Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Rosihan Anwar merupakan seorang tokoh pers nasional.
Sejak muda hingga masa tuanya, Rosihan Anwar tetap konsisten pada profesinya sebagai jurnalis.
Rosihan Anwar tetap menulis artikel-artikel berkualitas meski sudah tidak memiliki media lagi.
Rosihan Anwar menjadi panutan dan guru bagi para jurnalis muda hingga menghembuskan napas terakhir pada 2011 ketika berusia 89 tahun. (1)
Selain dikenal sebagai seorang wartawan, banyak juga yang menyebut Rosihan Anwar sebagai seorang sastrawan, sejarawan, bahkan budayawan.
Rosihan Anwar hidup dalam ‘multi-zaman’ dan telah bergelut di dunia jurnalistik semenjak masa perjuangan. (2)
Baca: Jakob Oetama
Baca: P. K. Ojong
Kehidupan Pribadi
Rosihan Anwar lahir di Kubang Nan Dua, Sirukam, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada 10 Mei 1922.
Merupakan anak ke empat dari 10 bersaudara, sang ayah bernama Anwar Mahawaja Sutan dan ibunya Siti Safiah.
Rosihan Anwar menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Zuraida Sanawi.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga orang anak yaitu Naila, Omar Luthfi dan Aida Fathya.
Rosihan Anwar menghembuskan napas terakhir pada 14 April 2011 saat usianya 89 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. (3)
Riwayat Pendidikan
Rosihan Anwar mengenyam pendidikan formal pertama di Holandsch Inlandsche School (HIS) Padang pada 1935.
Lulus dari HIS, Rosihan Anwar melanjutkan ke MULO, sekolah setingkat SMP pada masa Belanda di Padang pada 1939.
Rosihan Anwar kemudian pergi ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan menengah atas di Algemeene Middelbare School (AMS).
Rosihan Anwar juga menempuh berbagai pelatihan baik di dalam maupun luar negeri di antaranya Drama Workshop, Yale University, Amerika Serikat (1950) dan School of Journalism, Columbia University, New York, Amerika Serikat (1954) yang membuat kemampuannya makin matang. (4)
Riwayat Karier
Rosihan Anwar yang kerap disapa Pak Ros mengawali karier sebagai wartawan Asia Raya pada era penjajahan Jepang 1843.
Pada 1945, Rosihan Anwar dipercaya menjadi redaktur harian Merdeka selama satu tahun.
Kariernya di dunia pers terus naik, pada 1947 Rosihan Anwar menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Siasat dan Harian Pedoman.
Di sela pekerjaannya, Rosihan Anwar terus mendalami pengetahuan di dunia jurnalistik dengan mengikuti berbagai pelatihan baik di dalam maupun luar negeri.
Ketika memasuki peralihan menuju Orde Baru, Rosihan Anwar dan Jakob Oetama yang juga seorang jurnalis kawakan Indonesia dianugerahi Bintang Mahaputra III sebagai tanda wartawan sejati sebelum Revolusi Indonesia.
Selain berkecimpung di dunia jurnalistik, Rosihan Anwar yang hidup di lima zaman ini pun turut aktif di dunia perfilman.
Pada 1950, Rosihan Anwar mendirikan Perfini (Perusahaan Film Nasional) bersama Usmar Ismail.
Belum puas, Rosihan Anwar juga pernah menjajal dunia aktor sebagai figuran di film 'Darah dan Doa' dan menjadi produser film 'Terimalah Laguku'.
Sejak 1981, Rosihan Anwar selalu aktif mempromosikan film Indonesia ke mancanegara.
Suami dari Siti Zuraida Sanawi ini juga aktif sebagai kritikus film.
Di tahun yang sama, Rosihan Anwar dipercaya sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat setelah sempat menjadi Ketua Umum PWI Pusat (1970-1973) dan Ketua Pembina PWI Pusat (1973-1978). (5)
Rosihan Anwar juga gemar menulis puisi.
