Perang Diponegoro (1825-1830)

Penulis: Indah Puspitawati
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perang Diponegoro


Daftar Isi


  • Latar Belakang


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beberapa alasan yang menjadi latar belakang Perang Diponegoro meliputi beberapa hal, yaitu:

  1. Rakyat dibelit oleh berbagai bentuk pajak dan pungutan yang menjadi beban turun-temurun.
  2. Pihak Keraton Jogjakarta tidak berdaya menghadapi campur tangan politik pemerintah kolonial.
  3. Kalangan keraton hidup mewah dan tidak mempedulikan penderitaan rakyat.
  4. Pangeran Diponegoro tersingkir dari elite kekuasaan, karena menolak berkompromi dengan pemerintah kolonial.
  5. Pemerintah kolonial melakukan provokasi dengan membuat jalan yang menerobos makam leluhur Pangeran Diponegoro. (1)

Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden mas Ontowiryo yang merupakan anak sulung dari Sultan Hamengkubuwana III yang merupakan raja Mataram.

Pangeran Diponegoro lahir pada tanggal 11 November 1785.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, Smissaert memutuskan untuk melakukan pelebaran jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta.

Pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan malah dipindah melewati pagar sebelah timur Tegalrejo.

Dan pemasangan patok-patok oleh Belanda untuk pembangunan jalan ini ternyata melintasi makam para leluhur pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Selain itu, pemasangan ini dilakukan tanpa izin dari kerajaan sehingga ditentang oleh Pangeran Diponegoro. (2)

Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro (antlikhs.wordpress.com)

  • Kronologi


Pangeran Diponegoro kemudian membangun pusat pertahanan di Selarong dan menghimpun dukungan dari beberapa kerajaan.

Dukungan datang dari Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasya Prawirodirjo, dan Kiai Mojo.

Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Sri Sultan Hamengku Buwono I

Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional : Pakubuwono VI

Belanda turun mendatangkan pasukan dari Sumatra Barat dan sulawesi Selatan di bawah pimpinan Jenderal Marcus de Kock.

Pangeran Diponegoro memimpin pasukannya dengan perang gerilya.

Di sisi lain, Gubernur Jenderal Van der Capellen menugasi Jenderal M. de Kock untuk menjalankan strategi benteng stelsel.

Strategi benteng stelsel adalah strategi dengan mendirikan benteng di setiap tempat yang dikuasainya untuk mempersempit gerakan pasukan Diponegoro.

Saat itu sebagian besar pasukan Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatra Barat.

Maka pada tahun 1825 diadakan kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata.

Sebagian besar pasukan dari Sumatra Barat dialihkan ke Jawa untuk menghadapi Pangeran Diponegoro.

Namun, setelah Perang Diponegoro berakhir, kertas perjanjian gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri babak kedua.

Perang Diponegoro berakhir pada 28 Maret 1830 saat Jenderal De Kock berhasil mengepung pasukan Diponegoro di Magelang.

Penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang (dictio.id)

 

  • Dampak


Akibat peperangan besar melawan Pangeran Diponegoro, kas Belanda terkuras habis karena membiayai perang.

Belanda mendapatkan beberapa wilayah di Yogyakarta dan Surakarta dan kekuasaan Kerajaan-kerajaan Jawa mulai berkurang.

Selain itu, terjadi penghapusan sistem tanam paksa. (3)

Jangan lupa subscribe channel YoutubeTribunnewsWiki

  • Sosok Pangeran Diponegoro


Pangeran Diponegoro atau bernama Bendara Raden Mas Antowirya, adalah seorang tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Yogyakarta, Indonesia.

Pangeran Diponegoro lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta.

Pangeran Diponegroro wafat di Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan pada 8 Januari 1855.

Beliau adalah putra pertama dari Hamengkubuwana III yang pada saat itu menjabat sebagai Raja ketiga di Kesultanan Yogyakarta. (4)

Ibunya bernama R.A.Mangkarawati, seorang garwa ampeyan (istri selir) yang berasal dari Pacitan.

Pangeran Diponegoro memiliki sikap yang bersahaja dan sederhana.

