Hari Raya Galungan

Penulis: Adya Rosyada Yonas
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari Raya Galungan diperingati oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Bali.


Daftar Isi


  • Tentang Hari Raya Galungan


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hari Raya Galungan merupakan hari raya besar umat Hindu di Bali.

Perayaan tersebut dilakukan sebagai hari menangnya kebaikan atas keburukan (Dharma kelawan Adharma).

Hari Raya Galungan datang setiap enam bulan sekali dalam hitungan kalender Bali.

Penanggalan kalender Bali setiap bulannya terdiri dari 35 hari.

Hari Galungan akan datang setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Rabu (Budha) Kliwon Wuku Dungulan.

Hari Raya Galungan pertama pertama kali dirayakan di Bali pada hari purnama Kapat tepat Budha Kliwon Dungulan, tanggal 15, tahun saka 804 atau 882 Masehi.

Baca: Upacara Ngaben

Baca: Sasando

Sejumlah Umat Hindu melakukan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnata, Plumbon, Banguntapan, Bantul,DI Yogyakarta, Rabu (7/9/2016). (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI)

  • Sejarah


Latar belakang perayaan Galungan didasari kisah pada abad ke-8 masehi.

Pada saat itu, Bali dipimpin oleh seoranng raja dari Kerajaan Bedahulu, Gianyar, yang sakti dan merupakan keturunan raksasa.

Raja tersebut bernama Raja Mayadenawa.

Mayadenawa memimpin dengan lalim dan kejam.

Raja Mayadenawa menganggap dirinya tidak terkalahkan sehinga rakyat harus menyembahnya layaknya Dewa.

Kesaktian Raja Mayadenawa didapat dari ketekunan imannya untuk memohon pada Dewa Siwa agar diberi kekuatan dapat merubah wujud.

Kekuatan merubah wujud dan kesombongan Raja Mayadenawa berhasil membuatnya menjadi seorang penguasa wilayah Bali dan memperluas kekuasaannya ke Lombok Sumbawa, Bugis, hingga Blambangan.

Selama pemerintahan raja tersebut, rakyat tidak makmur.

Rakyat juga dilarang untuk menyembah Dewa dan menghancurkan pura.

Rakyat hanya diam dan tidak berani melawan karena kesaktian sang raja.

Gagal panen dan kelaparan juga terjadi di mana-mana.

Kemudian ada seorang pendeta bernama Sangkul Putih atau Mpu Sangkul Putih yang juga merupakan Pemangku Agung di Pura Besakih.

Sangkul Putih iba melihat keadaan rakyat yang seperti itu.

Sangkul Putih akhirnya melakukan meditasi di Pura Besakih untuk memohon petunjuk dari para Dewa.

Dalam pertapaannya, Sangkul Putih mendapatkan wahyu untuk datang ke Jambu Dwipa (India) untuk meminta bantuan.

Setelah pergi ke Jambu Dwipa, Sangkul Putih mendapat bantuan dari sana dan juga dari Kahyangan yang dipimpin oleh Dewa Indra.

Mereka kemudian berniat untuk memerangi Raja Mayadenawa.

Mayadenawa yang mengetahui rencana tersebut segera mempersiapkan pasukannya sehingga terjadi perang besar yang menyebabkan kedua pihak menuai banyak korban.

Sejumlah Umat Hindu membawa sesaji saat akan melakukan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnata, Plumbon, Banguntapan, Bantul,DI Yogyakarta, Rabu (7/9/2016). (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI)

Perang akhirnya dimenangkan oleh Sangkul Putih beserta pasukannya.

Raja Mayadenawa yang memiliki kekuatan untuk mengubah wujud kemudian menyusup pasukan Dewa Indra dan menuangkan racun pada sumber air.

Kemudian pasukan yang meminum dari sumber air tersebut keracunan.

Mengetahui hal tersebut Dewa Indra membuat sumber air baru yang mampu mengobati pasukannya.