Puisinya banyak dimuat di surat kabar Asia Raya, Merdeka, juga majalah mingguan politik dan budaya, Siasat. (6)
Rosihan Anwar juga menulis untuk berbagai media lain mulai dari harian The Age, harian Hindustan, Kantor Berita World Forum Features, mingguan Asian, The Straits, Kompas, KAMI, AB, Business News, dan beberapa media lain baik nasional maupun internasional.
Bahkan hingga tua, Rosihan Anwar masih tetap menulis meski sudah tidak memiliki media.
Sedikitnya ada 25 buku yang telah terbit baik buku atas namanya sendiri maupun hasil kolaborasi.
Rosihan Anwar juga sempat menjadi dosen tidak tetap Fakultas Sastra Universitas Indonesia sejak 1983 sampai akhir hayat. (7)
Buku terakhir yang ditulisnya adalah 'Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jilid IV' (Penerbit Buku Kompas, November 2010).
Rosihan bahkan masih menyiapkan memoar kehidupan cintanya dengan sang istri yang lebih dulu meninggal dunia dengan judul 'Belahan Jiwa, Memoar Rosihan Anwar dengan Siti Zuraida'.
Rosihan Anwar meninggal dunia, Kamis (14/4/2011) pukul 08.15 di Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta Selatan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. (8)
Buku
Perkisahan Nusa: Masa 1973-1986
Islam dan Anda: Pertjikan Permenungan Wak Hadji (1962)
Perdjalanan Terachir Pahlawan Nasional Sutan Sjahrir (1966)
Jatuh Bangun Pergerakan Islam Di Indonesia (1971)
Kisah-Kisah Zaman Revolusi (1975)
Kisah-Kisah Jakarta Setelah Proklamasi (1977)
Kenang-kenangan Pangrehpraja Belanda 1920-1942 (1977)
Ajaran dan Sejarah Islam untuk Anda (1979)
Mengenang Sjahrir (1980)
Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik 1961-1965 (1981)
Sebelum Prahara: Pergolakan Politik Indonesia 1961-1965 (1981)
Menulis dalam Air: Sebuah Otobiografi (1983)
Musim Berganti (1985)
Api Perjuangan Kemerdekaan di Kota Padang (1986)
Dari Daulat Tuanku Ke Daulat Rakyat: Pembangunan Manusia: Pelita Hati (1992)
Soebadio Sastrosatomo: Pengemban Misi Politik (1995)
Wartawan & Kode Etik Jurnalistik (1996)
Singa dan Banteng: Sejarah Hubungan Belanda-Indonesia 1945-1950 (1997)
Quartet: Pertemuan dengan Empat Sahabatku (1999)
In memoriam: mengenang yang wafat (2002)
Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia (2004)
Bukuku Kakiku (2004)
Perjalanan Hidup Saya (2004)
Semua Berawal Dengan Keteladanan (2007)
Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Jilid 2 (2009)
Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Jilid 3 (2009)
Napak Tilas ke Belanda, 60 Tahun Perjalanan Wartawan KMB 1949 (2010)
Sutan Sjahrir: Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan 1906-1966 (2010)
Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Jilid 4 (2010)
Sutan Sjahrir: Negarawan Humanis, Demokrat Sejati Yang Mendahului Zamannya (2011)
Belahan Jiwa: Memoar Kasih Sayang Percintaan Rosihan Anwar & Zuraida Sanawi (2011)
Sang Pelopor: Tokoh-Tokoh Sepanjang Perjalanan Bangsa (Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia, #5) (2012)
Sang Pelopor: Tokoh-Tokoh Sepanjang Perjalanan Bangsa (Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia, #6) (2012)
Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia Jilid 7: Kisah-kisah Zaman Revolusi Kemerdekaan (2015) (9)
Penghargaan
Bintang Mahaputra III (1974)
Bintang (The Order of the Knights) Rizal, Philipina (1977)
Piagam Penghargaan Pena Emas PWI Pusat (1979)
Third ASEAN Awards in Communication (1993)
Anugerah Kesetiaan Berkarya sebagai Wartawan (2005)
Bintang Aljazair (2005)
Life Time Achievement (2007) (10)