Peristiwa ini terutama dirasakan wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Meski listrik secara berangsur sudah menyala, beberapa wilayah masih mengalami gangguan pemadaman hingga Senin (5/8/2019).
Dikutip dari Kompas.com, pemadaman listrik di Jawa Barat, Jakarta, dan sebagian wilayah Banten bermula dari adanya gangguan di SUTET 500 kV Ungaran-Pemalang pada Minggu, (4/8/2019) siang kemarin.
Di saat yang sama, listrik di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali tetap berjalan normal.
Kemudian, pukul 11.48 WIB daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta padam secara serentak.
Pemadaman listrik ini melumpuhkan pelayanan telekomunikasi dan transportasi, juga membuat operasional ATM terganggu.
Berikut sejumlah fakta yang terjadi dari pemadaman listrik tersebut, dihimpun dari Kompas.com :
Supervisor Operasi PLN UP3 Bekasi Jajang Edi Setiawan mengatakan, hingga kini baru 62 persen listrik di wilayah Bekasi yang sudah pulih.
Namun, lanjut Jajang, 62 persen listrik di wilayah Bekasi yang sudah nyala itu kemungkinan akan kembali mati karena ada pemadaman listrik bergilir.
"Sekitar 62 persen yang sudah nyala di Bekasi. Ada kemungkinan seperti itu (akan padam lagi).
Makannya kami buat rencana skenario manuver untuk satu atau dua daerah yang kami gilir," kata Jajang saat dikonfirmasi wartawan, Senin (5/8/2019).
Listrik yang tidak juga kembali normal di kawasan Serpong Utara membuat warga frustasi.
Bahkan, ada warga yang sudah berniat pulang kampung jika pemadaman listrik terus berlanjut.
Farid Assifa, warga Kayu Gede, Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara mengaku kesal lantaran sudah lebih dari 26 jam listrik padam di wilayahnya.
"Harapannya ya segera nyala soalnya sudah enggak sabar dan kesal.
Bahkan, saya kalau begini terus mau pulang kampung dulu, biar jadi perhatian PLN," ujar Farid kepada Kompas.com, Senin (5/8/2019).
Presiden Joko Widodo mendatangi Kantor Pusat PT PLN Persero, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019), untuk meminta penjelasan mengenai peristiwa listrik padam di sejumlah wilayah Pulau Jawa.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi beserta rombongan bertemu dengan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN, Sripeni Inten Cahyani beserta jajaran direksi yang menjelaskan penyebab padamnya listrik.
Dalam paparannya selama sekitar 10 menit, Sripeni mengatakan, ada masalah teknis terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500KkV.
Dengan raut wajah kesal, Jokowi menilai, penjelasan yang diberikan terlalu panjang.
"Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkulasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," ujar Jokowi.
Plt Dirut PLN tersebut lalu meminta waktu untuk menjelaskan kembali.
Akan tetapi, setelah mendengarkan penjelasan Sripeni, Presiden meninggalkan ruang pertemuan dan menolak meladeni wawancara dengan awak media.
Pemadaman listrik yang telah berlangsung selama belasan jam di wilayah Jawa Barat, Jakarta, dan Banten membuat Google menandai kejadian ini sebagai kondisi darurat.
Google memberikan label "peringatan SOS" pada hasil pencarian terkait pemadaman listrik di Pulau Jawa ini.
Pun demikian di aplikasi Google Maps.
Label tersebut tidak sembarangan disematkan oleh Google.
Google akan mempertimbangkan sejumlah faktor untuk menentukan, apakah kejadian tersebut layak atau tidak dikategorikan sebagai kondisi darurat.
Polri ikut menginvestigasi penyebab padamnya listrik di hampir seluruh Pulau Jawa dan Bali pada Minggu (4/8/2019) kemarin.
Polri ingin memastikan, apakah peristiwa tersebut disebabkan oleh faktor gangguan teknis, kelalaian, faktor alam, bahkan hingga kemungkinan adanya sabotase.
"Yang jelas dicari dulu penyebabnya. Penyebabnya bisa jadi gangguan teknis, kemudian ada human error, kemudian gangguan lain," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).