17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Ki Sarmidi Mangunsarkoro

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PAHLAWAN NASIONAL - Ki Sarmidi Mangunsarkoro


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ki Sarmidi Mangunsarkoro lahir di Surakarta pada 23 Mei 1904.

Mengawali pengabdian pada masyarakat setelah lulus dari Sekolah Arjuna Jakarta.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro kemudian diangkat menjadi Kepala HIS Budi Utomo Jakarta.

Semasa hidup, dikenal sebagai tokoh pendidikan dan budayawan serta aktif di bidang politik yaitu di PNI.

Setelah Indonesia merdeka, Ki Sarmidi Mangunsarkoro memprakasai lahirnya Serikat Rakyat Indonesia (Serindo) yang kemudian berganti nama menjadi PNI.

Kala itu, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menentang Perjanjian Linggarjati yang dianggap merugikan Pemerintah Indonesia.

Setelah dibubarkan, Ki Sarmidi Mangunsarkoro bergabung dengan Partindo, lalu menjadi anggota Gerindo. (1)

Ki Sarmidi Mangunsarkoro merupakan sosok sederhana yang memiliki pemikiran serta wawasan kebangsaan tinggi.

Hal itu tercermin pada penampilannya yang selalu mengenakan peci, kemeja putih, bersarung, dan memakai sandal.

Ketika menjadi menteri, Ki Sarmidi Mangunsarkoro juga tidak mau menempati rumah dinas yang disediakan.

Ketika menghadiri acara jamuan kepresidenan, Ki Sarmidi Mangunsarkoro tetap menggunakan sarung dan peci. (2)

  • Peran di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan


Pada Kongres Pemuda 1928, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menyampaikan gagasan mengenai pentingnya pendidikan kebangsaan bagi pemuda Indonesia.

Kiprah Ki Sarmidi Mangunsarkoro di bidang organisasi dimulai semasa menjadi Ketua Jong Java Cabang Yogyakarta.

Pada tahun 1930-an, Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi anggota Pengurus Besar Kepanduan Bangsa Indonesia.

Selain itu, juga aktif sebagai Ketua Taman Siswa Jakarta pada 1928-1940.

Secara bersamaan, Ki Sarmidi Mangunsarkoro merangkap jabatan sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Taman Siswa serta Pimpinan Umum Taman Siswa Jawa Barat dan Sumatra Selatan.

Pada periode 1930-an, Ki Sarmidi Mangunsarkoro juga menjabat sebagai pimpinan Taman Dewasa Raya di Jakarta.

Pada 1947, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menjadi ketua Panitia Mangunsarkoro.

Kepanitiaan ini bertugas merumuskan dasar-dasar perjuangan Taman Siswa berdasarkan azas Taman Siswa pada 1922.

Kala itu, kepanitiaan yang dipimpin Ki Sarmidi Mangunsarkoro berhasil merumuskan Panca Darma.

Terdiri atas lima azas yaitu, kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

Selain di Taman Siswa, Ki Sarmidi Mangunsarkoro juga aktif di bidang pendidikan dan terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan.

Kala itu, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menjadi penggagas berdirinya Akademi Seni Rupa, Konservatorium Karawitan, dan Anggota Dewan Penyantun Universitas Gajah Mada.

Ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1950, Ki Sarmidi Mangunsarkoro berhasil melahirkan Undang-Undang Pendidikan Nasional.

Undang-undang ini menjadi yang pertama dalam sejarah pendidikan Republik Indonesia.

Konsep Ki Sarmidi Mangunsarkoro tentang pendidikan meliputi pendidikan yang dilakukan oleh sekolah dan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro juga berperan dalam mendorong berdirinya sekolah jabatan dan sekolah industri.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro mengarahkan peserta didik agar menggunakan ilmu pengetahuan untuk kepentingan bangsa.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi Ketua Musyawarah Kebudayaan nasional pada 1952 dan kemudian menjabat sebagai Ketua Badan Kebudayaan Pemerintahan RI.

Kala itu, Ki Sarmidi Mangunsarkoro mencangangkan kebudayaan rakyat berdasarkan Pancasila. (1)

PAHLAWAN NASIONAL - Ki Sarmidi Mangunsarkoro (pahlawancenter.com)

  • Karya


Ki Sarmidi Mangunsarkoro menulis banyak buku sebagai tempat untuk mencurahan gagasan.

Buku yang ditulisnya tidak hanya bertema pendidikan atau kebuayaan saja.

Namun juga memuat masalah ekonomi, sosial, hingga kedudukan wanita dalam masyarakat.

Beberapa judul buku yang ditulis oleh Ki Sarmidi Mangunsarkoro:  (1)

Pendidikan Nasional (Keluarga, Jogjakarta, 1948)

Masjarakat Sosialis (Pelopor, Jogjakarta, 1951)

Dasar-Dasar Pendidikan Nasional (Pertjetakan Keluarga, 1951)

Kebudajaan Rakjat (Usaha Penerbitan Indonesia, 1951)

Dasar Sosiologi dan Kebudajaan untuk Pendidikan Indonesia Merdeka(Prapancha, Jogjakara, 1952)

Ilmu Kemasjarakatan (Prapancha, 1952)

Sosialisme, Marhaenisme dan Komunisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1955)

Inti Marhaenisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1954)

Guru Tak Berkarakter ratjun Masjarakat: Sumbangan dari Kementerian Penerangan RI oentoek guru Nasional yang Membentuk Djiwa Nasional (ditulis bersama dg Asaat gelar Datuk Mudo, Kementerian Penerangan RI, kata Pengantar 1950)

Dasar Sosisologi dan Kebudajaan untuk Rakjat Indonesia (Prapancha, 1952) (2)

  • Wafat


Ki Sarmidi Mangunsarkoro wafat di Jakarta, pada 8 Juni 1957.

Dimakamkan di makam keluarga Besar Taman Siswa, Taman Wijaya Brata, Celeban, Yogyakarta. (2)

Atas jasa dan perjuangannya terhadap bangsa dan negara, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 113/TK/2011 tanggal 7 November 2011. (1)

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)



Nama Ki Sarmidi Mangunsarkoro


Lahir Surakarta


23 Mei 1904


Dikenal Sebagai PAHLAWAN NASIONAL


Wafat Jakarta, 8 Juni 1957


Makam Taman Wijaya Brata, Celeban, Yogyakarta


Sumber :


1. pahlawancenter.com
2. id.wikipedia.org


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr

Berita Populer