Profil
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Untung Suropati adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjuan melawan VOC di Pulau Jawa yang berasal dari Bali.
Untung Suropati lahir dengan nama Surawiroaji.
Awalnya, Untung Suropati merupakan budak VOC dan diberi nama 'Untung' karena dianggap membawa keberuntungan.
Untung Suropati pernah berkarier di kemiliteran VOC, namun berakhir memberi tentara Belanda.
Nama 'Suropati' ia dapatkan dari penguasa Cirebon.
Setelah menaklukkan Pasuruan, Untung Suropati diangkat menjadi bupati.
Untung Suropati meninggal saat melawan VOC.
Anak-anak dan pengikutnya diasingkan ke Srilanka oleh VOC. (1)
Masa Kecil
Untung Suropati lahir di Bali tahun 1660.
Seluruh anggota keluarga Untung Suropati meninggal dalam suatu pemberontakan.
Pada usia tujuh tahun, Untung Suropati dijual di Ujung Pandang sebagai budak.
Ia kemudian dibeli oleh Kapten van Baber, namun diberikan kepada Edeleer Moor, seorang pegawai VOC di Batavia (sekarang Jakarta).
Sejak Untung Suropati mengabdi pada Moor, kariernya maju dengan pesat.
Moor diangkat menjadi mayor, lalu menjadi anggota Dewan Hindia (Raad van Indie) alias dewan penasihan Gubernur Jenderal.
Sejak saat itu Moor memberi nama panggilan 'Untung' karena dianggap membawa keberuntungan.
Sebagai budak, Untung ditugaskan untuk mengasuh putri Moor, Suzanne.
Beranjak dewasa, keduanya ternyata jatuh cinta dan menikah diam-diam.
Saat mengetahui hal itu, Moor marah besar dan memenjarakan Untung Suropati.
Selama dalam penjara Untung mendapat pengalaman baru.
Untung bergaul dengan orang-orang penjara yang menceritakan tentang kesengsaraan rakyat akibat pemerasan pegawai-pegawai Belanda.
Sejak saat itu kebencian Untung mulai tumbuh. (1)
Mendapat Nama Suropati
Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa raja Banten dikalahkan VOC.
Putranya yang bernama Pangeran Purbaya melarikan diri ke Gunung Gede.
Ia memutuskan menyerah tetapi hanya mau dijemput perwira VOC pribumi.
Kapten Ruys (VOC) berhasil menemukan kelompok Untung yang melarikan diri.
Mereka ditawari pekerjaan sebagai tentara VOC daripada hidup sebagai buronan.
Untung pun dilatih ketentaraan, diberi pangkat letnan, dan ditugasi menjemput Pangeran Purbaya.
Untung menemui Pangeran Purbaya untuk dibawa ke Tanjungpura.
Pasukan Vaandrig Kuffeler yang ikut dalam rombongan tersebut memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar.
Untung tidak terima dan menghabisi pasukan Kuffeler di Sungai Cikalong pada 28 Januari 1684.
Pangeran Purbaya memilih menyerah ke Tanjungpura karena tidak ingin muncul perperangan.
Namun, istrinya yang bernama Raden Ayu Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya pulang ke Kartasura. (3)
Di kemudian hari, keduanya menikah dengan restu ayah Raden Ayu Gusik Kusuma, Patih Nerangkusuma.
Ternyata ayah dari istri Raden Ayu Gusik Kusuma juga memiliki pandangan yang sama dengan Untung yang membenci VOC.
Ketika melewati Kesultanan Cirebon, Untung berkelahi dengan Raden Suropati, anak angkat sultan.
Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Suropati, yang akhirnya dihukum mati.
Sejak itu nama 'Suropati' oleh Sultan Cirebon diserahkan kepada Untung.
Pada Februari 1686, Untung Suropati ditangkap oleh Kapten François Tack yang merupakan utusan VOC.
Kedua kubu bertempur dan bermuara pada meninggalnya 75 anggota VOC termasuk Kapten Tack.
Pertempuran itu dianggap sebagai peristiwa paling terkenal dalam sejarah VOC.
Taktik yang digunakan Untung Suropati adalah menjebak Tack dan kemudian membakar sebagian istana agar VOC tidak curiga.
Tumenggung Wiranegara
Untung Suropati pindah ke Jawa Timur setelah berhasil mengalahkan wilayah Pasuruan dibawah bupati Anggajaya bersama Nerangkusuma dan mendirikan Kerajaan Pasuruan.
Untung berkuasa di Pasuruan dengan gelar Tumenggung Wiranegara.
Pada bulan September 1706, VOC bersama Mataram, Madura dan Surabaya yang dipimpin Mayor Goovert Knole menyerang Pasuruan.
Untung Surapati akhirnya tewas dalam pertempuran pada 5 Desember 1706. (4)
Lokasi yang dianggap sebagai makam untung Surapati berada di dukuh Mancilan dan dukuh Belik, terletak di Kelurahan Pohjentrek Kecamatan Purworejo, Kabupaten Pasuruan.
Ada yang mengatakan makamnya juga ada di Bangil dan bahkan juga ada di Mojokerto.
Beberapa sumber lain menyatakan bahwa makam Untung Surapati dibongkar oleh Herman de Wilde dan jenazahnya dibakar dan abunya dibuang ke laut. (5)
Pahlawan Nasional
Bagi Belanda, Untung Suropati merupakan musuh besar.
Dalam usaha untuk menundukkan Untung Suropati, Belanda sampai harus mengerahkan ribuan serdadu dengan biaya yang sangat besar.
Untung Suropati telah mencatatkan namanya dalam sejarah bangsanya.
Kisah Untung Suropati dicatat dalam 'Babad Tanah Jawi'.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 106/TK/Tahun 1975 tanggal 3 November 1975 Untung Suropati ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.