Setelah para pasukan pulih, mereka mengejar Mayadenawa yang bersembunyi di sebuah gua.

Gua tersebut diberi nama Goa Mayadenawa.

Mayadenawa selalu berubah-ubah wujud agar dapat mengelabui Dewa Indra.

Pada akhirnya Dewa Indra dengan kesaktiannya dapat menemukan dan membunuh Mayadenawa.

Kemudian hari kemenangan tersebut diperingati sebagai Hari Raya Galungan, yang bermakna kemenangan Dharma (kebaikan) terhadap Adharma (keburukan).

Baca: Tari Topeng Cirebon

Baca: Tari Gambyong

  • Makna


Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bertarung atau menang.

Galungan juga berasal dari Dungulan yang memiliki arti menang.

Dalam kalender Bali, wuku kesebelas disebut Dungulan sedangkan di Jawa disebut wuku Galungan.

Walaupun berbeda nama namun maknanya tetap sama yaitu kemenangan.

Perayaan Hari Raya Galungan melambangkan hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

Galungan bermakna bahwa segala niat dan usaha baik akan selalu menang dibandingkan niat dan usaha buruk.

Selain itu galungan juga dimaknai sebagai tangga menuju kehidupan yang lebih bersih.

Sedangkan penjor, hiasan bambu yang digunakan saat Hari Raya Galungan sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat yang diberikan Tuhan.

Bentuk lengkungan penjor melambangkan gunung yang menyimpan berbagai sumber daya alam yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Penjor akan dipasang selama dua pekan di setiap gedung. 

Baca: Bahasa Betawi

Baca: Tari Langen Mandra Wanara

 

Persiapan prosesi upacara galungan di Pura Agung Amerta, Batam, Selasa (22/10/2013). (Tribun Batam/Argianto Da Nugroho)

  • Ritual


Hari Raya Galungan dirayakan selama 10 hari.

Walaupun begitu, ritualnya akan dimulai sebelum perayaan Hari Galungan.

Rakyat Bali akan memakai baju adat berupa kebaya yang didominasi warna putih.

Sedangkan para wanita akan menjunjung sajen.

Hari pertama disebut Penyajaan kemudian dilanjutkan Penampahan pada hari berikutnya.

Serangkaian peringatan dalam Hari Raya Galungan dimulai dari Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyekeban, Penyajan, Penampahan, Raya Galungan, Umanis Galungan, Pemaridan Guru, Ulihan, Pemacekan Agung, Kuningan, dan Pegat Wakan.

Sedangkan perayaan sehari setelah Hari Raya Galungan disebut Umanis Galungan.

Sebelum memasuki Hari Raya Galungan, biasanya umat Hindu akan membuat kue, memasang penjor, dan menghias pura.

Saat Hari Raya Galungan tiba, umat Hindu akan bersembahyang mulai dari rumah hingga ke pura-pura sekitar.

Sehrai setelah perayaan Hari Raya Galungan biasanya umat Hindu mengisinya dengan bertemu kerabat dan keluarga.

Baca: Tari Klasik Gaya Yogyakarta

Baca: Tari Beksan Wanara

 

Sejumlah umat Hindu Kota Palembang melaksanakan ritual sembahyang Hari Raya Galungan di Pura Agung Sriwijaya, Seduduk Putih, Palembang, Rabu (1/2/2011). (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat)

(TribunnewsWiki.com/Yonas)


Jangan lupa subscribe official Youtube channel TribunnewsWiki di TribunnewsWIKI Official:



Nama Perayaan Hari Raya Galungan


Peringatan Setiap 210 hari sekali


Agama Hindu


Sumber :


1. bobo.grid.id
2. www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181226125607-284-356427/mengenal-hari-raya-galungan-dan-kuningan-di-bali
3. desasangeh.badungkab.go.id


Penulis: Adya Rosyada Yonas
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer