Boris Johnson Terpilih Menjadi Perdana Menteri Inggris

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Boris Johnson

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Boris Johnson dipastikan akan terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan Theresa May.

Dikutip dari laman BBC.CO.UK, hal itu terjadi karena Boris Johnson memenangkan pemilihan pemimpin Partai Konservatif di Westminster, London, England, United Kingdom pada Selasa, 23 Juli 2019 pukul 12.57 waktu Inggris.

Boris Johnson yang mempunyai nama lengkap Alexander Boris de Pfeffel Johnson ini berhasil mengalahkan Jeremy Hunt dalam pemilihan pemimpin Partai Konservatif.

Boris Johnson mendapatkan suara 92.153, sedangkan Jeremy Hunt 46.656 suara.

Boris Johnson secara resmi menggantikan Theresa May pada 24 Juli 2019.

Sebelumnya, Theresa May mengumumkan dirinya akan mundur dari pimpinan Partai Konservatif setelah gagal membuat kesepakatan kebijakan Brexit di Parlemen.

Proses pergantian Theresa May ke Boris Johnson akan berlangsung ketika Theresa mengajukan permohonan pengunduran diri kepada Ratu Inggris.

Baca: Avatar (2009)

Baca: Greenpeace

  • Tentang Boris Johnson & Kontroversial

Boris Johnson adalah salah seorang kandidat yang difavoritakan untuk maju dalam pemilihan pemimpin Partai Konservatif.

Sebelumnya, ia menjadi Walikota London selama 8 tahun ( 4 Mei 2008 - 9 Mei 2016) yang kemudian digantikan oleh Sadiq Khan dari Labour Party (Partai Buruh)

Sebelum menjadi walikota, Boris pernah menjadi anggota parlemen (MP) dari kota Henley, Uxbridge, dan South Ruislip.

Laporan BBC United Kingdom, pada tahun 2018, ia pernah melakukan kritik yang cukup kontroversial ketika mengatakan bahwa seorang perempuan yang memakai burka / burqa adalah mirip seperti 'letterboxes' atau kotak surat.

  • Tugas

Dilansir dari THESUN.CO.UK, selama menjadi pemimpin Partai Konservatif sekaligus Perdana Menteri Inggris, kedepannya Boris Johnson bertugas untuk kebijakan sebelumnya yaitu membawa Inggris keluar dari Uni Eropa.

Kebijakan keluar dari Uni Eropa sudah dikemukakan sejak 29 Maret 2019 namun tidak kunjung diloloskan parlemen karena belum mendapat persetujuan.

Boris Johnson juga mengemukakan bahwa kebijakan meninggalkan Uni Eropa akan dilakukan tanpa persetujuan (apabila dibutuhkan), dan ia memperkirakan dalam janjinya bahwa kebijakan Brexit akan terjadi dimungkinkan pada 31 Oktober 2019.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM / Dinar Fitra Maghiszha)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribunnewswiki



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer