuro dalam Menyebarkan Kemerdekaan Indonesia

Penulis: Sekar Dwi Setyaningrum
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jusuf Ronodipuro yang berhasil menyiarkan Kemerdekaan Indonesia.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada Jumat, 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta.

Pembacaan teks proklamasi sekaligus menjadi tanda bahwa Indonesia telah merdeka setelah ratusan tahun dijajah.

Perjuangan tidak berhenti sampai di situ.

Kabar proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus segera disiarkan ke seluruh penjuru negeri.

Dikutip dari Kompas.com, radio merupakan media yang paling efektif dan efisien dalam menyebarkan berita.

Menurut buku 'Seputar Proklamasi Kemerdekaan' karya Hendri F. Isnaeni yang diterbitkan Kompas, menyiarkan kabar kemerdekaan saat itu bukanlah perkara mudah.

Kantor radio masih berada di bawah pengawasan Jepang.

Termasuk Radio Republik Indonesia (RRI) yang dulunya bernama radio Hoso Kyoku.

Satu di antara penyiar radio Hoso Kyoku Jakarta yakni Jusuf Ronodipuro dipercaya untuk menyebarkan berita Kemerdekaan Indonesia.

Sebelumnya Jusuf Ronodipuro sudah mendengarkan kabar kekalahan Jepang .

Pada 15 Agustus 1945, Mochtar memberi tahu kepada Jusuf Ronodipuro bahwa Jepang telah menyerah.

Pada 16 Agustus dan 17 Agustus 1945, studio tersebut hanya menyajikan acara hiburan.

Foto karya Frans Mendur pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Kompas.com)

Namun ketika menjelang senja, Syahruddin yang merupakan wartawan dari kantor berita Domei menyelundup memasuki ruang penyiar.

Baca: 17 AGUSTUS: Laksamana Maeda, Perwira Tinggi Jepang yang Berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan

Baca: 17 AGUSTUS - Kesaksian Tokoh Jepang : Shigetada Nishijima (Bagian 3)

Ia membawa dua lembar kertas.

Lembar pertama dari Adam Malik yang meminta agar lembar kedua dibacakan sebagai berita.

Jusuf Ronodipuro berpikir keras bagaimana cara mengelabuhi Jepang.

Jusuf  teringat ada pemancar siaran luar negeri yang sudah tak digunakan.

Perangkat itulah yang dimanfaatkannya.

Jusuf berunding dengan tim teknik untuk tidak mengganggu siaran lokal karena terus dipantau oleh pasukan Jepang yang menjaga studio.

Akhirnya berita berhasil disiarkan oleh Jusuf Ronodipuro.

Dua jam setelah berita berhasil disiarkan ke seluruh negeri, satu regu Konpetai (polisi militer) Jepang berhasil masuk ke dalam studio.

Petugas Keamanan yang menjaga studio dipukul.

Tak terkecuali Jusuf Ronodipuro dan Bahtiar Lubis.

Begitu Samurai siap menancap di kepala mereka berdua, pimpinan umum radio Jepang masuk dan meminta agar Jusuf dan Bahtiar dibebaskan.

(TribunnewsWiki/Sekar)

Jangan lupa subscribe youtube channel TribunnewsWiki ya!



Penulis: Sekar Dwi Setyaningrum
Editor: Fathul Amanah
BERITA TERKAIT

Berita Populer