Daripada tinggal di Keraton yang berisikan kemewahan, masa kecil dan remaja Pangeran Diponegoro justru dihabiskan dengan kehidupan merakyat sehingga ia tinggal di Tegalrejo yang merupakan tempat tinggal dari eyang buyut putrinya, permaisuri dari Sultan Hamengkubuwana I, yakni Gusti Kangjeng Ratu Tegalrejo.

Diponegoro mempunyai 3 orang istri, yaitu: Bendara Raden Ayu Antawirya, Raden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.

Namun, dari beberapa sumber menyatakan Pangeran Diponegoro pernah menikah sembilan kali dan dikaruniai 12 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

 

  • Penangkapan Pangeran Diponegoro


Pasukan Diponegoro mengalami kelemahan terutama saat Sentot Alibasya Prawirodirjo, dan Kiai Mojo memisahkan diri pada 1929.(5)

Pangeran Diponegoro akhirnya menerima tawaran Belanda untuk berunding.

Di pihak Belanda diwakili oleh Jenderal De Kock.

Namun, perundingan tidak mencapai titik temu.

Perang Diponegoro pun akhirnya berakhir pada 28 Maret 1830 saat Jenderal De Kock berhasil mengepung pasukan Diponegoro di Magelang.

Di sana, Pangeran Diponegoro menyerahkan diri dengan syarat pengikutnya harus dilepas.

Belanda menangkap Pangeran Diponegoro dan di bawa ke Batavia yang selanjutnya dipindahkan ke Manado, kemudian dipindahkan lagi ke Makassar.

Baca: Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I)

 

  • Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro


Penangkapan Pangeran Diponegoro atau The Arrest of Pangeran Diponegoro adalah sebuah lukisan 1857 karya Raden Saleh, yang menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830.

Raden Saleh mulai membuat lukisan ini pada 1856 setelah kepulangannya dari pembelajarannya di Eropa ke Jawa pada 1851.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. (winnetnews.com)

 

Petunjuk sejarah pertama mengenai lukisan karya Raden Saleh ini tertulis dalam surat Raden Saleh yang ditujukan kepada Adipati Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha pada tanggal 12 Maret 1857.

Dalam surat tersebut tertulis, antara lain telah menyelesaikan sebuah lukisan historis, yang menggambarkan tentang penangkapan Kepala Suku Jawa, Dipanegara, yang saya lukiskan untuk Paduka Yang Mulia Belanda.

Surat ini mengungkapkan keberanian Raden Saleh menawarkan lukisan kepada Raja Belanda yang menjajah tanah Jawa.

Pada awalnya Raden Saleh mendapat ilham komposisi lukisan historis Penangkapan Pangeran Diponegoro dari lukisan Pengunduran Diri Charles V karya Gallait yang menggambarkan bangkitnya kekuatan nasional yang sangat mendesak diperlukan banyak orang selama bertahun-tahun setelah invasi pasukan Jerman.

Hal paling utama yang sejalan dengan komposisi lukisan Gallait adalah semangat kebangkitan nasional yang digambarkan oleh Raden Saleh sebagai bentuk kemarahan terhadap pengkhianatan Belanda (Krauss, 2012:78).

Karya lukisan yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro merujuk pada peristiwa nyata yang memang terjadi masa lalu.

Lukisan ini merupakan respon dari lukisan Nicolaas Pieneman pada 1809-1860 yang ditugaskan untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda.

Ketika peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro (28 Maret 1830), Raden Saleh tengah berada di Eropa.

Diduga Raden Saleh melihat lukisan Pieneman tersebut saat ia tinggal di Eropa.

Perbedaan lukisan antara Raden Saleh dengan Pieneman ini dipandang sebagai rasa nasionalisme pada diri Raden Saleh.(6)

(TribunnewsWiki/Indah/Haris/Anin)



Nama Perang Diponegoro (Perang Jawa)


Kategori Sejarah Nusantara


Waktu 1825-1830


Lokasi Jawa


Tokoh Pangeran Diponegoro


Sumber :


1. www.sejarah-negara.com/sebab-umum-dan-sebab-khusus-perang/
2. salamadian.com
3. negarabersejarah.wordpress.com
4. www.biografipedia.com/2016/02/biografi-pangeran-diponegoro.html
5. www.sejarah-negara.com/2263/penyebab-perang-diponegoro/
6. cagarbudaya.kemdikbud.go.id


Penulis: Indah Puspitawati
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer