Blangkon

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Blangkon Surakarta


Daftar Isi


  • Sejarah Blangkon


TRIBUNNEWSWIKI.COM –  Blangkon merupakan penutup kepala yang termasuk dalam pakaian tradisional Jawa.

Banyak yang mengatakan bahwa blangkon merupakan asimilasi budaya Hindu dan Islam.(1)

Blangkon berasal dari kata ‘blangko’ yang artinya siap pakai.

Pada zaman dahulu blangkon tidak berbentuk bulat, tetapi seperti ikat kepala dengan proses pengikatan yang rumit.

Seiring perkembangan jaman, tercipta inovasi untuk membuat ikat kepala siap pakai yang dijuluki sebagai blangkon.(2)

Pada prinsipnya blangkon terbuat dari kain ikat atau udeng berbentuk persegi empat bujur sangkar.

Ukuran kainnya kira-kira selebar 105 cm x 105 cm.

Kain tersebut lalu dipotong menjadi dua secara melintang.(3)

Namun pada zaman dahulu pembuatan blangkon harus sesuai prinsip yang ada.

Lipatan yang menutupi kepala berjumlah 17 lipatan yang menandakan 17 rakaat dalam salat lima waktu.

Mondolan di bagian belakang blangkon bermakna mencegah manusia tidur dan menutup mata.

Letak mondolan juga diusahakan di tengah dan lurus ke atas, diibaratkan menghadap ke sang pencipta.(2)

Blangkon yang telah selesai dibuat dijemur di bawah sinar matahari agar lemnya kering dan tahan lama. (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)

  • Blangkon Solo dan Jogja


Blangkon Solo dan blangkon Jogja sekilas Nampak sama, namun terdapat perbedaan masing-masing

Blangkon Solo terbuat dari kain batik yang warnanya cenderung kecoklatan, seperti batik Sogan.

Sedangkan untuk Blangkon Jogja dibuat dengan kain batik yang warnanya cenderung putih, seperti batik Bledak.

Pada bagian belakang blangkon terdapat mondolan, mondolan ini juga berbeda antara Solo dan Jogja.

Mondolan berbentuk datar mencerminkan blangkon Solo, dan mondolan berbentuk menonjol merupakan blangkon Jogja.

Jebeh  berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti ujung dari ikat kepala.

Bentuk jebeh juga mengikuti dari nama asal blangkon tersebut, blangkon Solo dan Jogja pun memiliki perbedaan.

Jebeh Solo berbentuk segitiga sedangkan Jogja terdapat lipatan yang meyerupai sayap kupu-kupu.

Rosmiati (44) menjelaskan perbedaan Blangkon Solo dan Blangkon Jogja saat ditemui di rumahnya di Kampung Blangkon, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo, pada Selasa (23/7/2019). (TRIBUNNEWSWIKI.COM/AFITRIA CIKA)

  • Pembuatan Blangkon


Pembuatan blangkon dibagi menjadi dua jenis, yaitu blangkon paron dan blangkon prapatan.

Blangkon paron terbuat dari kain batik yang dibagi menjadi dua.

Cara pembuatan ini lebih menuntuk ketelitian dan konsentrasi.

Namun sisa kain dari pembuatan blangkon paron lebih sedikit, bahkan cenderung tidak ada, karena setiap kain yang tersisa bisa dipakai.

Berbeda dengan pembuatan blangkon prapatan.

Blangkon prapatan terbuat dari kain batik yang telah dibagi menjadi empat.

Cara pembuatan blangkon yang petama yaitu mengukur congkeng sesuai dengan cetakan.

Cetakan blangkon ini terbuat dari kayu jati, sebab kayu jati memiliki tekstur yang keras dan kuat.

Congkeng yang telah sesuai, kemudian dijahit agar kuat.

Cetakan kayu lalu dilapisi dengan plastik agar terlindung dari lem.

Setelah itu congkeng dilapisi dengan kertas sebanyak enam lembar agar kerangka blangkon kokoh dan tidak mudah penyok.

Lem yang digunakan berasal dari pati kanji yang dicampur air dan dimasak hingga matang.

Untuk memperkuat blangkon, ditambah dengan lem kayu.

Lalu lapisan kertas dilapisi dengan kain batik yang suadah disediakan, lalu di lem bagian depan, atas, kanan, dan kini, menyisakan bagian belakang.

Bagian belakang dipasang mondolan sesuai dengan jenis blangkon.

Mondolan ini terdiri dari serbuk kayu yang diikat dengan kain.

Tahap selanjutnya adalah pemasangan wiron, atau kain batik yang dilipat kecil dan rapi, dilanjutkan dengan waton, tutupan serta jebeh.

Setelah selesai, blangkon dijemur di bawah terik matahari hingga kering.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)

Jangan lupa subscribe Youtube channel TRIBUNNEWSWIKI di TribunnewsWIKI Official





Sumber :


1. bobo.grid.id
2. krjogja.com
3. www.siagaindonesia.com/107577/blangkon-bukan-sekedar-penutup-kepala-orang-jawa.html


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer