Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mesin tik menjadi saksi bisu lahirnya Republik Indonesia setelah Sayuti Melik menerima naskah asli dari Soekarno.
Setelah naskah selesai dibuat, teks perlu untuk diketik.
Di panggilah Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut.
Tak disangka, ternyata di rumah Laksamana Maeda tak ada mesin tik berhuruf latin.
Disuruhlah pembantu rumah Maeda, yaitu Ny. Satzuki Mishima untuk meminjam mesin tik.
Setelah mesin tik datang, Sayuti Melik memulai tugasnya.
Sayuti Melik yang merupakan suami dari S. K. Trimurti ini menuju ke suatu ruangan yang terdapat meja dan kursi serta mesin tik.
Persoalan mesin tik yang menjadi benda bersejarah dalam proses terjadinya naskah ketik proklamasi ini menjadi diskursus dalam sejarah ketika terdapat dua versi asal muasal mesin tik dan di mana malam itu Ny. Satzuki Mishima meminjam.
Tribunnewswiki menghimpun dua pendapat mengenai asal muasal dari mesin tik yang digunakan Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi.
Versi I - Mesin Tik berasal dari Kantor Militer Jepang
Dikutip dari buku St. Sularto & D. Rini Yunarti, berjudul 'Konflik Di Balik Proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan Kemerdekaan Indonesia', terbitan Kompas (2010), saat naskah selesai dibuat, pembantu rumah Maeda bernama Ny. Satsuki Mishima diminta untuk mencari mesin tik.
Satsuki Mishima adalah perempuan satu-satunya pada malam itu.
Ketika diminta untuk mencari mesin tik, Satsuki Mishima kemudian meminjam mesin tik di Kantor Militer Jepang.
Satsuki Mishima juga sempat membuatkan nasi goreng untuk menu sahur Soekarno, Hatta dan Subardjo yang saat itu akan melaksanakan puasa karena momen tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan.
Mesin ketik pun datang, Sayuti Melik langsung melakukan tugasnya.
Terdapat tiga perubahan dalam naskah yang telah dibuat.
Kata pertama adalah 'tempoh' menjadi 'tempo'.
Kata kedua adalah 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diganti menjadi 'atas nama bangsa Indonesia'.
Kata ketiga adalah cara penulisan tanggal yang semula 'Djakarta, 17-8-05' menjadi 'Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05'.
Setelah perubahan itu, naskah proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.
Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional : Kebijakan Herman Willem Daendels
Baca: 17 AGUSTUS - Seri Tempat Bersejarah: Dalem Jayadipuran
Baca: 17 AGUSTUS 1945 - Tokoh Jepang Saksi Proklamasi: Shigetada Nishijima
Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional: Perjanjian Kalijati
Versi II - Mesin Tik berasal dari Kantor Militer Jerman
Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com yang mengutip buku karya Hendri F. Isnaeni berjudul '17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri', terbitan Change (2015), tokoh-tokoh seperti Soekarno, Ahmad Soebardjo dan lainnya berkumpul untuk merumuskan teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
Pembantu Laksamana Maeda, Satzuki Mishima kemudian diperintahkan untuk mencari mesin tik.
Satzuki Mishima kemudian pergi ke kantor militer Jerman untuk meminjam mesin tik.
Kendaraan yang dipakai Satzuki Mishima untuk pergi adalah mobil jeep.
Satzuki bertemu perwira angkatan Laut Nazi Jerman Mayor Kandelar yang bersedia meminjamkan mesin tik.
Sesampainya mesin tik di rumah Maeda, Sayuti Melik ditemani B. M. Diah mengetik naskah proklamasi.
Sayuti Melik kemudian beranjak ke tempat lain yang terdapat meja tulis dan mesin ketik.
Sementara B. M. Diah berdiri di belakang saat Sayuti Melik sedang mengetik.
Terdapat tiga perubahan yang dalam naskah yang telah dibuat.
Kata pertama adalah 'tempoh' menjadi 'tempo'.
Kata kedua adalah 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diganti menjadi 'atas nama bangsa Indonesia'.
Kata ketiga adalah cara penulisan tanggal yang semula 'Djakarta, 17-8-05' menjadi 'Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05'.
Berdasarkan kesaksian B. M. Diah dalam buku di atas, Sayuti mengatakan “Saya berani mengubah ejaan itu adalah karena saya dulu pernah sekolah guru, jadi kalau soal ejaan Bahasa Indonesia saya merasa lebih mengetahui daripada Bung Karno".
Setelah perubahan itu, naskah proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.
--
Tribunnewswiki.com terbuka dengan data dan sumber baru serta usulan perubahan untuk memperkaya informasi.
--