Ditemui Tribunnewswiki dini hari seusai acara, Juliyatmono mengatakan bahwa kegiatan hari koperasi nasional di Kabupaten Karangnyar merupakan kegiatan yang membumi.
Baca: Fakta Kasus Tewasnya Presenter TVRI, Hilang dan Ditemukan di Selokan, Didasari Motif Sakit Hati
Baca: BREAKING NEWS! Pesawat Cessna Jatuh di Sungai Rambatan Cimanuk, Satu Korban Hanyut Terbawa Arus
Baca: Menangis, Nunung Beberkan Permintaan Suami saat Ultah, Saya Minta Kado Kamu Berhenti Narkoba
“Intinya cukup appreciated, cukup bagus dan tentu hal-hal yang menyentuh nurani, melalui kegiatan-kegiatan religi ini tampaknya memang yang kita sebut kekinian.
Kegiatan kekinian yaitu dapat menyentuh nurani secara religius, mampu menggerakkan dan menggetarkan, dan makna kehidupan itu bisa terasa.
Tidak semata-mata kita hanya mencari dunia dengan sukses atau menumpuk harta benda kesuksesan saja, namun yang terpenting adalah bermanfaat bagi orang lain.” ujar Juliyatmono, Senin, (22/7/2019), pukul 00.15 WIB.
Baca: Fakta Kasus Tewasnya Presenter TVRI, Hilang dan Ditemukan di Selokan, Didasari Motif Sakit Hati
Baca: SEMARAK! Ada Cak Nun di Peringatan Harkopnas 2019 di Karanganyar, Sekitar 8000 Peserta Hadir.
Baca: Cerita Didi Kempot Patah Hati hingga Gofar Hilman Ingat Kisah Cintanya di Acara Ngobam
Juliyatmono juga mengatakan bahwa kegiatan semacam tersebut nantinya akan diselenggarakan tiga bulan sekali.
Kegiatan yang diselenggarakan dapat berwujud salawat, tabligh akbar, malam cinta rasul, dan lain sebagainya.
“Hampir kita pastikan, kalo pemerintah sendiri setiap tiga bulan.
Kita akan hadirkan tokoh-tokoh yang memang punya kecintaan tersendiri.” kata Juliyatmono
Baca: Dari Seni Jalanan Tarian Khas Jawa Tengah Ini Naik Kelas ke Keraton Surakarta, Begini Sejarahnya
Baca: 7 Tanda Perempuan Gampang Selingkuh, Cek Apakah Pasanganmu Termasuk di Dalamnya
Baca: Menangis, Nunung Beberkan Permintaan Suami saat Ultah, Saya Minta Kado Kamu Berhenti Narkoba
Juliyatmono juga berpesan bahwa apabila masyarakat mencintai tokoh-tokoh seperti Cak Nun, Habib Syekh, Gus Ali, dan tokoh lainnya, maka akan lebih meningkatkan antusias penonton.
“Supaya orang mengingat bahwa semakin tambah umur itu bukan berarti umur bertambah tapi hakekatnya kan berkurang. Nah diisi dengan hal-hal bermakna.” tambah Juliyatmono.
Terkait keberadaan koperasi, menurut Juliyatmono, koperasi selama ini kurang mendapat porsi yang cukup dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan.
Baca: Viral, Lisa Marlina Dianggap Lecehkan Bali, Niluh Djelantik Tetap Laporkan Meski Ia Minta Maaf
Baca: Jangan Pernah Cuci Sumpit Menggunakan Air dan Detergen, Ini Alasannya
Baca: Bom Waktu Menunggu, Keluarga Polo Bongkar Rahasia Nunung, Pemakai Sejak 1998 hingga Hubungan Gelap
Menurutnya, koperasi adalah bagian dari kerjasama, kolektivitas, dan kebersamaan.
Menurut Juliyatmono, koperasi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, berbentuk gotong royong, dan kebersamaan berbagi kebahagiaan.
“Koperasi itu kerja bersama, kolektivitas, kebersamaan itu tidak hanya lembaga koperasi tapi adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari, gotong royong, bersama-sama turut berbagi kebahagiaan, dan selalu bersama” imbuh Juliyatmono.
Baca: 5 Zodiak Ini Gampang Banget Bosan hingga Sering Melakukan Perubahan, Kamu Termasuk?
Baca: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Baca: Jake Gyllenhaal
Hal ini juga dikonfirmasi oleh ketua panitia acara, Mulyoto yang memberi komentar bahwa kegiatan Hari Koperasi Nasional di Karanganyar merupakan murni dari seluruh gerakan koperasi yang ada di Karanganyar.
Mulyoto sedikit menyinggung soal pendanaan kegiatan yang membengkak.
Namun demikian, Mulyoto menambahkan bahwa hampir 90 persen acara berlangsung sesuai yang diharapkan.
Baca: Diisukan Bangkrut, PT Pos Indonesia Keluarkan Siaran Pers untuk Klarifikasi
Baca: Rachel Amanda
Baca: Soto Tangkar
Kegiatan peringatan Hari Koperasi Nasional tahun 2019 di Kabupaten Karanganyar digelar secara berbeda.
Rangkaian kegiatan ini sengaja diselenggarakan besar dari kolektivitas koperasi-koperasi.
Kegiatan tersebut terdiri dari jalan sehat, penampilan panggung, aneka perlombaan, dan ditutup pada malam harinya oleh kegiatan ‘Sinau Bareng’ bersama Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dan Gamelan Kiai Kanjeng.
Rangkaian kegiatan berakhir sekitar pukul 00.30 WIB.