17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Prof. Dr. Soeharso

Penulis: Sekar Dwi Setyaningrum
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof. Dr. Soeharso


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Prof. Dr. Soeharso merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Boyolali pada 13 Mei 1912.

Sang ayah bernama Raden Sastrosoeharso, merupakan pegawai Keraton Surakarta yang pernah menjabat sebagai kepala desa.

Soeharso meninggal di Solo pada 27 Februari 1971 di usia 58 tahun.

Soeharso merupakan dokter ahli bedah dan pendiri Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso. (1)

Patung prof Soeharso. ypacnas.co.id (merdeka.com)

  • Masa Muda


Ketika berumur tujuh tahun, Soeharso bersekolah di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Salatiga.

Soeharso merupakan siswa yang cerdas.

Saat duduk di kelas 5, ayah Soeharso meninggal dunia.

Ibu Soeharso kemudian memutuskan untuk berjualan nasi agar Soeharso beserta kakaknya dapat bersekolah.

Namun penjualan nasi ibunya tidak mampu menutupi kebutuhan.

Oleh karena itu Soeharto, kakak dari Soeharso memutuskan bekerja sebagai carik dan kemudian diangkat menjadi lurah.

Kedudukan kakaknya sebagai lurah mampu membiayai pendidikan Soeharso.

Ketika kecil, Soeharso juga turut prihatin akan keadaan keluarganya.

Soeharso ikut berjualan tembakau keliling dengan berjalan kaki menuju Kota Boyolali.

Pada 1926, Soeharso menyelesaikan pendidikannya di HIS.

Baca: PAHLAWAN NASIONAL - Usman Janatin

Baca: FILM - Taken 2 (2012)

Soeharso kemudian melanjutkan pendidikan di MULO yang berada di Solo dan menumpang di keluarga dokter Dullah.

Seorang Belanda tertarik akan kecerdasan Soeharso dan berniat menyekolahkan Soeharso di negeri Belanda, namun sang ibu tidak merestui.

Soeharso kemudian meneruskan pendidikan di SMA Paspal (AMS=Algemeene Middelbare School Afdeeling B).

Ketika menjadi siswa AMS, Soeharso tercatat sebagai anggota perkumpulan Jong Java yang kemudian menjadi Indonesia Muda.

Namun pada saat itu Soeharso tidak tertarik kepada dunia politik dan lebih tertarik kepada dunia seni.

Setelah menyelesaikan pendidikan di AMS, Soeharso mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Kedokteran (INIAS) yang berada di Surabaya.

Selama menjadi mahasiswa, Soeharso tetap aktif di dunia seni.

Pada 1939 Soeharso berhasil menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar indisch arts.

Soeharso kemudian bekerja di Rumah Sakit Umum (CBZ) Surabaya.

Walaupun sudah bekerja di rumah sakit umum, namun Soeharso tetap memperluas pengetahuannya mengenai ilmu bedah hingga mendapat gelar dokter ahli bedah. 

  • Peran


Soeharso kemudian dipindahkan ke Ketapang, Kalimantan Barat.

Dalam perjalanan menuju Ketapang, Soeharso memutuskan untuk berhenti sejenak di Pontianak dan bertemu dengan Johar Insiyah yang kemudian menjadi istrinya.

Johar Insiyah merupakan putri dari dokter Agusjam.

Ketika Jepang menyerbu Indonesia, Soeharso beserta istrinya masih berada di Ketapang.

Saat itu, Jepang membunuh para kaum terpelajar karena takut akan mempengaruhi rakyat sehingga akan menentang Jepang.

Mertua Soeharso yakni dr. Agusjam juga menjadi korban kekejaman Jepang.

Soeharso dan istrinya berusaha untuk kabur dari Ketapang dan tiba di pasar ikan Jakarta lalu melanjutkan perjalanan hingga ke Semarang.

Namun angin yang membawa perahu Soeharso tidak bersahabat, sehingga Soeharso terdampar di laut hingga tiga hari lamanya.

