Dilansir oleh Kompas.com, Pihak Hyundai yang diwakili oleh Direktur Utama Hyundai Young Woon Kong, Executive Vice Chairman Hyundai, Euisun Chung, Executive Vice President Hyundai Hong-Jae Park, dan Senior Vice President Youngtack Lee, meminta beberapa hal kepada pemerintah Indonesia.
Hyundai yang merupakan perusahaan otomotif yang bertempat di Seoul, Korea Selatan ini menginginkan agar pemerintah Indonesia memberi insentif untuk pembangunan pabrik mobil di kawasan industri Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang, Jawa Barat pada 2021.
Insentif yang dimaksud adalah insentif fiskal berupa libur pajak atau tax holiday.
Alasan permintaan insentif dari pihak Hyundai adalah karena investasi yang akan dibangun adalah berorientasi ekspor.
Menurutnya (jajaran Hyundai), perusahaan akan melakukan ekspor sekitar 40 persen dari hasil produksinya, sedangkan 60 persen akan dipasarkan di dalam negeri.
Selain meminta insentif fiskal, pihak Hyundai juga meminta izin impor ke Pemerintah Indonesia.
Hyundai meminta izin impor bahan baku dari beberapa negara luar.
Baca: Kemiri
Baca: Cengkih/Cengkeh
Baca: Lada/Merica
Apabila disetujui, Hyundai berencana memulai produksi kendaraannya pada tahun 2021 dengan kapasistas 250 ribu unit per tahun.
Produksi kendaraan Hyundai yang akan dikerjakan akan bervariasi, mulai dari jenis Sport Utility Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV), Hatchback, dan Sedan.
Hyundai juga berencana akan menyerap sekitar 3.500 tenaga kerja.
Selain itu, Hyundai juga menerangkan potensi perkembangan teknologi dalam otomotif, yaitu electric vehicle (kendaraan listrik), fuel cell vehicle (mobil berbahan bakar hidrogen), autonomous vehicle (mobil tanpa awak), kemudian yang terakhir flying vehicle (mobil terbang / melayang).
Baca: Kayu Manis
Baca: Karet
Baca: Pala (Rempah-rempah)
Saat menerima perwakilan dari Hyundai Motors Group, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Airlangga Hartarto berkomentar terkait maksud keinginan Hyundai dengan mengatakan bahwa investasi di bidang otomotif akan menjadi andalan ekspor Indonesia ke depan.
"Hyundai telah menegaskan komitmennya untuk segera memulai investasi di Tanah Air. Indonesia dinilai tepat menjadi basis produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor," ucap Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Kamis (25/7/2019).
Airlangga juga menerangkan bahwa pertemuan pemerintah Indonesia dengan perwakilan Hyundai Motors Group membahas pemberian fasilitas tax holiday serta perjanjian dagang.
"Saat ini Hyundai sedang melakukan survei di kawasan industri Jawa Barat, seperti daerah Bekasi, Karawang, Purwakarta (Bekapur), dan Subang. Untuk nilai investasinya masih dalam pembahasan," kata Airlangga, seperti dikutip dari Kompas.com.
Pada prinsipnya pemerintah mendukung investasi Hyundai dengan fasilitas fiskal yang sudah tersedia.
Berkomentar mengenai permintaan Hyundai untuk izin impor bahan baku ke luar, Airlangga menyatakan bahwa izin impor masih dinegosiasikan.
Izin impor menurut Airlangga juga dapat memanfaatkan hubungan bilateral dan multilateral yang telah dibangun pemerintah Indonesia
Hal ini menurutnya merujuk pada perjanjian perdagangan dengan ASEAN-Korea, ASEAN-China, dan India.