Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar (Husein Mutahar) merupakan seorang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu kebangsaan dan anak-anak.
Husein Mutahar populer dengan beberapa lagu seperti Syukur hingga Hari Merdeka.
Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku , menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.
Husein Mutahar juga menciptakan sejumlah lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, Slamatlah, Jangan Putus Asa, Saat Berpisah dan Hymne Pramuka. (1)
Karier
Husein Mutahar memulai sekolah di Europese Lagere School (ELS).
Kemudian, dilanjutkan dengan sekolah Meer Uitgebreid Lager Ondewwijs (MULO) setingkat SMP di Semarang.
Setelah itu ia melanjutkan Algemeen Midelbare School(AMS) setingkat SMA dengan memilih jurusan Sastra Timur, khusus bahasa Melayu, di Yogyakarta.
Lulus dari sekolah itu, ia mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada, Jurusan Hukum merangkap Jurusan Sastra Timur.
Husein Mutahar juga aktif di gerakan kepanduan Indonesia. H. Mutahar juga merupakan sosok di balik penciptaan lagu Hymne Pramuka.
Namanya juga terkait dalam pendirian dan pembinaan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), tim yang beranggotakan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan Bendera Pusaka dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Pada tahun 1967, sebagai direktur jenderal urusan pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mutahar diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka.
Tata cara pengibaran Bendera Pusaka disusunnya untuk dikibarkan oleh satu pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal.
Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. (2)
Dalam riwayat karirnya, H.Mutahar pernah menjadi Duta Besar RI di Vatikan.
Ia juga pernah menjadi ajudan presiden dan sekretaris panglima Angkatan Laut RI.
Jauh sebelumnya, pada tahun 1943-1948, H. Mutahar menjadi pegawai Rikuyu Sokyoku atau Jawatan Kereta Api Jawa Tengah Utara di Semarang. (1)
Kehidupan Pribadi
H. Mutahar tidak menikah, namun mempunyai 8 anak angkat, 6 laki-laki dan 2 perempuan.
Dari anak-anak tersebut, H. Mutahar mempunyai 15 orang cucu (1)
Meninggal Dunia
Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada usia hampir 88 tahun, 9 Juni 2004 akibat sakit tua.
Selama hidupnya ia tidak pernah menikah.
Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan. (1)