Kehidupan awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Basuki Rahmat lahir pada 4 November 1921 di Tuban, Jawa Timur dan merupakan seorang jenderal serta politikus Indonesia.
Sang ayah, Raden Soenodihardjo Sudarsono berprofesi sebagai asisten kepala daerah setempat.
Sedangkan sang ibu, Soeratni telah meninggal pada Januari 1925 ketika Basuki berusia empat tahun.
Basuki Rahmat masuk ke sekolah dasar saat berusia tujuh tahun.
Pada tahun 1932, sang ayah meninggal dunia yang membuat Basuki Rahmat sempat berhenti sekolah.
Basuki Rahmat kemudian tinggal bersama adik ayahnya dan lulus SMP pada tahun 1939. (1)
Pendidikan
Pada usia tujuh tahun, Basuki Rahmat masuk Sekolah Dasar H.I.S. (Hollands Inlands School) yaitu sekolah dasar khusus untuk para anak ambtenaan (Pegawai Negeri) di Tuban.
Pada tahun 1935, saat berusia 14 tahun dan duduk di kelas empat H.I.S, sang ayah meninggal dunia sehingga Basuki terpaksa pindah dan ikut bibinya, Surowinoto ke Bojonegoro.
Setamat H.I.S., Basuki Rahmat melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebrig Lager Onderwijs) di Surabaya dan tamat pada tahun 1939.
Basuki Rahmat lalu melanjutkan pendidikannya ke sekolah guru Hollands Inlands Kweekschool (H.I.K.) Muhammadiyah Yogyakarta dan tamat pada tahun 1942. (2)
Karier militer
Pada tahun 1943, selama pendudukan Jepang di Indonesia, Basuki Rahmat bergabung dengan Pembela Tanah Angkatan Darat (PETA), sebuah kekuatan tambahan yang dibentuk Jepang.
Pada tanggal 5 Oktober 1945, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk dan Basuki Rahmat langsung mendaftar menjadi anggota di Kota Ngawi, Jawa Timur.
Di TKR, Basuki Rahmat ditempatkan di KODAM VII/Brawijaya (kemudian dikenal sebagai Wilayah Militer V/Brawijaya).
Berikut jabatan Basuki Rahmat dalam militer:
- Komandan Batalyon di Ngawi (1945-1946),
- Komandan Batalyon di Ronggolawe (1946-1950),
- Komandan Resimen ditempatkan di Bojonegoro (1950-1953),
- Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium V / Brawijaya (1953-1956),
- Penjabat Panglima Daerah Militer V / Brawijaya (1956). (1)
Supersemar
Dalam pemerintahan, Basuki Rahmat pernah menjabat sebagai Menteri Veteran Letnan dalam Kabinet Dwikora pimpinan Soekarno pada periode 1964-1966.
Basuki Rahmat juga merupakan saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal Amirmachmud dan Jenderal M. Jusuf.
Supersemar yang merupakan akronim dari Surat Perintah 11 Maret adalah kunci pembuka pintu perubahan tata kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai bidang.
Melalui Surat Perintah 11 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta organisasi pendukungnya yang merupakan dalang kudeta 1965 dibubarkan.
Dalam memulihkan keadaan tersebut, jasa Basuki Rahmat sangatlah besar. (3)
Basuki Rahmat dipercaya sebagai Sekretaris Penguasa Perang Pusat (Peperta) yang dipimpin oleh presiden. (4)
Orde baru
Penyerahan Supersemar secara de facto memberi Soeharto kekuasaan eksekutif dan Basuki Rahmat segera membentuk kabinet.
Basuki Rahmat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri sejak kabinet pertama Soeharto di bulan Maret 1966 hingga ketika Soeharto resmi menjadi presiden di bulan Juni 1968. (5)
Wafat
Basuki Rahmat tutup usia di Jakarta pada 8 Januari 1969 akibat penyakit jantung.
Basuki Rahmat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Atas jasanya pada negara, Jenderal TNI Anumerta Basuki Rahmat diberi gelar pahlawan nasional pada 9 Januari 1969. (5)
Penghargaan
Setelah Basuki Rahmat meninggal, Pemda Jakarta mengubah nama Jalan Proklamasi (Depok Timur) yang terhubung ke Jalan Arif Rahman Hakim (Margonda) menjadi Jalan Basuki Rahmat.
TV Jakarta dan Depok pernah membuat film pendek mengenai riwayat hidupnya. (5)