Soeharso dan istrinya kemudian mendarat di Indramayu Jawa Barat dan berkesempatan pergi ke Bandung.

Setelah dari Bandung, Soeharso kembali ke Indramayu.

Soeharso lalu melanjutkan perjalanan darat hingga ke Salatiga, Ibukota Karesidenan Surakarta Jawa Tengah.

Soeharso akhirnya bekerja di Rumah Sakit Jebres Sala yang dipimpin oleh dr. Pujo.

Pemerintah Jepang yang kehilangan Soeharso di Ketapang memutuskan untuk mencari Soeharso.

Beruntung, pada saat itu Soeharso dilindungi oleh dr. Mayeda yang berasal dari Jepang.

Sehingga Soeharso selamat dan tetap bekerja di Rumah Sakit Jebres.

Ketika masa revolusi, Soeharso banyak berjasa kepada pemerintah Indonesia karena merawat dan menyembuhkan para pejuang gerilya.

Pada saat itu Soeharso bertugas di wilayah Ampel Boyolali hingga mendekati Salatiga.

Soeharso sering menyamar sebagai petani biasa untuk membohongi Belanda ketika membawa obat-obatan.

Pada saat itu, banyak korban yang mengalami cacat fisik akibat perang.

Banyak yang kehilangan kaki dan tangannya.

Melihat dan mendengar keluh kesah para pejuang membuat hati Soeharso terketuk dan mencoba mencari bantuan dari segala sisi. (2)

  • Karier
    • 1939 – Asisten di RSUP Surabaya
    • 1939 – Dokter di Sambas, Kalimantan Barat
    • 1942 – Dokter di RS Jebres, Kota Surakarta
    • 1948 – Mendirikan bengkel pembuatan kaki dan tangan tiruan (prostesis) di RS Umum Surakarta
    • 1951 – Mendirikan Rehabilitasi Centrum Penderita Cacat Tubuh di Surakarta
    • 1953 – Mendirikan Rumah Sakit Ortopedi dan Yayasan Pemeliharaan Anak-anak Cacat di Surakarta (YPAC)


Tanda Jasa

  • Tahun 1954 : World Rehabilitation Prize oleh World Veteran Federation.
  • Tahun 1956 : Fellow of The International Colelge of Surgeons.
  • Tahun 1958 : Penghargaan IDI pada Muktamar VII.
  • Tahun 1961 : Bintang Satya Lencana Pembangunan.
  • Tahun 1961 : Bintang Satya Lencana Kebaktian Sosial.
  • Tahun 1968 : Bintang Mahaputra Kelas III.
  • Tahun 1969 : Albert Marry Lasker Award, Untuk Prof. Dr. R. Soeharso dan Nyoya.
  • Tahun 1969 : Warga Kehormatan daerah Propinsi Jawa Tengah.
  • Tahun 1969 : Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Kedokteran dari Universitas Airlangga.
  • Tahun 1969 : University Of California, sebagai Qualified Instruktor Clinical.
  • Tahun 1970 : Penghargaan dari People To People Program Committee For Handicapped, Amerika Serikat.
  • Tahun 1974 : Pahlawan Nasional. (3)

  • Penghargaan


Prod. Dr. Soeharso mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres No. 088/Tk/1973 tanggal 6 November 1973. (4)

(TribunnewsWiki/Sekar)

Jangan lupa Subscribe youtube channel TribunnewsWiki ya!



Nama Prof. Dr. Soeharso


Tanggal lahir Boyolali, 13 Mei 1912


Meninggal Solo, 27 Februari 1971


Ayah Raden Sastrosoeharso


Istri Johar Insiyah


Anak Tunjung Suwarsono


Tunjung Wijayanto


Tunjung Hasta


Jasa Dokter


Penghargaan Pahlawan Nasional


Sumber :


1. sosok-tokoh.blogspot.com
2. pahlawanpejuangku.blogspot.com
3. biografi-pahlawan-nasional-indonesia.blogspot.com


Penulis: Sekar Dwi Setyaningrum
Editor: haerahr

Berita Populer