Informasi
TRIBUNNEWSWIKI.COM- Gatot Mangkoepradja adalah pemimpin pergerakan nasional.
Gatot Mangkoepradja memiliki jasa yang besar dalam perjuangan memperbaiki bangsa.
Gatot Mangkoepradja berhasil meyakinkan masyarakat internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia sehingga mendapat dukungan penuh dari Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan kolonialisme.
Gatot Mangkoepradja juga yang menggelorakan ide nasionalisme dan kemerdekaan Indonesia di kalangan rakyat dengan cara mengunjungi berbagai daerah.
Peran Gatot Mangkoepradja sangat besar dalam pembentukan PETA dan mempertahankan Pancasila sangat besar .
Atas jasa dan pengorbanan Gatot Mangkoepradja kepada bangsa dan negara, pemerintah menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden RI. No. 089/TK/Th. 2004 tanggal 5 November 2004. (1)
Kehidupan awal
Gatot Mangkoepradja lahir pada 15 Desember 1898 di Kampung Citamiang, Desa Panjunan Kabupaten Sumedang.
Ayah Gatot Mangkoepradja, ialah dr. Saleh Mangkoepradja adalah putra Rd. H. Moehammad Tajib, Hoofd penghulu di Landraad Ciamis dengan Nyimas Soewarta, keturunan Prabu Wastukancana.
dr. Saleh, adalah dokter yang cukup terkenal di Sumedang karena dalam prakteknya selain menggunakan obat-obat farmasi juga menggunakan obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan di Indonesia.
ketika meninggal ayah Gatot juga meninggalkan warisan armada angkutan jurusan Sumedang-Cirebon.
Seluruh kekayaan dibagikan pada keenam anaknya, dan sejak pembagian warisan Gatot Mangkoepradja tak pernah bekerja untuk mencari nafkah lagi. (2)
Pendidikan
Gatot Mangkoepradja pertama memasuki sekolah Frobel School Ny. Westenenk di Sumedang.
Pada 1905 Gatot Mangkoepradja melanjutkan sekolahnya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Bandung.
Ketika usianya tujuh tahun, ibu Gatot Mangkoepradja meninggal dunia.
Pada 1912 Gatot Mangkoepradja melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter) namun hanya bertahan tiga tahun.
Gatot Mangkoepradja pindah ke Hogere Burger School (HBS) namun tidak selesai.
Pada 1922 Gatot Mangkoepradja bekerja di Jawatan Kereta Api dan berhenti 1925, karena ayahnya meninggal dunia.
Sejak berada di STOVIA Gatot Mangkoepradja berkenalan dengan dunia politik.
Gatot Mangkoepradja membentuk Paguyuban Pasundan antara lain bersama D.K. Ardiwinata, E. Poerawinata, dan Djoendjoenan Setiakoesoemah.
Pada 1918, dalam usia 17 tahun, Gatot Mangkoepradja sudah dipercaya menjadi anggota pimpinan Bond van Inheemsche Studeerenden di Bandung.
Perkumpulan ini mengkoordinasikan pelajar-pelajar STOVIA, Kweekschool, AMS, kelak perkumpulan ini berfusi menjadi Jong Java.
Pada 1926 Gatot Mangkoepradja aktif dalam Algemene Studie Club Bandung. Di sinilah ia pertama kali bertemu Soekarno.
Gatot Mangkoepradja sangat mengidolakan sosok Bung Karno. (2)
Setahun kemudian, Gatot Mangkoepradja membantu Soekarno mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia, kelak berubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Soekarno menjadi ketua, sedangkan Gatot menjadi sekretaris pusat (2)